Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Senin, 28 September 2015

Penghijauan & RTH Perkotaan Purwokerto

Tujuan awal dibangun RTH adalah untuk memelihara keseimbangan lingkungan dimana perkembangan kota sangat perlu diimbangi pembangunan ruang publik. Ada beberapa rencana pembangunan Taman kota atau Serba Serbi Ruang terbuka Hijau.

a) Bale kemambang dan Andang Pangrenandi satu sisi bisa menambah PAD Kabupaten Banyumas, cukup menjadi lokasi favorit beristirahat dan event sejumlah acara namun tak luput dari kelemahan. Pengelolaan yang belum maksimal, dan sejumlah kritikan dari pihak tertentu bahwa konsep taman kota seperti ini tidak merakyat karena berorientasi pada bisnis atau mengejar pemasukan daerah.
b) Taman Sukerta atau Edukasi hayati di Arcwinangun, awalnya adalah apresiasi Pemda terhadap karang taruna atau komunitas kelurahan tertentu sehingga dianggarkan mendapat bantuan berupa taman kota dilengkapi sejumlah tanaman buah. tapi sayang taman ini terbengkalai dan tidak ada kejelasan karena tidak ada pengelola profesional serta  lokasi cukup terpencil, tidak bisa dikases langsung dari jalan besar . sehingga muncul dampak negatif lain yaitu menjadi tempat mojok/mesum atau pacaran. hal negatif seperti ini juga dijumpai di tamanh kota lain yang tak berpagar atau tidak berkarcis untuk masuk seperti taman satria. melihat dampak negatif ini maka taman kota pada kategori a) saya anggap lebih positif.

c) RTH lapangan Glempang di Purwokerto Utara. awalnya adalah solusi yang ditawarkan oleh Pemda Kab Banyumas untuk merelokasi pedagang kaki lima ke area yang dilokalisir sejaligus memperbaiki pasar tradisional pasar Glempang. Tapi sayang ditentang olek kelompok Desa karena ini dianggap aset desa sehingga Pedagang kaki lima tidak berhak menempati pasar, demikian juga status lapangan juga milik desa jika menjadi RTH maka akan terjadi alih status. sampai sekarang rencana RTH Glempang mandeg.

d) Taman Kali Kranji sudah dianggarkan oleh Pemda dan disukung Pemrov serta Balai Besar Sungai. tapi info terbaru adanya perubahan desain karena sejumlah tempat seperti puskesmas masuk area yang direvitalisasi. andai ini berhasilo akan mejadi nilai tambah untuk Purwokerto karena ini proyek percontohan dimana sungai dimanfaatkan sebagai lokasi wisata altenatif, dan ini bukan sungai di desa yang sunyi melainkan di tengah perkotaan Purwokerto.
 lokasi taman kali kranji (SDA)

e) Taman lalu Lintas Bulupitu. adalah sebuah lokasi yang berada di antara 2 arrival Gate / pintu Gerbang masuk Teminal Bulupitu Purwokerto, gerbang BUS AKDP dan gerbang angkutan kota. lokasi ini saat ini menjadi alternatif wisata dan beristirahat bagi masyarakat sekitar bukan hanya pengguna angkutan umum saja. ini salah satu kemajuan karena mengurangi kesan kumuh dan keras di lingkungan terminal.
Dan diluar plus minus Taman Kota adalah sangat penting keterpenuhan RTH sedikitnya seperempat bagian kota .
f) Stadion Mini
Kompleks stadion mini Purwokerto terletak di pedalaman , akesnya dari jl S Parman ke arah barat. atau dari Moro ke tenggara via jalan Kongsen. sudah ada rencana dijadikan taman kota. namun sangat disayangkan, keadaan lingkungan yang kurang mendukung, kawasan ini seperti sudah terkenal dengan konotasi yang negatif.

RTH Perkotaan Masih Minim


8 January 2016, Radar Purwokerto
Kawasan ruang terbuka hijau (RTH) publik di wilayah perkotaan Purwokerto saat ini baru 10 persen. Padahal berdasarkan aturan, seharusnya luasan RTH yang ada di kawasan perkotaan mencapai 20 persen dari total luasan.
Berkaitan dengan hal itu, Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Kabupaten Banyumas akan berupaya meningkatkan luasan RTH yang ada. Salah satunya dengan menambah beberapa ruang hijau yang disesuaikan dengan tata ruang perkotaan yang ada.
Tahun ini, rencananya DCKKTR akan menambah ruang hijau di kawasan pemukiman yang ada di Purwokerto. Selain itu, pengembangan beberapa taman seperti Taman Lalu Lintas di Terminal Bulupitu, hingga RTH Mersi juga akan dimaksimalkan.
Kabid Tata Ruang DCKKTR Banyumas, Puspa Wijayanti mengakui RTH yang ada di wilayah Banyumas, khususnya Purwokerto saat ini dinilai masih sangat kurang. Dijelaskan, keterbatasan lahan saat ini menjadi salah satu kendala pengembangan tata ruang yang ada, khususnya untuk RTH.
“Kita masih terus mengupayakan penambahan ruang hijau, sehingga nantinya dapat tercapai 20 persen,” jelasnya.
Dikatakan, untuk anggaran ruang hijau masih belum ditentukan. Pasalnya masih harus menunggu penetapan anggaran. Namun tahun ini Pemkab Banyumas mendapatkan bantuan sebanyak Rp 600 juta untuk pengembangan RTH di wilayah pemukiman.
Bantuan tersebut diberikan oleh pusat karena Banyumas berhasil meraih juara II lomba taman dalam rangka peringatan Hari Habitat pada akhir tahun 2015 lalu.
“Untuk itu nantinya kita akan mengumpulkan seluruh lurah yang ada, untuk memberikan usulan pembangunan RTH yang ada di wilayahnya,” kata Puspa.
Lebih lanjut, persyaratan lokasi pengembangan RTH menurutnya harus berada di sekitar pemukiman masyarakat, karena nantinya berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan masyarakat setempat, seperti halnya RTH di Jalan Ahmad Yani dan RTH Arcawinangun.
“Selain dekat dengan masyarakat, yang terpenting lagi, lokasi harus berada di tanah milik pemerintah. Oleh karena itu, usulan dari lurah sangat diharapkan untuk menambah persentase ruang hijau yang ada di wilayah perkotaan,” tegasnya.


 Penghijauan Kota Terkendala Median Jalan


5 Januari 2016, Suara Banyumas

Program penghijauan tepi jalan di kawasan perkotaan Purwokerto menemui kendala. Pasalnya ruang yang tersedia pada sejumlah ruas jalan untuk penanaman pohon peneduh baru terbatas.
Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Banyumas, Zhanir mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan terdapat antara sepuluh sampai 20 ruas jalan yang tidak memliki ruang penanaman pohon.
Jalan itu antara lain dr Angka bagian barat, Kolonel Sugiri, Kolonel Sugiono, Kstarian, dan Wahid Hasyim. Pada jalan itu tidak tersisa bahu jalan untuk penanaman pohon, karena telah dilapisi aspal.
“Jalan-jalan itu kondisi gersang karena tidak ada pohon peneduhnya. Kami berkeinginan untuk melakukan penghijauan, tapi tidak ada ruang, sudah diaspal semua. Kami juga tidak bisa menabrak aturan dengan melakukan penenaman pohon di aspal,” katanya, kemarin.
Untuk mengatasi kendala tersebut, pihaknya berencana akan menanam pohon dengan media pot. Pot itu akan ditaruh di sepanjang trotoar jalan tersebut. Penanaman dengan media pot akan dilakukan bertahap menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Lebih jauh dia mengatakan, karena keterbatasan ruang yang tersedia pihaknya memfokuskan penghijauan di wilayah pinggiran kota. Penghijauan telah dilakukan di pintu masuk Purwokerto dari arah timur Jalan Soeparjo Rustam dan selatan, Jalan Raya Tanjung-Sidabowa.
Ratusan Pohon
Penanaman juga dilakukan di sepanjang Jalan Gerilya Timur, tepatnya dari perempatan Karangpucung sampai Berkoh dan Jalan Moh Besar, perbatasan Purwokerto Utara dan Baturraden. Adapun jenis pohon yang ditanam antara lain jenis pagoda, damar, dan sapu tangan.
“Ada ratusan pohon yang kami tanam, jumlahnya saya tidak hafal. Penanaman dilakukan di wilayah pinggiran menyesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), di mana wilayah itu akan masuk menjadi kawasan perkotaan,” ujar dia.
Sementara itu, tim dari Fakultas Biologi Unsoed bersama Pemkab melakukan penyemprotan pohon Flamboyan yang berada di Jalan dr Angka. Penyemprotan dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan pohon itu.
“Sejak ditanam sekitar lima tahun lalu, pertumbuhan pohon ini kurang optimal. Kami bekerjasama dengan Pemkab memacu pertumuhan pohon itu agar cepat berbunga,” kata salah seorang anggota tim peneliti, Ating. (fz-45)


Ruang Pohon Peneduh Terbatas

15 January 2016 | Radar Purwokerto

Program penghijauan tepi jalan yang berada di kawasan perkotaan Purwokerto menemui kendala. Pasalnya, ada beberapa ruas jalan yang saat ini tidak memiliki ruang untuk penanaman pohon peneduh baru.
Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Kabupaten Banyumas Zahnir mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan saat ini ada sekitar sepuluh sampai 20 ruas jalan yang tidak memiliki ruang penanaman pohon.
Antara lain Jalan dr Angka bagian barat, Jalan Kolonel Sugiri, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Kesatrian, dan hingga Jalan Wahid Hasyim. Menurutnya, jalan-jalan tersebut tidak menyisakan bahu jalan untuk penanaman pohon baru, karena telah dilapisi aspal.
“Jalan-jalan tersebut saat ini kondisinya memang cukup gersang, karena tidak memiliki pohon peneduh. Walaupun ada program penghijauan, tetapi kita tidak bisa melakukan penanaman pohon karena tidak ada ruang,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, tahun lalu sempat dilakukan penanaman pohon di beberapa ruas jalan tersebut. Namun akhirnya dipindahkan kembali, karena tidak bisa menabrak aturan dengan melakukan penanaman pohon di aspal.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya berencana menanam pohon dengan media pot. Pot tersebut akan diletakkan di sepanjang trotoar jalan. Penanaman dengan media pot akan dilakukan bertahap menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Lebih lanjut dia mengatakan, karena keterbatasan ruang yang tersedia, pihaknya fokus penghijauan di wilayah pinggiran kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...