Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Kamis, 08 Oktober 2015

Mengapa Batu Fosfor Menyala?

FOSFORESENSI
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katoda mulai dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah angka.
Sebenarnya zat fosfor / fluoresens itu berpendar sepanjang terkena terhadap gelombang cahaya (misalnya: cahaya matahari). Namun, cahaya yang dihasikan dari hasil eksitasi elektron dari zat fosfor kalah terang dari cahaya (matahari), sehingga zat tersebut tidak terlihat sedang berpendar/memancarkan cahaya. Hal inilah yang menyebabkan fosfor terlihat berpendar pada ruang gelap atau pada malam hari.

Penyerapan energi oleh molekul memungkinkan terjadinya eksitasi, fluoresensi, dan Fosforesensi. Banyak senyawa kimia memiliki sifat fotoluminensi yaitu dapat dieksitasikan oleh cahaya dan memancarkan kembali sinar dengan panjang gelombang sma atau berbeda dengan semula. Ada dua peristiwa fotoluminensi yaitu Fluorosensi dan Fosforesensi.
Pada luminescen, sebagian molekul dalam keadaan ground state berada dalam keadaan singlet. Pada molekul singlet, spin electron berpasangan sedangkan dalam keadaan triplet spin electron tidak berpasangan. Oleh karena itu energy pada keadaan triplet sedikit lebih rendah disbanding energy pada keadaan singlet.
Fosforesensi adalah jenis spesifik dari fotoluminesen yang terkait dengan fluoresensi . Tidak seperti fluoresensi, bahan pendar tidak segera memancarkan kembali radiasi yang telah diserap. Skala waktu lebih lambat dari emisi-ulang berkaitan dengan transisi energi bagian yang dilarang dalam mekanika kuantum.
Fosforesensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung. Fosforesensi berasal dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik triplet ke singlet dalam suatu molekul.
Fosforesens dapat menyimpan energi lebih lama, sehingga akan memancarkan cahaya (berpendar) lebih lama dari pada fluorosens. Pada fluorosens, setelah energi yang digunakan untuk mengeksitasi elektron dihilangkan (biasanya berupa sinar UV) maka zat fluorosens tidak akan dapat menyala dalam gelap. Dengan kata lain zat berfluororesensi hanya dapat terlihat menyala apabila dikenai dengan sinar ultraviolet di dalam gelap, dan tidak dapat berpendar ketika sinar ultravioletnya dimatikan. Hal ini berkaitan dengan cepat dan lambatnya elektron kembali ke orbital energi tingkat dasar, semakin cepat elektron kembali ke orbital maka semakin cepat pula hilang berpendarnya.
 Kesimpulan Batu Fosfor bisa menyala karena di dalamnya mengandung senyawa fosfor. Zat yang bisa menyimpan energi cahaya .
Batu Fosfor


1 komentar:

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...