Kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga masih rendah. Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai masih banyak yang membuang limbah cair dan padat langsung ke sungai.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO), Tri Bayu Aji, mengatakan limbah rumah tangga atau industri dilarang dibuang langsung ke sungai. Limbah tersebut hendaknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. “Apakah itu (limbah) dari permukiman atau industri harus diolah dulu. Masyarakat kita yang tinggal di pinggir sungai menjadi perhatian utama.
Sekarang limbah rumah tangga langsung dibuang ke sungai,” katanya, kemarin. Untuk meminimalisasi dampak pembuangan limbah, BBSSO akan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di permukiman warga. Limbah rumah tangga akan diolah di IPAL komunal terlebih dahulu, kemudian dibuang ke sungai.
“Kami akan mulai menahan, agar limbah tidak langsung dibuang ke sungai. Semua limbah rumah tangga akan dibuang ke IPAL komunal. Setelah diolah di IPAl tersebut baru dibuang ke aliran sungai,” ujar dia.
Menurut rencana pembangunan IPAL komunal akan mulai dilakukan tahun ini. Pihaknya akan memfokuskan pembangunan IPAL di permukiman warga yang berdekatan dengan aliran sungai yang terdapat di beberapa kabupaten/kota. “Kami akan memulai pembangunan IPAL pada tahun ini. Rencananya kami akan membangun satu IPAL komunal pada beberapa RT, atau satu RW kami bikin satu.
Tergantung jumlah penduduk yang akan menggunakan,” jelas dia. Terkait jumlah anggaran yang disiapkan, ia belum dapat menyebutkannya secara pasti. Penggunaan anggaran akan dilakukan seefisien mungkin, tergantung kondisi di wilayah masing-masing.
“Yang penting kami bangun dan bermanfaat untuk masyarakat,” sambung dia. Ketua Forum Masyarakat Sungai Serayu, Eddy Wahono, mengatakan untuk mengetahui kualitas air sungai, pihaknya telah menebar sedikitnya 10.000 ekor benih ikan di sekitar bendung Gerak Serayu, Rawalo.
“Pada peringatan Hari Air Dunia kemarin kami melakukan penebaran benih ikan. Penebaran benih ikan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air sungai. Kalau ikannya bisa hidup, artinya kondisi air sungai masih bagus,” kata dia.
sumber Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar