update sabtu, 3 des 2016
jembatan logawa: pt nindya karya
terowongan notog: pt pp
jembatan serayu: lupa, bukan bumn lah.
terowongan kebasen: pt adhi karya
desa pangebatan, sebelah selatan pjl tanjung
masih pangebatan, jembatan kali jengok.
sebelah utara sta notog. truk mundur bawa ballast/kricak
ujung utara terowongan notog
calon lokasi emplasment sta kebasen yg digeser ke selatan. tampak bangunan baru stasiun di kiri jauh.
bonus, krakatau lewat sta kebasen
jembatan logawa: pt nindya karya
terowongan notog: pt pp
jembatan serayu: lupa, bukan bumn lah.
terowongan kebasen: pt adhi karya
desa pangebatan, sebelah selatan pjl tanjung
masih pangebatan, jembatan kali jengok.
sebelah utara sta notog. truk mundur bawa ballast/kricak
ujung utara terowongan notog
calon lokasi emplasment sta kebasen yg digeser ke selatan. tampak bangunan baru stasiun di kiri jauh.
bonus, krakatau lewat sta kebasen
__________________
Jalur Ganda Purwokerto-Kroya Siap Dibangun
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, Kamis, 03 Maret 2016, PURWOKERTO -- Jalur ganda (double track) kereta api antara Purwokerto dan Kroya, Jawa Tengah, mulai dilaksanakan pembangunannya oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono.
"Pembangunan jalur ganda lintas tengah sepanjang 27,168 kilometer, yakni dari km 349+954 di Purwokerto hingga km 377+122 di Kroya itu dilaksanakan secara parsial dan bertahap mulai bulan Desember 2015," katanya di Purwokerto, Kamis sore.
Menurut dia, pekerjaan pembuatan tubuh jalur KA (roadbed) dan beberapa pekerjaan sipil meliputi pembangunan drainase dan "box culvert" saluran air sudah mulai dikerjakan sejak bulan Desember 2015.
Sementara pekerjaan lain meliputi pembangunan jembatan, terowongan, "track" jalur KA, serta sistem persinyalan akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2016.
"Proyek jalur ganda Purwokerto-Kroya ini sendiri masuk dalam program 'double track' Kementerian Perhubungan tahun 2015-2018," katanya.
Ia mengatakan bahwa dalam tahap awal pembangunan jalur ganda, dilaksanakan pembuatan tubuh jalur KA (roadbed) di sisi jalur KA eksisting.
Menurut dia, pekerjaan tersebut meliputi penggalian, pengurukan, dan pemadatan tanah serta pembuatan Bangunan Hikmat (BH) skala kecil dan sedang berupa jembatan kecil serta "box culvert" saluran air.
"Pembangunan BH besar berupa jembatan dan terowongan direncanakan akan dikerjakan mulai tahun 2016 hingga tahun 2018," jelasnya.
Surono mengatakan bahwa pembangunan jalur ganda Purwokerto-Kroya mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena kondisi geografis di daerah yang dilewati merupakan kombinasi dataran tinggi dan sungai sehingga harus dilakukan pembangunan beberapa jembatan serta terowongan.
Dalam hal ini, kata dia, ada dua jembatan panjang dan tiga terowongan baru yang harus dikerjakan, yakni jembatan Sungai Logawa dan Sungai Serayu serta terowongan di Notog sebanyak satu buah dan Kebasen sebanyak dua buah.
"Di Kebasen sudah ada satu terowongan. Nanti untuk jalur yang baru akan dibuat dua terowongan lagi," katanya.
Selain dua jembatan panjang baru, kata dia, pada proyek jalur ganda juga akan dibuat tiga jembatan baru yang masing-masing memiliki panjang 50 meter, yakni di Kali Bodas, Kali Jengok, dan Kali Tenggulun.
"Kalau jembatan baru di Sungai Logawa memiliki panjang 280,2 meter sedangkan Sungai Serayu sepanjang 277,2 meter," tambahnya.
Menurut dia, jembatan baru di Sungai Logawa dan Sungai Serayu akan dibangun untuk dua jalur KA sekaligus di sisi jembatan yang ada saat ini.
Dengan demikian, kata dia, jembatan lama nantinya tidak akan digunakan lagi untuk lalu lintas KA.
Ia mengatakan bahwa jembatan Sungai Logawa yang baru akan dibangun sepanjang 280,2 meter atau lebih panjang 22,2 meter dari jembatan saat ini yang sepanjang 258 meter.
"Jembatan Sungai Logawa akan menggunakan struktur kombinasi antara tipe 'Welded Through Truss (WTT)' dan 'Prestressed Concrete-T (PC-T) box', sedangkan jembatan Sungai Serayu yang baru akan dibangun menggunakan struktur tipe WTT sepanjang 277,2 meter atau lebih panjang 22,2 meter dari jembatan saat ini yang sepanjang 255 meter," katanya.
http://nasional.republika.co.id/beri...-siap-dibangun
__________________
Wangon the Town of Intersection
Jalur Ganda Purwokerto-Kroya Siap Dibangun
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, Kamis, 03 Maret 2016, PURWOKERTO -- Jalur ganda (double track) kereta api antara Purwokerto dan Kroya, Jawa Tengah, mulai dilaksanakan pembangunannya oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono. "Pembangunan jalur ganda lintas tengah sepanjang 27,168 kilometer, yakni dari km 349+954 di Purwokerto hingga km 377+122 di Kroya itu dilaksanakan secara parsial dan bertahap mulai bulan Desember 2015," katanya di Purwokerto, Kamis sore. Menurut dia, pekerjaan pembuatan tubuh jalur KA (roadbed) dan beberapa pekerjaan sipil meliputi pembangunan drainase dan "box culvert" saluran air sudah mulai dikerjakan sejak bulan Desember 2015. Sementara pekerjaan lain meliputi pembangunan jembatan, terowongan, "track" jalur KA, serta sistem persinyalan akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2016. "Proyek jalur ganda Purwokerto-Kroya ini sendiri masuk dalam program 'double track' Kementerian Perhubungan tahun 2015-2018," katanya. Ia mengatakan bahwa dalam tahap awal pembangunan jalur ganda, dilaksanakan pembuatan tubuh jalur KA (roadbed) di sisi jalur KA eksisting. Menurut dia, pekerjaan tersebut meliputi penggalian, pengurukan, dan pemadatan tanah serta pembuatan Bangunan Hikmat (BH) skala kecil dan sedang berupa jembatan kecil serta "box culvert" saluran air. "Pembangunan BH besar berupa jembatan dan terowongan direncanakan akan dikerjakan mulai tahun 2016 hingga tahun 2018," jelasnya. Surono mengatakan bahwa pembangunan jalur ganda Purwokerto-Kroya mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena kondisi geografis di daerah yang dilewati merupakan kombinasi dataran tinggi dan sungai sehingga harus dilakukan pembangunan beberapa jembatan serta terowongan. Dalam hal ini, kata dia, ada dua jembatan panjang dan tiga terowongan baru yang harus dikerjakan, yakni jembatan Sungai Logawa dan Sungai Serayu serta terowongan di Notog sebanyak satu buah dan Kebasen sebanyak dua buah. "Di Kebasen sudah ada satu terowongan. Nanti untuk jalur yang baru akan dibuat dua terowongan lagi," katanya. Selain dua jembatan panjang baru, kata dia, pada proyek jalur ganda juga akan dibuat tiga jembatan baru yang masing-masing memiliki panjang 50 meter, yakni di Kali Bodas, Kali Jengok, dan Kali Tenggulun. "Kalau jembatan baru di Sungai Logawa memiliki panjang 280,2 meter sedangkan Sungai Serayu sepanjang 277,2 meter," tambahnya. Menurut dia, jembatan baru di Sungai Logawa dan Sungai Serayu akan dibangun untuk dua jalur KA sekaligus di sisi jembatan yang ada saat ini. Dengan demikian, kata dia, jembatan lama nantinya tidak akan digunakan lagi untuk lalu lintas KA. Ia mengatakan bahwa jembatan Sungai Logawa yang baru akan dibangun sepanjang 280,2 meter atau lebih panjang 22,2 meter dari jembatan saat ini yang sepanjang 258 meter. "Jembatan Sungai Logawa akan menggunakan struktur kombinasi antara tipe 'Welded Through Truss (WTT)' dan 'Prestressed Concrete-T (PC-T) box', sedangkan jembatan Sungai Serayu yang baru akan dibangun menggunakan struktur tipe WTT sepanjang 277,2 meter atau lebih panjang 22,2 meter dari jembatan saat ini yang sepanjang 255 meter," katanya. |
Wangon the Town of Intersection
Dibangun Double Track Kroya-Purwokerto
PURWOKERTO – Sampai saat ini realisasi underpass pada perlintasan KA di Jalan Jenderal Sudirman masih belum ada kejelasan. Padahal, underpass tersebut dinilai sangat mendesak. Disamping untuk memperlancar arus lalu lintas, realisasi underpass juga dibutuhkan sebagai antisipasi operasional double track perlintasan KA Kroya-Purwokerto, yang saat ini masih dalam pembangunan.
Manager Humas PT KAI Daop V Purwokerto Surono mengatakan, dengan adanya double track, intensitas tertutupnya palang pintu pada perlintasan sebidang dipastikan akan meningkat. Hal itu berdampak pada arus lalu lintas. Seperti kemacetan, sehingga perlu dibuat perlintasan yang tidak sebidang yaitu fly over atau underpass.
“Itu sesuai yang diamanatkan UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, dimana perlintasan sebidang perlu dibuatkan perlintasan yang tidak sebidang melalui underpass atau fly over,” katanya.
Berdasarkan pantauan Radarmas, sampai saat ini kondisi lalu lintas di perlintasan sebidang Jalan Jenderal Soedirman memang cukup menimbulkan antrean panjang.
Terkait pembangunan double track, Surono menjelaskan, kemungkinan dibutuhkan dua tahun sebelum nantinya bisa beroperasi. Pasalnya, ada beberapa kendala pembangunan seperti pembangunan jembatan panjang, yaitu Sungai Logawa dan Sungai Serayu. Belum lagi ditambah dengan pembangunan terowongan di wilayah Notog.
“Pekerjaan ditangani langsung oleh Ditjen KA Kemenhub, sehingga kita juga tidak mengetahui pasti anggarannya,” katanya.
Lebih lanjut, double track sangat diperlukan, karena kapasitas lintasan yang ada sudah sangat terbatas. Di sisi lain, pembuatan double track juga difungsikan untuk meningkatkan keselamatan perjalanan KA.
“Kondisi single track memang cukup berpotensi menimbulkan kecelakaan KA, karena satu jalur dipakai bergantian untuk dua arah. Kalau sudah double track, masing-masing arah ada jalurnya sendiri. Sehingga potensi kecelakaaan dapat diminimalisir,” ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Prasarana Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyumas Dedy Noorhasan mengatakan, rencana pembangunan underpass di wilayah Jalan Jenderal Sudirman sudah ditindaklanjuti ke Kementerian Perhubungan Pusat. Namun sampai saat ini pemkab masih menunggu kesepakatan MoU dengan pemerintah pusat terkait realisasi pembangunannya.
“Perencanaan sudah ada. Namun pemkab saat ini masih menunggu dari pusat, karena kewenangan tersebut ada di pusat,” jelasnya.
Dedy mengakui, pembangunan tersebut memang dibutuhkan, terutama untuk mengurai kemacetan di jalur tersebut. Dikatakan, adanya peningkatan jumlah kendaraan juga menjadi salah satu faktor diperlukannya pembangunan underpass di wilayah tersebut.
PURWOKERTO – Sampai saat ini realisasi underpass pada perlintasan KA di Jalan Jenderal Sudirman masih belum ada kejelasan. Padahal, underpass tersebut dinilai sangat mendesak. Disamping untuk memperlancar arus lalu lintas, realisasi underpass juga dibutuhkan sebagai antisipasi operasional double track perlintasan KA Kroya-Purwokerto, yang saat ini masih dalam pembangunan.
Manager Humas PT KAI Daop V Purwokerto Surono mengatakan, dengan adanya double track, intensitas tertutupnya palang pintu pada perlintasan sebidang dipastikan akan meningkat. Hal itu berdampak pada arus lalu lintas. Seperti kemacetan, sehingga perlu dibuat perlintasan yang tidak sebidang yaitu fly over atau underpass.
“Itu sesuai yang diamanatkan UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, dimana perlintasan sebidang perlu dibuatkan perlintasan yang tidak sebidang melalui underpass atau fly over,” katanya.
Berdasarkan pantauan Radarmas, sampai saat ini kondisi lalu lintas di perlintasan sebidang Jalan Jenderal Soedirman memang cukup menimbulkan antrean panjang.
Terkait pembangunan double track, Surono menjelaskan, kemungkinan dibutuhkan dua tahun sebelum nantinya bisa beroperasi. Pasalnya, ada beberapa kendala pembangunan seperti pembangunan jembatan panjang, yaitu Sungai Logawa dan Sungai Serayu. Belum lagi ditambah dengan pembangunan terowongan di wilayah Notog.
“Pekerjaan ditangani langsung oleh Ditjen KA Kemenhub, sehingga kita juga tidak mengetahui pasti anggarannya,” katanya.
Lebih lanjut, double track sangat diperlukan, karena kapasitas lintasan yang ada sudah sangat terbatas. Di sisi lain, pembuatan double track juga difungsikan untuk meningkatkan keselamatan perjalanan KA.
“Kondisi single track memang cukup berpotensi menimbulkan kecelakaan KA, karena satu jalur dipakai bergantian untuk dua arah. Kalau sudah double track, masing-masing arah ada jalurnya sendiri. Sehingga potensi kecelakaaan dapat diminimalisir,” ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Prasarana Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyumas Dedy Noorhasan mengatakan, rencana pembangunan underpass di wilayah Jalan Jenderal Sudirman sudah ditindaklanjuti ke Kementerian Perhubungan Pusat. Namun sampai saat ini pemkab masih menunggu kesepakatan MoU dengan pemerintah pusat terkait realisasi pembangunannya.
“Perencanaan sudah ada. Namun pemkab saat ini masih menunggu dari pusat, karena kewenangan tersebut ada di pusat,” jelasnya.
Dedy mengakui, pembangunan tersebut memang dibutuhkan, terutama untuk mengurai kemacetan di jalur tersebut. Dikatakan, adanya peningkatan jumlah kendaraan juga menjadi salah satu faktor diperlukannya pembangunan underpass di wilayah tersebut.
Jalur Rel Ganda Purwokerto – Kroya Digarap
Jalur ini merupakan bagian jalur utama yang menghubungkan jalur rel kereta api lintas utara Pulau Jawa (dari Cirebon) dengan jalur kereta api lintas selatan (dari Kroya). Saat ini, jalur ini tengah ditingkatkan dari jalur rel tunggal menjadi jalur rel ganda untuk mendukung semakin meningkatnya frekuensi lalu-lintas kereta api yang lewat. Jalur ini berada di bawah pengendalian oleh PT KAI Daerah Operasi (Daop) V Purwokerto.
Berbeda dengan kebanyakan jalur kereta api di Pulau Jawa, jalur ini menembus daerah pegunungan (di antara Pegunungan Pembarisan di sisi barat dan kaki Gunung Slamet di sisi timur) dengan jalur yang berliku-liku dan pemandangan yang menarik. Tanjakan yang cukup terjal membuat beberapa rangkaian panjang atau berat memerlukan traksi ganda (loko dobel) untuk memudahkan pergerakan. Terdapat banyak jembatan tinggi dan panjang di jalur ini, salah satunya adalah jembatan Kali Serayu di selatan Stasiun Notog dan terowongan di utara Stasiun Kebasen. (wikipedia)
PURWOKERTO – Jalur double track (rel ganda) dengan medan tersulit antara Purwokerto – Kroya mulai dikerjakan. Proyek rel ganda ini menjadi pengerjaan paling sulit karena harus menembus bukit dengan membangun terowongan yang cukup panjang serta dua jembatan yang menyeberangi Sungai serayu dan Sungai Logawa.
Manager Humas Daop V Purwokerto, Surono mengatakan, pengerjaan double track Purwokerto-Sumpiuh dilakukan oleh kontraktor dalam negeri dengan penanggungjawab dari Satuan Kerja Cirebon-Kroya (Satker Cikro) Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
“Akhir tahun 2015 ini rel ganda koridor Purwokerto-Kroya mulai dikerjakan. Pengerjaannya ditargetkan satu tahun selesai, tetapi mengingat medan yang cukup berat, jika belum selesai maka waktu pengerjaannya akan diperpanjang,”terangnya, Minggu (22/11).
Pengerjaan dilakukan secara bertahap dan tahap pertama dikerjakan mulai dari jalur antara Desa Kedungwuluh hingga Desa Notog, Kecamatan Patikraja. Jalur tersebut merupakan medan yang tidak terlalu sulit. Setelah Desa Notog, maka pembangunan jalur double track ini harus menembus terowongan di perbukitan Desa Notog.
Menurut Surono, dari seluruh proyek double track jalur KA di jalur selatan, jalur Purwokerto-Kroya merupakan proyek yang paling akhir dikerjakan. Sedangkan proyek rel ganda lain yang menjadi tanggung jawab Satker Cikro ini, yakni mulai dari Stasiun Purwokerto hingga Cirebon, sudah selesai dikerjakan seluruhnya.
Kroya-Kutoarjo
Setelah pembangunan double track Purwokerto-Kroya, selanjutnya akan dikerjakan double track antara Kroya – Kutoarjo. Kemungkinan tahun 2016 pengerjaan double track Kroya-Kutoarjo mulai dilakukan.
“Bila pengerjaan jalur ganda Purwokerto-Kroya dan Kroya-Kutoarjo sudah selesai , maka waktu tempuh perjalanan kereta api (KA) dari Solo ke Jakarta bisa lebih cepat lagi antara 1-2 jam dari waktu tempuh sekarang,”jelasnya.
Surono menyebutkan, kebutuhan rel ganda di wilayah Daop V sudah cukup mendesak, karena frekuensi perjalanan KA cukup tinggi. Mulai dari KA penumpang hingga KA barang, angkutan BBM dan angkutan semen.
http://dinhubkominfo.jatengprov.go.id/?p=5442
Berita Sebelumnya...
Anggaran double track lintas selatan Jawa ini hanya 13% dari rencana alokasi dana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditaksir sekitar Rp 78-87 triliun yang rencananya tak akan pakai dana APBN.
"Double track lintas selatan pembangunannya belum dimulai. Ada beberapa hal yang harus diselesaikan (persiapan)," kata Kepala Sub bagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Joice Hutajulu kepada detikFinance Rabu (2/9/2015).
Proyek double track lintas selatan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru menyelesaikan pembangunan pada ruas Prupuk-Purwokerto sepanjang 56 Km dan Kutoarjo-Solo sepanjang 123 Km.
Ruas yang belum tersambung ialah rute Cirebon-Prupuk (74 Km), Purwokerto-Kroya (28 Km), Kroya-Kutoarjo (76 Km), Solo-Madiun (97 Km) dan Madiun-Surabaya (156 Km).
http://finance.detik.com/read/2015/09/02/131826/3007881/4/kereta-cepat-rp-87-t-rel-ganda-lintas-selatan-jawa-rp-12-t-belum-jelas
Pembangunan Jalur Rel Ganda Wilayah Selatan Jateng Selesai 2016
Bisnis.com, PURWOKERTO -- Kementerian Perhubungan menargetkan proyek pembangunan jalur ganda kereta api di selatan Jawa Tengah dapat rampung pada 2016.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan pada 2014 pihaknya akan menyelesaikan pembangunan double track selatan Jawa dari Cirebon-Purwokerto sepanjang 120 Km.
"Jalur ganda lintas selatan Cirebon-Purwokerto 120 Km tahun ini selesai. Selanjutnya Purwokerto-Kroya-Kutoharjo agak sulit karena ada beberapa terowongan," ujarnya, Senin (17/2/2014).
Kendati demikian, Bambang optimistis pembangunan double track Purwokerto-Kroya-Kutoharjo akan tuntas pada 2016. Pembangunan tersebut mendukung pengoperasian jalur kereta api Semarang-Solo dan Semarang-Purwokerto yang dilaksanakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) baru-baru ini.
Dengan jalur ganda tersebut, lintas utara-selatan Jateng terhubung oleh jalur rel ganda guna mengimbangi besarnya kapasitas arus barang dan mobilitas warga.
Pelaksana Proyek Diminta Lebih Tertib
Jalur Rel Ganda Lanjut Terus
11 March 2016 |RADARMASKROYA-Meski masih menyisakan persoalan lalu lintas yang kerap ruwet di jam sibuk di Perlintasan kereta api Kroya, pembangunan double track atau rel ganda kereta api terus dilakukan. Bersamaan dengan proses pengurugan, material bangunan untuk konstruksi jembatan juga mulai didatangkan.
Sejumlah warga meminta agar pelaksana proyek dapat menjaga kebersihan sisa proyek seperti ceceran tanah urug di jalanan. Dimana, hal itu paling membuat jalanan menjadi sangat kotor.
“Kalau yang tercecer diminimalkan, lalu segera dibersihkan, pasti akan cepat bersih. Karena itu pengerjaan pengurugan baiknya saat tidak hujan,” kata M Iqbal salah seorang warga Karangjati.
Dikatakan dia, jalur rel ganda juga bukan hanya bermasalah di perlintasan Kroya. Namun sejumlah perlintasan baik yang berpalang pintu swakarsa apalagi yang tak berpalang pintu akan sangat berbahaya.
“Mudah-mudahan nanti tidak ada perlintasan tidak berpalang pintu. Sebab dengan jalur rel ganda dipastikan volume perjalanan kereta juga akan naik, dan itu menjadi masalah keamanan,” terang dia.
Sementara itu, pantauan Radar Banyumas, konstruksi jembatan mulai didatangkan di jalur Gentasari –Kedawung-Bajing – Kroya. Sejumlah jembatan yang melintas di sungai Kalitipar juga mulai dibangun. Menurut sejumlah pekerja, pembangunan rel ganda memang diupayakan lebih cepat lagi. Hal itu terkait dengan target pembangunan rel ganda Cirebon Kroya atau Cikro.
Sekarang ini, yang sedang dikerjakan yakni jalur antara Purwokerto dan Kroya. pengurugan sudah dimulai sejak dari Desa Bajing Kulon Kroya hingga Karangjati Sampang.
“Sekarang mulai pengurugan dan pembuatan jembatan penghubung. Salah satunya di perbatasan Desa Gentasari dan Kedawung,” kata Darso (49) salah seorang pekerja.
Sementara pengurugan dilakukan dengan melibatkan puluhan truk. Hal itu karena sudah tiga hari ini cuaca cukup baik. Sehingga untuk mempercepat pekerjaan ditambah sejumlah armada untuk mengambil tanah urung dari Kaliwedi.
“Untuk pengurugan sudah mencapai beberapa persen. Tinggal perapian dan penambahan batu untuk penguatan,” beber dia.
Penambahan armada agar pengambilan tanah urug bisa lebih banyak. Sebab jika hujan turun maka pekerjaan pengurugan akan dihentikan karena selain lokasinya yang sulit juga membuat jalan menjadi licin.
“Pengurugan memanfaatkan waktu yang cerah. Sebab kalau cerah ceceran tanah juga mudah dibersihkan. Dan masuk ke lokasi juga lebih mudah,” ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar