Meski jumlah kunjungan mengalami kenaikan tahun 2017 lalu, rata-rata lama tinggal wisatawan nusantara di Banyumas masih rendah. Hal ini menjadi gejala umum di seluruh destinasi wisata di Provinsi Jawa Tengah. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, tahun 2017 lalu, kenaikan mencapai 1,3 juta pengunjung.
Naik sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. ’’Untuk lama tinggal, hampir sama dengan rata-rata di Jawa Tengah, sekitar 1,41 hari. Masih rendah,’’ katanya, ditemui di sela Musyawarah Daerah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Tengah, di Hotel Santika Purwokerto, Kamis (1/3).
Menurut Asis, peningkatan rata-rata hunian di penginapan disokong oleh adanya sejumlah event berskala nasional di Banyumas. Akan tetapi, rata-rata lama tinggal di Banyumas rendah lantaran masih didominasi pengunjung dari daerah lokal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabudin memaparkan, secara keseluruhan ada dua target yang belum tercapai di sektor pariwisata. Pertama, rata-rata lama tinggal di Jawa Tengah dan jumlah belanja atau pengeluaran. ’’Kedua hal ini amat berat tercapai.
Bahkan di tahun 2018, mungkin juga sulit dicapai,’’katanya. Urip menyebutkan, rata-rata lama tinggal wisatawan di wilayah Jateng hanya 1,41 hari. Angka ini lebih rendah dibandingkan Bali, maupun DI Yogyakarta. Dari hasil analisa, ternyata hal ini disebabkan wisatawan nusantara didominasi dari lokal atau daerah yang berdekatan dengan destinasi wisata.
Dia menambahkan, untuk target jumlah pengeluaran Rp 1,5 juta per hari juga tidak tercapai. Hal itu disebabkan karena wisatawan nusantara didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. ’’64 persen wisatawan nusantara yang berkunjung berusia masih sangat muda yaitu antara 17 sampai 25 tahun. Mereka masih sekolah atau mahasiswa. Jadi memang tidak mungkin untuk berbelanja banyak,’’ujarnya.
sumber Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar