Jumlah pedagang di pusat penjualan batu akik dan benda antik Serayu Stone Purwokerto menurun drastis. Pedagang yang semula berjumlah sekitar 50 orang, kini tinggal menyisakan sekitar 15 pedagang.
Bendahara paguyuban pedagang, Tasiran, mengatakan sebagian besar pedagang batu akik itu memilih meninggalkan lapaknya karena tidak mampu bersaing. Pasalnya omset mereka menurun, karena jumlah pembeli menurun drastis.
“Pedagang batu akik sekarang sedang prihatin, berbeda ketika sedang ramai dulu. Sekarang tinggal pedagang-pedagang lama saja, mereka (pedagang baru-red) tidak kuat karena jumlah pembeli menurun drastis. Usaha ini butuh modal besar,” ungkapnya, Senin (25/4).
Dia meminta Pemkab turun tangan untuk mengatasi persoalan itu. Para pedagang di situ berharap, ke depan lokasi yang semula akan dijadikan sebagai selter PKL Jensoed itu kembali ramai seperti ketika awal dibuka awal tahun 2015 lalu.
Sebelumnya, Kabid Pasar dan PKL Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Banyumas, Amrin Ma’ruf, mengatakan salah satu upaya yang memungkinkan dilakukan adalah dengan diversifikasi produk.
Sebab, menurut dia, lesunya jual beli akik tidak hanya terjadi di wilayah Banyumas saja, melainkan hampir terjadi di seluruh wilayah. Namun wacana tersebut tidak akan diterapkan secara terburu-buru. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan seluruh pihak.
Pedagang Serayu Stone Didorong Kreatif
Pemkab Banyumas mendorong pedagang di pusat penjualan batu akik dan benda antik Serayu Stone Purwokerto untuk kreatif. Kreatifivas diperlukan untuk memancing minta pembeli berdatangan ke lokasi itu.
Kabid Pasar dan PKL Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop), Amrin Ma’ruf, mengatakan akan melakukan komunikasi dengan pedagang. Pemkab menyatakan siap memfasilitasi keinginan pedagang.
“Saya minta kepda pahuyuban untuk rempugan, mungkin punya ide atau keinginan seperti apa (untuk mengembangkan Serayu Stone), nanti bisa dikomuniksasikan. kami sifatnya hanya memfasilitasi tempatnya saja,” katanya, Selasa (26/4).
Dia mengusulkan untuk meramaikan tempat itu, paguyuban diminta menggandeng komunitas pecinta batu akik misalnya, membuat sebuah even. Even itu dinilai dapat dijadikan sebagai sarana promosi yang efektif untuk menarik minat pengunjung.
Seperti diberitakan, jumlah pedagang di pusat penjualan batu akik dan benda antik Serayu Stone Purwokerto menurun drastis, bahkan gulung tikar. Pedagang yang semula berjumlah sekitar 50 orang, kini tinggal menyisakan sekitar 15 pedagang.
Bendahara paguyuban pedagang, Tasiran, mengatakan sebagian besar pedagang batu akik itu memilih meninggalkan lapaknya karena tidak mampu bersaing. Pasalnya omset mereka menurun, karena jumlah pembeli menurun drastis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar