Saat ini hampir setiap hari para orangtua membawa anak-anaknya mengunjungi Terminal Bulupitu Puwokerto, Jawa Tengah untuk berwisata. Kesan angker, jorok dan menakutkan pada terminal hilang, karena di terminal tersebut sudah ditempatkan beberapa fasilitas untuk masyarakat bersantai, berekreasi, dan belajar. "Hampir seminggu sekali saya ajak anak saya ke sini, banyak sekali yang bisa dipelajari oleh anak saya di sini, dia jadi tahu rambu-rambu lalu lintas, jadi tahu apa saja yang harus ditaati oleh pengendara bermotor. Selain itu disini juga aman, banyak mainan anak-anak, semua gratis saya cuma beli tiket parkir," kata Arya yang membawa serta anak dan istrinya ke Terminal Bulupitu Purwokerto, Sabtu (17/10/2015).
Para pengunjung maupun penumpang bus yang ingin bersantai di taman tersebut pasti akan betah berlama-lama. Suasana taman menyenangkan dengan pohon-pohon rindang membuat adem suasana, kursi-kursi taman yang ditata rapih di setiap sudut taman, area bermain anak yang nyaman dan bebas dari pedagang asongan serta pengamen.
"Kita tetap harus merubah imej terminal menjadi lebih humanis, karena yang selama ini ada, terminal itu kesannya angker, justru kita berikan pemahaman untuk masyarakat semuanya jika terminal itu tidak hanya sekedar terminal sebagai fungsi terminal, tapi juga bisa berfungsi sebagai edukasi dan rekreasi," ungkap Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banyumas, Santoso Eddy Prabowo. Dia menjelaskan, selama ini masyarakat menganggap untuk apa datang ke terminal selain menunggu bus, tapi justru sekarang malah terminal menjadi salah satu tujuan masyarakat Banyumas untuk berwisata. "Seperti ibu-ibu rumah tangga datang ke sini (terminal) bawa anak dan bilang disini lebih aman anak-anak bisa bermain dan tidak minta jajan, disini masuk hanya untuk parkir saja. Yang lain gratis semua,"
ungkapnya. Pengembangan ke depan yakni adanya taman lalulintas untuk semua masyarakat, karena selama ini hampir setiap hari ada anak-anak PAUD dan TK yang datang ke terminal untuk belajar mengenai rambu-rambu lalulintas, ke depan pihaknya akan mengembangkan taman pendidikan berlalu lintas untuk usia dini.
"Rencana tahun ini dapat bantuan dari pemerintah pusat, kemarin alhamdulilah jadi percontohan terminal di Indonesia karena ada terminal yang membangun taman edukasi, padahal saya hanya memanfaatkan lahan di depan. Awalnya yang tepat apa, saya dengan beberapa staf diskusi, lalu muncul ide untuk membuat taman lalulintas saja jadi sekaligus matching dengan fungsi terminal, malah dapet dukungan dari pemerintah," tuturnya.
Banyak yang bisa dipelajari oleh semua orang saat berkunjung ke taman Terminal Bulupitu Purwokerto, di taman tersebut banyak terdapat papan serta barikade yang biasanya digunakan untuk iklan produk. Tapi di taman tersebut bebas papan serta barikade bebas dari iklan, bahkan yang ditampilkan adalah imbauan tulisan serta gambar agar para pengguna jalan dapat lebih berhati-hati saat berkendara.
"Imbauan disini tidak hanya sekedar tulisan tapi foto sehingga mudah dipahami baik oleh orang dewasa maupun anak-anak. Pernah saya lihat itu banyak bapak-bapak bawa anak dan cucunya lihat lalu bertanya itu untuk apa. Saya kira Dishub Kabupaten lain di Indonesia belum ada yang seperti ini, memang ini bentuk inovasi saja untuk pembelajaran masyarakat," tutupnya.
Tempat Refresing dan foto foto
Imej seram terminal bus akan sirna saat Anda mengunjungi Terminal Bulupitu Purwokerto, Jawa Tengah. Terminal ini bersih dan nyaman. Ditambah fasilitas taman edukasi dan rekreasi di kompleks terminal membuat terminal tidak hanya dikunjungi oleh penumpang, tapi juga masyarakat umum.
"Sekarang semua orang rata-rata bawa handphone berkamera, ingin berfoto ngapain jauh-jauh ke luar negeri, cukup di terminal Purwokerto, toh sama saja seperti di Singapura, gambarnya ya seperti itu," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banyumas, Santoso Eddy Prabowo, Sabtu (17/10/2015).
Menurut dia, Terminal Bulupitu Purwokerto sebagai taman rekreasi disamping taman edukasi. Banyak masyarakat datang ketaman ini untuk berfoto-foto. Dengan dibuatkannya backdrop menara Eiffel dan Singapura bisa menjadi pilihan tersendiri bagi mereka yang senang berfoto narsis.
"Ini hanya sebagai hiburan untuk warga saja, siang dan malam hari taman ini banyak dikunjungi mayarakat yang senang berfoto, antusias masyarakat juga bagus," ujarnya.
Sementara menurut Nina dan Maya, dua mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Purwokerto yang sedang asik narsis di menara Eiffel mengatakan terminal Bulupitu Purwokerto sangat asik. Mereka yang dulunya jarang ke terminal, tapi semenjak ada taman dan tempat foto-foto mereka jadi lebih sering menghabiskan waktunya di terminal.
"Kalau dulu jarang ada tempat rekreasi kayak gini, cuma terminal ya terminal aja terus dulu juga tidak ada tempat berfoto seperti ini, klo sekarang lebih asik ada tamannya juga, jadi sering ke sini, lumayan buat hunting-hunting foto sekedar buat senang - senang aja," ujar Nina.
Menurut mereka, terminal dulu selalu dianggap paling menyeramkan, banyak preman, tapi kalau sekarang lumayan bisa untuk tempat nongkrong, bermain meskipun tidak ingin pergi menggunakan bus.
"Ke sini walupun tidak mau pergi naik bis tetep bisa main doank buat foto, jajan, istirahat juga," jelasnya.
Maya membandingkan saat dirinya di terminal Cirebon dan Kuningan, diterminal tersebut tidak ditemukan fasilitas seperti yang ada di Terminal Bulupitu Purwokerto, terminal hanya terminal, ada WC umum, semrawut, banyak preman.
"Di sini ramai terus luas juga, di terminal lain tidak ada yang seperti ini, yang lain cuma kayak terminal biasa aja yang punya fasilitas kayak gini baru saya lihat di Purwokerto," ungkapnya.
Di lahan sekitar 12 hektare ini, terminal Bulupitu juga mempunyai beberapa fasilitas lain di antaranya lokasi taman bermain anak, taman edukasi kesadaran berlalu lintas, free hotspot area, perpustakaan, ruang laktasi bagi ibu menyusui, masjid besar terminal, serta penataan pedagang yang rapi dan teratur.
Ciptakan Wahana Selfie, Tarik Pengunjung Hingga Luar Daerah
Hilangkan Kesan Negatif Terminal Bulu Pitu
(2 December 2015, Radar Banyumas)Banyak konotasi negatif yang sering terlontar saat orang menggambarkan suasana terminal. Suasana bising, panas, kotor, berdebu, bahkan rawan kejahatan dan calo, menjadi gambaran umum sebuah teminal. Akibaty lekatnya kesan negatif itu, banyak masyarakat yang akhirnya enggan masuk terminal dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Beberapa terobosan tidak lazim yang dilakukan Terminal Bulu Pitu, ternyata cukup efektif menghilangkan kesan negatif itu. Salah satunya dengan menciptakan sejumlah wahana selfie seperti taman payung, backdrop keajaiban dunia, hingga lukisan tiga dimensi.
Budaya selfie yang berkembang di kalangan muda maupun orang dewasa, dimanfaatkan Terminal Bulu Pitu untuk menciptakan suasana terminal yang ramah dan nyaman. Terminal yang biasanya identik dengan asap knalpot, saat ini dijadikan area selfie yang lebih sejuk dan menyenangkan.
“Orang zaman sekarang senengnya foto-foto terus diunggah ke media sosial. Hal inilah yang kita akomodasi,” ungkap Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dishubkominfo Banyumas Agus Sriyono.
Menurutnya, banyaknya orang yang mengunggah foto selfie Terminal Bulu Pitu, menjadi nilai tambah untuk mempromosikan konsep terminal ramah, aman dan nyaman.
“Dari foto-foto itu, masyarakat akan menilai sendiri bahwa di Terminal Bulu Pitu kita bisa melakukan berbagai hal yang menyenangkan, sehingga kesan negatif terminal perlahan-lahan akan pudar,” ujarnya.
Agus menjelaskan, wahana-wahana seperti taman payung, backdrop, maupun lukisan tiga dimensi memang sengaja disediakan untuk mengakomodasi kalangan remaja sampai dewasa.
Sebab selama ini, sarana dan prasarana bagi anak, terbilang cukup banyak. Terlebih setelah Taman Edukasi Keselamatan Jalan selesai dibangun.
“Terminal harus mengakomodasi berbagai kalangan usia. Dengan adanya berbagai sarana pendukung ini, harapannya nanti masyarakat bisa beralih kembali menggunakan angkutan umum ketimbang angkutan pribadi. Sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu lintas yang ada,” ujarnya.
Salah satu pengunjung Zaitun, berharap beberapa wahana yang ada juga dirawat. Karena menurutnya beberapa sudah terlihat tidak baik. Dia mencontohkan warna pada wahana backdrop yang terkesan sudah pudar.
“Warnanya sudah mulai pudar. Harus diperbaiki lagi agar tetap bagus, sehingga dapat lebih menarik pengunjung,” ungkapnya. Terobosan yang dilakukan Terminal Bulu Pitu sejauh ini ternyata juga efektif untuk menarik perhatian warga dari luar daerah seperti Purbalingga, Cilacap, hingga Banjarnegara.
Melati salah satunya. Warga Purbalingga ini sengaja menggunakan angkutan umum dari Terminal Purbalingga ke Terminal Bulu Pitu. Tujuannya adalah beberapa wahana selfie yang disediakan Terminal Bulu Pitu, baik taman payung, backdrop, maupun lukisan tiga dimensi.
Dia mengaku baru pertama kali masuk ke Terminal Bulu Pitu Purwokerto. Melihat banyaknya foto yang beredar di dunia maya tentang wahana di sana, dia mengaku tertarik untuk mencobanya.
“Saya sengaja kesini sama teman buat foto-foto. Saya kesininya juga naik bus soalnya takut bingung kalau naik motor, soalnya ini pertama kalinya saya kesini,” ujarnya gadis masih berada di bangku SMP.
Pengelola terminal berharap, kesan terminal kumuh, penuh polusi dan sederet cap negatif lainnya akan terkikis, sehingga terminal benar-benar menjadi tempat yang menyenangkan dan bernuansa rekreatif.
Belum Maksimal, Sudah Operasional
PURWOKERTO – Taman Edukasi Lalu Lintas di Terminal Bulupitu Purwokerto sudah mulai dioperasionalkan. Meski fisik taman belum sempurna, namun fasilitas dan sarana pendukung sudah dapat digunakan.
Kepala Dinhubkominfo Kabupaten Banyumas Santosa Eddy Prabowo mengatakan, meski belum maksimal namun operasional sudah dapat dilakukan. Saat ini taman sudah dilengkapi sarana mobil-mobilan dan rambu lalu lintas, yang ditujukan sebagai pembelajaran anak.
“Sarana mobil juga sudah digunakan untuk praktik anak-anak dalam memahami rambu lalu lintas yang ada di jalan, termasuk traffic light,” katanya.
Meski terbatas, lanjut Eddy, paling tidak operasional taman lalu lintas bisa memperkenalkan tata cara keselamatan lalu lintas, terutama untuk TK maupun PAUD. “Sekarang satu hari bisa sampai 2-3 TK/PAUD yang datang. Untuk menunjang fasilitas, kita juga sediakan bus gratis untuk antar jemput ke terminal,” jelasnya.
Dia menambahkan, hingga saat ini tetap fokus pada pembangunan fisik Taman Lalu Lintas. Pasalnya, berdasarkan anggaran tahun ini ditargetkan untuk penyelesaian fisik taman.
“Fisik tahap kedua akan kita selesaikan tahun ini. Sedangkan untuk sarana dan prasarana kita dapat bantuan dari pusat. Seperti videotron juga dapat dari pusat. Saat ini kita masih menunggu realisasinya,” katanya.
Seperti ketahui, tahun 2015 ini pembangunan Taman Edukasi Lalu Lintas Bulupitu tahap II dianggarkan sekitar Rp 500 juta, yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyumas Tahun Anggaran 2015.
Pembangunan taman lalu lintas tahap kedua lebih difokuskan pada penyelesaian fisik taman, yang sudah dilakukan pada tahap pertama di tahun 2014 lalu. Untuk fisik taman tahap kedua, akan dilengkapi dengan pembangunan jalan lingkar taman, bangku taman, hingga joglo (gazebo).
“Jadi walaupun ada pembangunan tahap kedua, tidak akan mengganggu operasional karena bangunan dan sarana intinya sudah ada,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar