Teori Agenda Setting
adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat
penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua
elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan
mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang
dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar yang paling
mendasari penelitian tentang penentuan agenda adalah:
(1) masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan kenyataan; mereka menyaring dan membentuk isu;
(2) konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain;
(1) masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan kenyataan; mereka menyaring dan membentuk isu;
(2) konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain;
Salah satu aspek yang paling penting dalam konsep penentuan agenda
adalah peran fenomena komunikasi massa, berbagai media massa memiliki
penentuan agenda yang potensial berbeda termasuk intervensi dari pemodal
"Pers mungkin tidak berhasil banyak waktu dalam menceritakan orang-orang yang berpikir, tetapi berhasil mengalihkan para pemirsa dalam berpikir tentang apa" - Bernard C. Cohen, 1963
Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi
teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa,
maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.
Jadi, apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi
masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat
kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan
dengan perubahan sikap dan pendapat. Media massa memiliki efek yang
sangat kuat terutama karena berkaitan dengan proses belajar dan bukan
dengan perubahan sikap dan pendapat. Teori agenda setting menganggap
bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu-isu apa, dan bagaimana
isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. (Burhan,
Bungin, 2008:282). Menurt McCombs dan Donald Shaw audiens tidak hanya
mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa,
tetapi juga mempelajari arti penting yang diberikan pada suatu isu dari
cara media massa memberikan penekanan pada topic tersebut. Contohnya
media massa terlihat menentukan mana topic yang penting dalam
merefleksikan apa yang dikatakan para kandidat dalam suatu kampanye
pemilu. Artinya media massa menetapkan “agenda” kampanye tersebut dan
kemampuan untuk mempengaruhi kognitif individu. Jika calon pemilih telah
menganggap penting suatu issu maka mereka akan memilih kandidat partai
yang paling berkompeten dalam menangani issu tersebut. Dan menurut
Funkhouser, media berita diyakini oleh banyak orang sebagi sumber
informasi yang dapat dipercaya, tetapi media berita tidak mesti
demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar