suaramerdeka.com - Kabupaten Banyumas tahun ini menjadi proyek percontohan program Gerakan Indonesia Membaca-Menulis (GIMM). Banyumas mewakili Provinsi Jateng, sebab program yang diluncurkan Kemendikbud ini menunjuk satu kabupaten di setiap provinsi.
Kabid Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Heri Teguh Santosa, mengungkapkan setidaknya ada empat tahapan dalam melaksanakan program ini. Di antaranya menyusun rencana aksi daerah, publikasi kegiatan, apresiasi dan pencanangan.
Adapun untuk rencana aksi daerah, lanjut dia, rencananya Pemkab akan kembali mengaktifkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Artinya masyarakat didorong untuk gemar membaca dengan berkunjung ke taman bacaan.
Selain itu, secara formal Dinas Pendidikan akan mengeluarkan surat edaran kepala dinas yang mewajibkan peserta didik untuk membaca selama lima belas menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kebijakan ini diberlakukan dari seluruh jenjang pendidikan formal, yakni SD sampai SMA/SMK.
Adapun untuk kegiatan pendidikan non formal, kata dia, Pemkab akan menggarap sebanyak 650 warga yang masih buta aksara. Keberadaan mereka tersebar di sejumlah wilayah kecamatan. ”Jumlah ini merupakan hasil pendataan yang dilakukan oleh penilik yang bertugas di masing-masing Unit Pendidikan Kecamatan,” terangnya.
Penanganan warga buta aksara ini akan dilakukan dengan dibiayai dari APBD I. Adapun teknis pelaksanaannya akan dilaksanakan di desa, tempat warga tersebut bertempat tinggal.
Heri menambahkan, keberadaan taman bacaan masyarakat yang tersebar di sejumlah wilayah akan terus dioptimalkan. Artinya keberadaan taman bacaan itu akan dioptimalkan agar banyak dikunjungi masyarakat. Dengan banyak membaca, diharapkan pengetahuan masyarakat semakin luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar