Sepekan menjelang Lebaran 2017, kendaraan pemudik yang bernomor polisi luar daerah sudah mulai terlihat di jalur tengah dan selatan Kabupaten Banyumas.
Menyambut pemudik, sejumlah warga tepi jalan nasional pun mendirikan warung dadakan. Tak hanya pengguna mobil pribadi, para pemudik bersepeda motor pun sudah mulai terlihat melintas di wilayah Banyumas khususnya melalui jalur Bumiayu- Pekuncen sejak Jumat (16/6).
Para pemudik bersepeda motor bahkan sudah banyak terlihat singgah istirahat di warung-warung dadakan di tepi jalur tersebut. Warga Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Falinda mengatakan, keramaian kendaraan pemudik sudah mulai terlihat kurang dari sepekan lebaran.
Akibat keramaian tersebut, kondisi jalur Ajibarang Bumiayu sudah mulai terlihat padat sejak Jumat-Sabtu (15- 16/6) kemarin. “Memang harus hati-hati dan mengutamakan keselamatan ketika kita keluar rumah lewat jalan raya. Karena sekarang saja sudah mulai ramai, apalagi ditambah warga umum yang berbelanja dan kesibukan lainnya,” katanya.
Pedagang Tiban
Sepekan jelang lebaran ini, sejumlah pedagang tiban juga sudah mulai mempersiapkan warung dadakan di tepi jalur utama. Para pedagang tiban ini memanfaatkan areal tepian jalan khususnya jalur Ajibarang-Pekuncen untuk berjualan aneka makanan ringan, berat hingga minuman.
Sebagian dari mereka baru saja mendirikan bangunan semi permanen dan sebagian lainnya bahkan sudah mulai berjualan. Pedagang tiban asal Paguyangan, Brebes, Heru Wijayanto mengatakan, momen arus mudik dan balik Lebaran adalah momen untuk mencari berkah secara ekonomi. Dengan mendirikan warung dadakan secara sederhana, para pedagang berharap bisa mendulang untung dari sebagian rejeki pemudik yang mampir ke warung mereka.
“Ini menjadi momen buat kami untuk mendapatkan penghasilan tambahan saat jelang dan setelah hari raya. Sebagaimana tahun lalu, kami tahun ini juga akan berdagang memanfaatkan momen libur bekerja,” kata Heru yang juga pekerja di salah satu distibutor produk rumah tangga di Cilongok.
Untuk bisa mendirikan warung dadakan, Heru mengaku harus mengeluarkan uang hingga Rp 2 juta untuk mendirikan warung sederhana, sewa tempat, hingga sewa gerobak dagangan. Dengan modal patungan dengan saudaranya tersebut, Heru berharap bisa berdagang makanan mulai dari soto, minuman, gorengan, dan sebagainya.
“Jauh-jauh hari memang kami sudah menyiapkan tempat, sewa gerobak dan belanja keperluan berdagang. Ini dilaksanakan supaya ketika nanti telah datang waktunya segera kita akan menggelar dagangan untuk menyambut kedatangan pemudik,” jelas dia.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar