Pemkab Banyumas mulai melirik potensi pengembangan budi daya ikan di aliran Sungai Serayu.
Hal itu untuk mendongkrak produksi sektor perikanan yang sampai saat ini dinilai masih rendah. Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkanak) Banyumas, Sugiyatno, mengatakan, potensi pengembangan budi daya ikan di aliran Sungai Serayu sejauh ini belum tergarap. Selama ini pengembangan perikanan di lokasi itu masih bersifat alami. "Kalau melihat potensinya, Sungai Serayu sangat besar sebenarnya, untuk pengembangan ikan sangat memungkinkan. Selama ini belum kita sentuh pembudidayaan, masih alami dan sudah cukup banyak dimanfaatkan masyarakat," katanya, kemarin.
Dia mengatakan, secara bertahap Pemkab akan mengembangkan perikanan di aliran Sungai Serayu. Langkah itu telah dimulai sejak tahun lalu, dengan penebaran ikan dan tahun ini dilanjutkan dengan pengembangan reservat (daerah suaka perikanan).
"Karena itu, perlu kita kembangkan lebih lanjut perikanan umum ini untuk menunjang produksi perikanan. Produksi perikanan di Banyumas belum terlalu tinggi, sementara kita punya potensi yang sangat besar," ujar dia.
Dia menyebut produksi ikan budi daya belum sebanding dengan tingkat konsumi ikan masyarakat. Saat ini tingkat konsumsi ikan rata-rata baru menyentuh angka 13,7 kg per orang per tahun dari jumlah ideal 33 kg per orang per tahun.
"Produksi ikan hasil budi daya total selama setahun sekitar 9.000 ton. Kalau dikonversi dengan konsumsi minimal, dihitung sekian kg, ini baru tercapai 13,7 kg per orang per tahun, padahal idealanya adalah 33 kg per orang per tahun," jelas dia.
Dia mengatakan, pengembangan perikanan di Serayu akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Antara lain dengan program penebaran benih ikan, pengembangan reservat, dan pembangunan tempat pelelangan ikan (TPI).
"Ini sejalan dengan program kementerian yang merencanakan pengembangan di 10 sungai, salah satunya di Serayu. Saat ini baru dua program yang bisa dilaksanakan, penebaran benih dan pembangunan reservat, untuk TPI belum bisa direalisasikan," ujar dia.
Dia mengatakan, saat ini baru terdapat satu reservat yang berada di hulu Bendung Gerak Serayu dengan luas area sekitar 3 hektare. Pihaknya akan mengkaji kembali untuk menambah reservat di titiktitik yang lain.
"Lokasinya biasanya di daerah cekungan. Di daerah suaka itu tidak boleh diambil ikannya, hanya untuk pengembangan. Setelah besar ikan akan memijah, setelah keluar dari lokasi tersebut ikannya bisa dimanfaatkan masyarakat," kata dia. Pihaknya telah bekerja sama dengan masyarakat, untuk turut menjaga kawasan reservat.
Bentuk sanksi bagi orang yang mengambil ikan di lokasi tersebut akan dibicarakan lebih lanjut dengan masyarakat setempat. Plt Bupati Budhi Setiawan mengatakan, pengembangan perikanan pada perairan umum mempunyai peranan penting untuk ketahanan pangan dan mata pencaharian bagi masyarakat.
Pelestarian ekosistem pada perairan umum perlu integrasi antara pemerintah dan masyarakat. "Harus kita support, agar berdaya guna atau bermanfaat bagi masyarakat. Perikanan di perairan umum punya peranan penting untuk ketahan pangan, khususnya masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai," kata dia.
Menurut dia, pengembangan perikanan di Sungai Serayu diharapkan dapat menjadi stimulan dan mendorong para penambang pasir untuk beralih profesi ke sektor perikanan. Selama ini banyak warga di sekitar sungai yang mengandalkan penambangan pasir sebagai mata pencaharian.
"Banyumas dikenal dengan Sungai Serayu, meskipun mengalir dari Wonosobo sampai Cilacap. Mari berdayakan sungai agar bermanfaat, jangan sampai menimbulkan bencana. Penambangan pasir akan membahayakan bangunan di sekitarnya, seperti jembatan kereta api," ujar dia.
sumber suara merdeka