PURWOKERTO - Pemkab Banyumas serius menggarap bantaran Sungai Kranji sebagai taman dalam meningkatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perkotaan Purwokerto. Selain itu, pembuatan RTH tersebut, nanti juga akan dilakukan penertiban bangunan yang melanggar.
Kepala SDABM Banyumas, Irawadi CES mengatakan penertiban bangunan liar harus dilakukan untuk mengantisipasi banjir yang disebabkan oleh bangunan-bangunan liar di sisi sungai. “Untuk jumlah bangunan yang melanggar akan ditertibkan, dan saat ini masih proses survei bangunan yang melanggar,” ujarnya.
Irawadi menjelaskan, rencana revitalisasi bantaran Sungai Kranji juga ditujukan untuk sarana RTH publik yang bisa digunakan masyarakat untuk sarana hiburan. Namun saat ini masih melakukan tahap sharing dan kajian terkait pembangunan tersebut.
“Saat ini masih tahap pembuatan DED. Namun tahun ini dipastikan pembangunan sudah bisa dimulai,” katanya.
“Tahap pertama rencananya akan dilakukan sepanjang 500 meter dari bendung,” jelasnya.
Selain DED, pihaknya juga tengah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebersihan air sungai. Pasalnya, untuk menuju pembuatan RTH, air sungai harus bersih dari segala macam sampah.
“Nanti kami juga akan memberdayakan Forum Masyarakat Peduli Sungai yang sudah terbentuk, untuk melakukan kerja bakti nembersihkan sungai,” katanya. ( Radar Banyumas)
Kali Kranji atau Sungai Kranji yang melintang di Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto atau tepatnya di sebelah barat SMP N 1 Purwokerto dan masuk wilayah Kecamtan Purwokerto Timur dierncanakan kedepan akan direvitalisasi untuk menambah luasan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Banyumas.
Rencana
Revitalisasi Sungai kranji di Kecamatan Purwokerto Timur sebagaimana
disampaikan oleh Kepala Dinas Sumberdaya Mineral dan Bina Marga Kabupaten
Banyumas Ir. Irawadi CES diruang kerjanya sabtu, (25/1) kemarin. Irawadi
menjelaskan latar belakang rencana revitalisasi sungai kranji adalah untuk
meningkatkan Surface Run Off akibat berkurannya lahan hijau terbuka, konflik
kepentingan pemanfaatan ruang fasilitas Publik, pelanggaran pemanfaatan ruang,
adanya lahan bias digunakan untuk usaha tetapi merupakan daerah larangan,
disisi lain penyediaan sarana publik di sempadan sungai, seperti memacu
keinginan untuk berjualan
pencemaran
sungai oleh masyarakat, yang disisi lain dimanfaatkan oleh PDAM sebagai air
baku, dan penggunaan kawasan bantaran sungai sebagai tempat hunian
(Legal/ilegal) dengan bangunan yang umumnya dibawah standar, haln ini
menyebabkan pengurangan kapasitas debit sungai yang dapat menyebabkan banjir,
serta menimbulkan pemukiman kumuh, kotor dan tidak sehat.
Sedangkan
tujuan dari rencana revitalisasi, jelas Irawadi adalah untuk konservasi Air
(gredging riverbeds, reinforcing the river banks), pengendalian Banjir
(Protecting floods), penyedian Ruang Publik dan Pemberdayaan Masyarakat
(utilizing riverside as multipurpose space, promotion cultural tourism,
creating of new areas for leisure activities such as Bicycle lanes, Waterfront
Uses), penyediaan Ruang untuk air dan peningkatan kualitas air.
" Kedepan kondisi bantaran sungai kranji akan
menjadi indah diharapkan juga menjadi salah satu icon Banyumas yang sekaligus
dapat digunakan untuk tempat interaksi dan silaturahmi masyarakat Purwokerto
dan sekitarnya dan tentunya akan menjadi salah satu kembanggaan masyarakat
Banyumas" tambahnya
terkait
dengan pembiayaan Irawadi Menjelaskan, dari hasil hitungan biaya untuk
revitaslisai sungai kraji adalah sebesar 3 milyard yang diajukan dengan
menggunakan dana bersumber dari APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah.
"Kegiatan ini tidak akan membebani APBD
Kabupaten Banyumas tetapi akan diusulkan untuk dibiayai oleh dana APBN dan APBD
Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO)
dan Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya kami sudah berkoordinasi dengan
BBWSSO yang prinsipnya akan mengapresiasi usulan Pemkab Banyumas sehingga insya
Alloh akan dapat terealisasi" imbuhnya.
Sedangkan
dalam pelaksanaannya akan dilibatkan Forum Masyarakat Peduli Sungai, sehingga
nantinya masyarakat yang akan mengelola bangunan tersebut merasa memiliki dan
membutuhkan bangunan yang dibangun.
Pada saat sebelumnya BBWSSO juga telah melakukan Revitalisasi Sungai Winong di daerah Yogyakarta, dan saat ini telah dikembangkan oleh masyarakat setempat menjadi sarana wisata dengan konsep sungai yang bersih dan tidak menimbulkan daya rusak atau ramah lingkungan
sumber : http://portalsdabm.blogspot.co.id/2014/02/kali-kranji-direncanakan-akan.html
Namunproyek ini tertunda, kabar tebaru ada perubahan DED karena arwea Puskesmas juga termasuk yang tekena pembangunan bagian dari Taman ini. Mari kita tunggu lanjutannya.
Info terbaru,
Desain Taman Kranji Akan Disesuaikan
21 November 2015 , Suara Merdeka
Rancangan detail Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) Sungai Kranji, akan disesuaikan. Hal itu terkait adanya rencana pembangunan jalan tembus dari Jalan Jenderal Soedirman, menuju Jalan Gerilya, yang lokasinya berdekatan dengan lokasi pembangunan taman tersebut. Menurut Kepala Bidang Sungai dan Air Baku Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Banyumas, Akhmad Setiawan, terkait pembangunan taman, desain taman akan menyesuaikan rencana pembangunan jembatan yang menjadi salah satu bagian dari rencana pembangunan jalan tembus dari Jalan Jenderal Soedirman menuju Jalan Gerilya. “Jadi jembatan dahulu, nanti setelah itu baru taman, detailed engineering design (DED) nanti akan ditambah hal itu lagi,” tuturnya, saat dihubungi, kemarin.
Dia mengatakan, mengenai kelanjutan pembangunan taman, sejauh ini juga masih menunggu kepastian mengenai status tanah yang akan digunakan. Sebab, pihak Pemprov Jateng tetap menginginkan proses tukar guling ataupun hibah terkait status tanah yang akan digunakan sebagai lokasi taman. “Sambil menungu proses tukar guling atau hibah, mungkin kami akan pinjam pakai selama sekitar dua tahun,” jelasnya. Tahun ini, pembangunan taman yang lokasinya di bantaran Sungai Kranji sedianya mulai dilakukan dengan mempersiapkan lahan. Persoalan Lahan Setelahnya beberapa fasilitas juga kan mulai dibangun seperti jogging track. Lokasi di tepi Sungai Kranji itu, dipilih karena memiliki infrastruktur sumber daya air yang lengkap. Diberitakan sebelumnya, niatan Pemkab Banyumas membangun Taman Edukasi khusus mengenai sumber daya air terancam tak terlaksana. Persoalan lahan menjadi kendala pembangunan taman tersebut. Menurut Akhmad, status lahan yang akan digunakan untuk membangun taman tersebut adalah lahan milik Pemprov Jateng. Dijelaskan, sebelum pelaksanaan kegiatan pembangunan taman, sebenarnya sudah didahului dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkab Banyumas dan Pemprov Jateng, yang dilanjutkan dengan adanya perjanjian kerja sama (PKS) antara kedua belah pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar