Tujuan awal dibangun RTH adalah untuk memelihara keseimbangan lingkungan dimana perkembangan kota sangat perlu diimbangi pembangunan ruang publik. Ada beberapa rencana pembangunan Taman kota atau Serba Serbi Ruang terbuka Hijau.
a) Bale kemambang dan Andang Pangrenandi satu sisi bisa menambah PAD Kabupaten Banyumas, cukup menjadi lokasi favorit beristirahat dan event sejumlah acara namun tak luput dari kelemahan. Pengelolaan yang belum maksimal, dan sejumlah kritikan dari pihak tertentu bahwa konsep taman kota seperti ini tidak merakyat karena berorientasi pada bisnis atau mengejar pemasukan daerah.
b) Taman Sukerta atau Edukasi hayati di Arcwinangun, awalnya adalah apresiasi Pemda terhadap karang taruna atau komunitas kelurahan tertentu sehingga dianggarkan mendapat bantuan berupa taman kota dilengkapi sejumlah tanaman buah. tapi sayang taman ini terbengkalai dan tidak ada kejelasan karena tidak ada pengelola profesional serta lokasi cukup terpencil, tidak bisa dikases langsung dari jalan besar . sehingga muncul dampak negatif lain yaitu menjadi tempat mojok/mesum atau pacaran. hal negatif seperti ini juga dijumpai di tamanh kota lain yang tak berpagar atau tidak berkarcis untuk masuk seperti taman satria. melihat dampak negatif ini maka taman kota pada kategori a) saya anggap lebih positif.
c) RTH lapangan Glempang di Purwokerto Utara. awalnya adalah solusi yang ditawarkan oleh Pemda Kab Banyumas untuk merelokasi pedagang kaki lima ke area yang dilokalisir sejaligus memperbaiki pasar tradisional pasar Glempang. Tapi sayang ditentang olek kelompok Desa karena ini dianggap aset desa sehingga Pedagang kaki lima tidak berhak menempati pasar, demikian juga status lapangan juga milik desa jika menjadi RTH maka akan terjadi alih status. sampai sekarang rencana RTH Glempang mandeg.
d) Taman Kali Kranji sudah dianggarkan oleh Pemda dan disukung Pemrov serta Balai Besar Sungai. tapi info terbaru adanya perubahan desain karena sejumlah tempat seperti puskesmas masuk area yang direvitalisasi. andai ini berhasilo akan mejadi nilai tambah untuk Purwokerto karena ini proyek percontohan dimana sungai dimanfaatkan sebagai lokasi wisata altenatif, dan ini bukan sungai di desa yang sunyi melainkan di tengah perkotaan Purwokerto.
lokasi taman kali kranji (SDA)
e) Taman lalu Lintas Bulupitu. adalah sebuah lokasi yang berada di antara 2 arrival Gate / pintu Gerbang masuk Teminal Bulupitu Purwokerto, gerbang BUS AKDP dan gerbang angkutan kota. lokasi ini saat ini menjadi alternatif wisata dan beristirahat bagi masyarakat sekitar bukan hanya pengguna angkutan umum saja. ini salah satu kemajuan karena mengurangi kesan kumuh dan keras di lingkungan terminal.
Dan diluar plus minus Taman Kota adalah sangat penting keterpenuhan RTH sedikitnya seperempat bagian kota .
f) Stadion Mini
Kompleks stadion mini Purwokerto terletak di pedalaman , akesnya dari jl S Parman ke arah barat. atau dari Moro ke tenggara via jalan Kongsen. sudah ada rencana dijadikan taman kota. namun sangat disayangkan, keadaan lingkungan yang kurang mendukung, kawasan ini seperti sudah terkenal dengan konotasi yang negatif.
RTH Perkotaan Masih Minim
8 January 2016, Radar Purwokerto
Kawasan ruang terbuka hijau (RTH) publik di wilayah
perkotaan Purwokerto saat ini baru 10 persen. Padahal berdasarkan
aturan, seharusnya luasan RTH yang ada di kawasan perkotaan mencapai 20
persen dari total luasan.
Berkaitan dengan hal itu, Dinas Cipta
Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Kabupaten Banyumas akan
berupaya meningkatkan luasan RTH yang ada.
Salah satunya dengan menambah beberapa ruang hijau yang disesuaikan dengan tata ruang perkotaan yang ada.
Tahun ini, rencananya DCKKTR akan menambah ruang hijau di kawasan
pemukiman yang ada di Purwokerto. Selain itu, pengembangan beberapa
taman seperti Taman Lalu Lintas di Terminal Bulupitu, hingga RTH Mersi
juga akan dimaksimalkan.
Kabid Tata Ruang DCKKTR Banyumas, Puspa
Wijayanti mengakui RTH yang ada di wilayah Banyumas, khususnya
Purwokerto saat ini dinilai masih sangat kurang. Dijelaskan,
keterbatasan lahan saat ini menjadi salah satu kendala pengembangan tata
ruang yang ada, khususnya untuk RTH.
“Kita masih terus mengupayakan penambahan ruang hijau, sehingga nantinya dapat tercapai 20 persen,” jelasnya.
Dikatakan, untuk anggaran ruang hijau masih belum ditentukan. Pasalnya
masih harus menunggu penetapan anggaran. Namun tahun ini Pemkab Banyumas
mendapatkan bantuan sebanyak Rp 600 juta untuk pengembangan RTH di
wilayah pemukiman.
Bantuan tersebut diberikan oleh pusat karena
Banyumas berhasil meraih juara II lomba taman dalam rangka peringatan
Hari Habitat pada akhir tahun 2015 lalu.
“Untuk itu nantinya kita
akan mengumpulkan seluruh lurah yang ada, untuk memberikan usulan
pembangunan RTH yang ada di wilayahnya,” kata Puspa.
Lebih lanjut,
persyaratan lokasi pengembangan RTH menurutnya harus berada di sekitar
pemukiman masyarakat, karena nantinya berkaitan dengan pengembangan dan
pengelolaan masyarakat setempat, seperti halnya RTH di Jalan Ahmad Yani
dan RTH Arcawinangun.
“Selain dekat dengan masyarakat, yang
terpenting lagi, lokasi harus berada di tanah milik pemerintah. Oleh
karena itu, usulan dari lurah sangat diharapkan untuk menambah
persentase ruang hijau yang ada di wilayah perkotaan,” tegasnya.
Penghijauan Kota Terkendala Median Jalan
5 Januari 2016, Suara Banyumas
Program penghijauan tepi jalan di kawasan perkotaan Purwokerto
menemui kendala. Pasalnya ruang yang tersedia pada sejumlah ruas jalan
untuk penanaman pohon peneduh baru terbatas.
Kabid Kebersihan dan
Pertamanan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR)
Banyumas, Zhanir mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan
terdapat antara sepuluh sampai 20 ruas jalan yang tidak memliki ruang
penanaman pohon.
Jalan itu antara lain dr Angka bagian barat, Kolonel Sugiri, Ko
lonel
Sugiono, Kstarian, dan Wahid Hasyim. Pada jalan itu tidak tersisa bahu
jalan untuk penanaman pohon, karena telah dilapisi aspal.
“Jalan-jalan itu kondisi gersang karena tidak ada pohon peneduhnya. Kami
berkeinginan untuk melakukan penghijauan, tapi tidak ada ruang, sudah
diaspal semua. Kami juga tidak bisa menabrak aturan dengan melakukan
penenaman pohon di aspal,” katanya, kemarin.
Untuk mengatasi kendala
tersebut, pihaknya berencana akan menanam pohon dengan media pot. Pot
itu akan ditaruh di sepanjang trotoar jalan tersebut. Penanaman dengan
media pot akan dilakukan bertahap menyesuaikan dengan anggaran yang
tersedia.
Lebih jauh dia mengatakan, karena keterbatasan ruang yang
tersedia pihaknya memfokuskan penghijauan di wilayah pinggiran kota.
Penghijauan telah dilakukan di pintu masuk Purwokerto dari arah timur
Jalan Soeparjo Rustam dan selatan, Jalan Raya Tanjung-Sidabowa.
Ratusan Pohon
Penanaman juga dilakukan di sepanjang Jalan Gerilya Timur, tepatnya
dari perempatan Karangpucung sampai Berkoh dan Jalan Moh Besar,
perbatasan Purwokerto Utara dan Baturraden. Adapun jenis pohon yang
ditanam antara lain jenis pagoda, damar, dan sapu tangan.
“Ada
ratusan pohon yang kami tanam, jumlahnya saya tidak hafal. Penanaman
dilakukan di wilayah pinggiran menyesuaikan dengan Rencana Detail Tata
Ruang Kota (RDTRK), di mana wilayah itu akan masuk menjadi kawasan
perkotaan,” ujar dia.
Sementara itu, tim dari Fakultas Biologi
Unsoed bersama Pemkab melakukan penyemprotan pohon Flamboyan yang berada
di Jalan dr Angka. Penyemprotan dilakukan untuk mengoptimalkan
pertumbuhan pohon itu.
“Sejak ditanam sekitar lima tahun lalu,
pertumbuhan pohon ini kurang optimal. Kami bekerjasama dengan Pemkab
memacu pertumuhan pohon itu agar cepat berbunga,” kata salah seorang
anggota tim peneliti, Ating. (fz-45)
Ruang Pohon Peneduh Terbatas
15 January 2016 | Radar Purwokerto
Program penghijauan tepi jalan yang berada di kawasan
perkotaan Purwokerto menemui kendala. Pasalnya, ada beberapa ruas jalan
yang saat ini tidak memiliki ruang untuk penanaman pohon peneduh baru.
Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata
Ruang (DCKKTR) Kabupaten Banyumas Zahnir mengatakan, berdasarkan
pendataan yang dilakukan saat ini ada sekitar sepuluh sampai 20 ruas jalan yang tidak memiliki ruang penanaman pohon.
Antara lain Jalan dr Angka bagian barat, Jalan Kolonel Sugiri, Jalan
Kolonel Sugiono, Jalan Kesatrian, dan hingga Jalan Wahid Hasyim.
Menurutnya, jalan-jalan tersebut tidak menyisakan bahu jalan untuk
penanaman pohon baru, karena telah dilapisi aspal.
“Jalan-jalan
tersebut saat ini kondisinya memang cukup gersang, karena tidak memiliki
pohon peneduh. Walaupun ada program penghijauan, tetapi kita tidak bisa
melakukan penanaman pohon karena tidak ada ruang,” katanya.
Lebih
lanjut dia mengatakan, tahun lalu sempat dilakukan penanaman pohon di
beberapa ruas jalan tersebut. Namun akhirnya dipindahkan kembali, karena
tidak bisa menabrak aturan dengan melakukan penanaman pohon di aspal.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya berencana menanam pohon dengan
media pot. Pot tersebut akan diletakkan di sepanjang trotoar jalan.
Penanaman dengan media pot akan dilakukan bertahap menyesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
Lebih lanjut dia mengatakan, karena keterbatasan ruang yang tersedia, pihaknya fokus penghijauan di wilayah pinggiran kota.