Warga Ajibarang berharap pemerintah dapat membatasi jumlah pedagang kaki lima dan penyedia jasa hiburan di lokasi Taman Kota Ajibarang saat ini. Hal ini dilaksanakan supaya lokasi ruang terbuka hijau di pusat kota Kecamatan Ajibarang dapat terhindar dari kekumuhan dan kesemrawutan ini. Warga Ajibarang, Muhammad Rifki (24) mengatakan saat ini lokasi Tamkot Ajibarang terbikang cukup ramai pedagang.
Apalagi lapak pedagang tersebut telah ditata semi permanen. Selain pedagang penyedia jasa hiburan anak juga semakin banyak sekarang ini. ”Kalau bisa dengan kondisi sekarang ini, jumlah pedagang yang ada tidak bertambah lagi. Kecuali pedagang yang keliling saja. Karena semua mangkal maka lokasi tamkot ini dikhawatirkan akan terlihat kumuh, ” jelasnya. Selain menyediakan ruang untuk pedagang, Rifki berharap pemerintah dapat memberikan ruang dan sarana prasarana edukasi untuk pengunjung tamkot tersebut.
Meski kecil, ruang edukasi dan olahraga akan cukup berguna bagi masyarakat. Apalagi sekarang ini pengunjung tamkot cukup ramai. ”Misalkan ruang pertunjujan terbuka, ruang baca atau tempat buku. Di Ajibarang ini juga telah ada perpustakaan jalanan. Kalau mereka dapat terfasilitasi tentunya akan semakin bagus. Kami juga sepakat ketika ada di lokasi tamkot juga terpasang dinding panjat tebing, ” ujarnya.
Tokoh masyarakat asal Desa Tiparkidul Kecamatan Ajibarang, Jarot Gunadi mengatakan pembenahan dan penataan kembali Tamkot Ajibarang perlu ditinjau kembali. Apalagi keluhan demi keluhan dengan kondisi Tamkot Ajibarang yang ada sekarang ini sudah bermunculan. ”Keluhan tentang penerangan tamkot yang minim dan berpotensi disalahgunakan. Makanya usulan penataan kembali tamkot agar lebih menarik dan edukatif idealnya bisa diperhatikan pemerintah,” jelasnya.
Pengusaha muda asal Ajibarang, Ade Irawan mengatakan selain prospektif sebagai tempat komersial, tamkot Ajibarang juga sangat rawan disalahgunakan. Makanya selain aspek ekonomi, pengelolaan tamkot berbasis edukasi, seni budaya, literasi dan ekologi sebagai ruang publik sangat diperlukan. Hal ini penting agar perkembangan Kota Ajibarang dapat berjalan seimbang.
”Bagaimana mendorong generasi muda agar tak hanya berfikir konsumtif saja, itu juga penting. Makanya pemerintah bekerja sama dengan forum CSR yang ada di Banyumas untuk bisa mengalokasikan kontribusinya di bidang pendidikan, seni dan olahraga di Tamkot Ajibarang ini. Apalagi di Ajibarang, komunitas olahraga, literasi, hobi hingga seniman cukup banyak, ” jelasnya.
Sumber Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar