Radarbanyumas
Peringatan jumenengan R Joko Kahiman yang dilaksanakan di Kecamatan Banyumas membawa berkah tersendiri bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-alun Banyumas. Sebab sejak Sabtu (9/7) lalu, Alun-alun Banyumas menjadi tempat wisata dadakan karena dibanjiri pengunjung masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Salah seorang PKL yang berjualan makanan, Reni (32) mengatakan, omzet yang dia dapat meningkat 200 persen sejak Sabtu lalu. Omzet penjualannya melejit hingga Rp 3 juta dalam waktu satu hari. Dia mengaku, pada hari-hari biasa dia maksimal mendapat omzet Rp 1 juta perhari. “Malah kalau hujan biasanya omzet Rp 500 ribu sehari,” ujarnya. Menurut dia, pengunjung yang datang ke alun-alun Banyumas semakin ramai mulai sore hingga malam hari. Dia mengakui, karena ramai, pembeli sering kali harus antre untuk mendapat jajanan yang dia buat. Dia berharap sering ada kegiatan yang membuat alun-alun Banyumas menjadi ramai. “Karena saking ramainya, pembeli sampai antre,” ujarnya. Pedagang lain, Fajar mengatakan, penjualan minumannya meningkat pesat sejak empat hari terakhir. Dia mengakui, pada hari-hari biasa dia maksimal menjual 50 gelas minuman. Namun kini dia mampu menjual hingga 100 gelas dalam waktu satu hari. Omzet yang dia dapat yaitu sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu perhari. Camat Banyumas, Drs Ahmad Suryanto MSi mengatakan, peringatan jumenengan R Joko Kahiman memang banyak diisi dengan acara kebudayaan seperti kirab budaya, kentongan, keroncongan, ebeg, dan wayang. Dia berharap, acara tersebut bisa menarik masyarakat Banyumas untuk datang ke Alun-alun Banyumas sembari mengingat R Joko Kahiman, Bupati Banyumas yang pertama. “Pasar rakyat dan Pasar malam juga sengaja diadakan. Agar menarik seperti sekatenan, dan bisa menarik pengunjung dari luar daerah,” imbuhnya.
Diambil dari: http://radarbanyumas.co.id/omzet-pedagang-banyumas-naik-hingga-200-persen-13/ |
Radarbanyumas
Peringatan Jumenengan R Joko Kaiman
Warga 12 Desa di Banyumas Arak Gunungan Jatingarang BANYMAS – Arak-arakan tumpeng atau Gunungan Jatingarang mewarnai kirab budaya peringatan Jumenengan R Joko Kaiman. Tak hanya sayuran dan buah, gunungan juga berisi padi dan uang. Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Dawuhan Sutrimo mengatakan, tumpeng ini merupakan simbol. Bentuk tumpeng yang melingkar berarti mengikat tali persaudaraan dan merupakan satu kesatuan. Menurutnya J Koko Kaiman merupakan seoran gpemimping yang tidak membeda-bedakan golongan dan status sosial. Dia juga sosok pemimpin yang religius. “Kami berharap, pemimpin Banyumas saat ini dan yang akan datang bisa meneladani R Joko Kaiman dalam menentukan sikap. Menghormati semua kalangan, golongan dan status sosial,” ungkapnya. Menurut dia, adanya tumpeng atau gunungan jatingarang itu merupakan wujud syukur masyarakat Banyumas, khususnya Desa Dawuhan. Dia memaparkan, tumpeng diartikan sebagai tujuan sing mempeng, yaitu tujuan yang lurus kepada tuhan. “Tumpeng lancip itu melambangkan semua keinginan itu akhirnya tuhan yang menentukan,” katanya. Camat Banyumas, Drs Ahmad Suryanto mengatakan, kirab budaya dari 12 Desa di Kecamatan Banyumas bisa menjadi sarana wisata bagi masyarakat Banyumas yang sedang mudik di kampung halaman. “Kirab budaya bisa menguatkan wisata budaya di Banyumas,” imbuhnya. Diambil dari: http://radarbanyumas.co.id/warga-12-desa-di-banyumas-arak-gunungan-jatingarang/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar