Warga Khawatirkan Banjir Bandang Susulan
suaramerdeka.com
-Warga korban banjir bandang akibat luapan tiga sungai di Desa Besuki
dan Desa Cidora Kecamatan Lumbir masih mengkhawatirkan adanya banjir
bandang susulan. Pasalnya ketika hujan deras lebih dua jam turun, maka
potensi banjir bandang akibat luapan sungai itu masih berpotensi
terjadi.
Warga Karangduwur, Desa Cidora, Siman (55) menuturkan banjir bandang yang terjadi, Minggu (3/4) malam akibat hujan deras dari sore pukul 21.30 hingga tengah malam membuat Sungai Manggis meluap. Dinding rumah tidak permanen miliknya banyak yang jebol karena terdorong material sampah yang terbawa oleh banjir bandang. Air yang menggenang bahkan mencapai lebih dari 1,5 meter. “Banyak perkakas dan perabotan rumah tangga yang basah karena terendam oleh banjir. Kamipun sampai sekarang harus sibuk membersihkan lumpur, sampah dan membenahi tiang rumah dan dinding yang jebol,” katanya, Selasa (5/4).
Menurut Siman, banjir bandang yang terjadi pada Minggu malam kemarin merupakan yang terparah. Sebelumnya pada akhir Desember 2015 lalu, banjir bandang juga sempat terjadi. Namun sampah dan material banjir bandang tak begitu banyak masuk ke rumah seperti kejadian kemarin. “Makanya ketika sekarang ini masih sering hujan besar kami khawatir adanya banjir bandang lagi. Saat ini sejumlah tanggul dan tebing sungai juga banyak yang terkikis dan permukaan sungai terus mengalami pendangkalan,” jelasnya.
Warga Desa lainnya, Dasimah mengaku panik ketika terjadi banjir bandang. Apalagi datangnya air yang besar itu cukup tiba-tiba. Tak heran ketika banjir bandang terjadi ia bersama anak dan cucunya yang masih usia dua tahun langsung keluar rumah dan mengungsi di tempat yang lebih tinggi. “Itupun kami harus bersusah payah melewati genangan air yang cukup banyak. Apalagi saat kejadian sedang hujan deras disertai mati listrik,” ujarnya.
Kepala Dusun II Desa Cidora, Miskam mengatakan adanya banjir bandang ini memang terjadi karena terdorong pendangkalan sungai. Selain itu, banjir bandang juga diduga terpicu karena makin sedikitnya lahan penyerap air. “Makanya usai banjir bandang Desember 2015 lalu, pemerintah desa sempat mengusulkan adanya normalisasi sungai yang rawan banjir bandang atau meluap ketika hujan deras turun dalam waktu lama. Dengan dua kalinya kejadian banjir bandang ini, kami berharap bisa ada saran dan solusi berikutnya,” katanya.
Warga Karangduwur, Desa Cidora, Siman (55) menuturkan banjir bandang yang terjadi, Minggu (3/4) malam akibat hujan deras dari sore pukul 21.30 hingga tengah malam membuat Sungai Manggis meluap. Dinding rumah tidak permanen miliknya banyak yang jebol karena terdorong material sampah yang terbawa oleh banjir bandang. Air yang menggenang bahkan mencapai lebih dari 1,5 meter. “Banyak perkakas dan perabotan rumah tangga yang basah karena terendam oleh banjir. Kamipun sampai sekarang harus sibuk membersihkan lumpur, sampah dan membenahi tiang rumah dan dinding yang jebol,” katanya, Selasa (5/4).
Menurut Siman, banjir bandang yang terjadi pada Minggu malam kemarin merupakan yang terparah. Sebelumnya pada akhir Desember 2015 lalu, banjir bandang juga sempat terjadi. Namun sampah dan material banjir bandang tak begitu banyak masuk ke rumah seperti kejadian kemarin. “Makanya ketika sekarang ini masih sering hujan besar kami khawatir adanya banjir bandang lagi. Saat ini sejumlah tanggul dan tebing sungai juga banyak yang terkikis dan permukaan sungai terus mengalami pendangkalan,” jelasnya.
Warga Desa lainnya, Dasimah mengaku panik ketika terjadi banjir bandang. Apalagi datangnya air yang besar itu cukup tiba-tiba. Tak heran ketika banjir bandang terjadi ia bersama anak dan cucunya yang masih usia dua tahun langsung keluar rumah dan mengungsi di tempat yang lebih tinggi. “Itupun kami harus bersusah payah melewati genangan air yang cukup banyak. Apalagi saat kejadian sedang hujan deras disertai mati listrik,” ujarnya.
Kepala Dusun II Desa Cidora, Miskam mengatakan adanya banjir bandang ini memang terjadi karena terdorong pendangkalan sungai. Selain itu, banjir bandang juga diduga terpicu karena makin sedikitnya lahan penyerap air. “Makanya usai banjir bandang Desember 2015 lalu, pemerintah desa sempat mengusulkan adanya normalisasi sungai yang rawan banjir bandang atau meluap ketika hujan deras turun dalam waktu lama. Dengan dua kalinya kejadian banjir bandang ini, kami berharap bisa ada saran dan solusi berikutnya,” katanya.
Alih Fungsi Lahan Jadi Pemicu Banjir Bandang
Banjir
bandang yang berdampak pada 99 rumah warga di Desa Besuki dan Desa
Cidora Kecamatan Lumbir diduga kuat karena hutan gundul dan pendangkalan
sungai. Pendangkalan sungai juga semakin membuat permukaan sungai
semakin tinggi sehingga ketika air meluap maka bisa langsung mengenai
pemukiman.
Perangkat Desa Cidora, Miskam mengatakan pendangkalan sungai di wilayah
Dusun Karangduwur, Cidora hingga Desa Besuki ini salah satunya
disebabkan material lumpur, tanah dari sawah dan kebun dari hulu sungai.
Terbawanya material sampah, tanah, lumpur oleh air hujan ini
diakibatkan semakin jarangnya tanaman konservasi di hulu sungai
tersebut. Seperti diketahui terdapat dua sungai yaitu Sungai Manggis dan
Sungai Bedagung. Sementara itu aliran dua sungai ini akan bertemu di
dungai Lopasir di Desa Besuki.
“Semakin di hulu banyak hutan dijadikan sawah atau ladang, maka ketika
hujan deras maka semakin banyak material lumpur dan tanah yang hanyut ke
sungai. Makanya sungai di sekitar pemukiman warga ini semakin dangkal,
dan ketika lebih dari dua jam turun hujan, maka dengan mudah air akan
meluap,” katanya, Rabu (6/4).
Terkait pendangkalan sungai inilah, pihak pemerintah desa sempat
mengajukan permohonan kepada dinas terkait untuk bisa membantu
mengadakan pengerukan sungai atau normalisasi. Namun demikian sampai
saat ini memang belum ada jawaban yang jelas terkait hal tersebut.
Apalagi lokasi sungai yang mengalami pendangkalan tersebut juga cukup
panjang mulai dari Desa Cidora hingga Besuki.
Staf Kaur Kesra Desa Cidora, Sodikun mengatakan saat ini pemerintah desa
sedang bersiap-siap untuk mendistribusikan bantuan bencana berupa
makanan, pakaian pantas pakai dan material banguan untuk korban banjir
bandang. Ia berharap agar bantuan dari pemerintah daerah, PMI dan pihak
yang peduli dapat benar-benar diterima masyarakat dan meringankan beban
pasca bencana. “Kami berterimakasih kepada pemerintah daerah dan pihak
yang peduli kepada kami dan memberikan bantuan. Kami berharap bantuan
ini segera dapat didistribusikan dan diterima dengan baik di masyarakat
untuk membantu proses pembenahan pasca bencana,” katanya.
Pantauan suaramerdeka.com
hingga hari ini, warga korban banjir bandang di Besuki dan Cidora telah
mulai melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Warga yang sebagian besar
merupakan petani banyak yang menjemur padi pasca panen. Adapula yang
mengeringkan lagi perabotan rumah tangga yang masih basah usai disapu
air banjir bandang. Talud longsor di depan SD 1 Karanggayam, Kecamatan
Lumbir dan sejumlah titik longsor juga sudah mulai dibenahi warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar