suaramerdeka.com
Perhimpunan Biro Perjalanan Wisata Banyumas (Pebemas) meminta kalangan pelaku usaha kuliner dan akomodasi untuk bekerja sama membangun citra pariwisata.
Pasalnya, hotel, restoran, rumah makan, dan pusat oleh-oleh menjadi satu bagian penting di dunia wisata. Ketua Pebemas, M Kardiyo, mengatakan, tugas biro perjalanan wisata adalah membawa masuk wisatawan ke wilayah Banyumas.
Mereka mempromosikan potensi lokal ke luar daerah. “Setelah berkunjung ke Banyumas, wisatawan tentunya ingin membeli oleh-oleh atau kenang-kenangan dari daerah yang dikunjungi. Nah, di sinilah peran pelaku usaha sangat dibutuhkan,” ujarnya, kemarin.
Menurut Kardiyo, selama ini pemandu wisata dan biro perjalanan kerap mengeluhkan minimnya pelayanan yang didapat dari pelaku usaha tersebut. Meski mereka berjasa membawa tamu yang berbelanja dengan nominal yang tidak sedikit. Hal itu membuat para pemandu dan biro perjalanan kapok membawa wisatawan ke Banyumas.
Mereka lebih memilih tur ke luar wilayah atau luar pulau. “Keuntungan yang didapat hanya sedikit. Kami meminta dinas terkait untuk membantu kami membangun dialog dengan para pelaku usaha wisata belanja dan akomodasi,” katanya.
Keluhan Wajar
Sementara itu, pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman, Tunjung Linggarwati, mengatakan, keluhan para biro perjalanan dan pemandu wisata itu wajar. Pasalnya, para pelaku usaha restoran, akomodasi, pusat jajanan, dan oleh-oleh belum memiliki kepekaan dan kesadaran wisata.
“Memang tidak semua pelaku usaha di Banyumas seperti itu. Ada baiknya, hal ini diatur dalam regulasi atau kesepakatan kerja sama,” katanya. Dia mengaku kerap membawa tamu baik dari mancanegara maupun Nusantara dalam bentuk grup untuk berbelanja batik.
Tetapi, perajin batik di wilayah Sokaraja jarang yang memberikan feedback berupa potongan harga khusus untuk biro wisata. Menurut Tunjung, pola pikir pengusaha yang beranggapan tanpa jasa biro dan pemandu, para pembeli pasti datang ke gerainya harus diubah. Jika kondisinya demikian, tidaklah heran bila para pelaku wisata juga enggan membawa tamu untuk berbelanja, bahkan berwisata ke wilayah Banyumas.
“Ke depan saya harap Dinporabudpar, Dinperindagkop, dan Kadin Banyumas melakukan pembinaan. Banyumas membutuhkan rencana dan strategi bisnis usaha pariwisata,” tandasnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar