(ANTARA News) - Pembangunan "underpass" di Jalan Jenderal Soedirman sebelah selatan Stasiun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, segera dilaksanakan, kata Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum setempat Akhmad Taufik.
"Insya Allah, pekerjaan underpass akan dilaksanakan tahun ini. Kita semua berharap dalam waktu tidak terlalu lama," katanya saat paparan akhir "Detail Engineering Design (DED) Underpass" Jalan Jenderal Sudirman Purwokerto di Sasana Joko Kahiman, Rumah Dinas Bupati Banyumas, Senin.
Menurut dia, "underpass" rencananya dibangun 230 meter ke arah selatan dari perlintasan sebidang Jalan Jenderal Sudirman.
Ia mengatakan nantinya, akan ada bundaran di sisi timur dan barat, masing-masing dengan diameter 30 meter.
"Adapun dimensi bagian atas underpass dirancang setebal 1 meter sedangkan dimensi bawah 1,1 meter dengan rentang bebas 5,2 meter," katanya.
Dalam pembangunan "underpass", kata dia, tugas Pemerintah Kabupaten Banyumas adalah menyusun DED sedangkan pembangunannya menjadi ranah dan kewenangan Kementerian Perhubungan.
Sementara dalam paparan tersebut, Bupati Banyumas Achmad Husein sempat mengritisi beberapa hal yang disampaikan konsultan perencana DED, antara lain yang berkaitan dengan pancang gelagar H "beam underpass" yang sedikitnya membutuhkan 108 ton besi.
"Mengingat kualitas besi itu bermacam-macam, saya minta dilakukan secara cermat dalam pengadaannya. Kalau perlu ada survei," kata Bupati.
Ia mengatakan "underpass" nantinya akan dihubungkan oleh jalan lingkar berbentuk U yang pembangunannya dibagi dalam dua segmen.
Menurut dia, segmen timur menjadi tanggung jawab Pemkab Banyumas, sedangkan segmen barat menjadi tanggung jawab PT Kereta Api Indonesia.
"Mengingat pembangunan jalan terbagi dua segmen, maka harus ada persamaan atau kesesuaian baik harga maupun kualitas material bangunannya. Oleh karena itu, satuan harga untuk volume dan barang yang sama haruslah sama," katanya.
Ia mengatakan genangan air tertinggi pada musim hujan agar betul-betul diperhitungkan sehingga tak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Dia menyarankan ada penambahan satu bak kontrol dan satu mesin pompa untuk kondisi darurat dengan kapasitas minimal 100 liter per detik.
"Jika ini tidak diantisipasi, dikhawatirkan akan timbul kemacetan saat terjadi genangan air. Hal yang tak kalah penting adalah perhitungan struktur temporary bridge (jembatan sementara) yang akan dipakai selama underpass belum selesai dan dinyatakan operasional," katanya.
Pembangunan "underpass" itu ditujukan untuk mengantisipasi kemacetan yang biasa terjadi di perlintasan sebidang Jalan Jenderal Soedirman sebelah selatan Stasiun Purwokerto terutama ketika ada kereta api yang melintas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar