BRT Purwokerto Wangon merupakan salah satu rencana koridor BRT Purwokerto yang merupakan satu satunya koridor dalam kabupaten Banyumas dalam dan bukan antar kabupaten seperti 3 koridor BRT lainnya. Berbeda dengan info terdahulu bahwa area Jatilawang, Rawalo , dan Wangon akan dibuat sistem loop ternyata info terbaru menjadi BRT Purwokerto Wangon.
Mungkin seiring perkembangan informasi yang makin santer bahwa Wangon di prediksi akan dilewati Jalan TOL menjadi salah satu pertimbangan.
Wacana beroperasinya Bus Rapid Transit (BRT) di Purwokerto banyak mendapat perhatian. Sayangnya sampai sekarang memang belum ada kepastian, kapan BRT untuk wilayah Barlingmascakeb beroperasi. Kepala Bidang Teknik dan Sarana dan Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Drs Lendra Yuspi MSi melalui PLT Kepala Seksi Angkutan, Karyono ST MPA mengatakan, BRT tersebut merupakan program Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Tengah. Ilustrasi/Jawa Pos Dinhub Jateng menurut Karyono memberikan program aglomerasi berupa penyatuan wilayah dan kabupaten atau kota dalam hal transportasi. Salah satunya dengan penyediaan BRT. “Kami dari Dinhub Kabupaten Banyumas belum dapat memastikan realisasi untuk area Barlingmascakeb, karena semua kewenangan dari provinsi, tapi sudah masuk SK provinsi,” katanya. Karyono menuturkan, detail rincian tempat pemberhentian bus atau halte juga belum dapat dipastikan.
Namun, untuk wilayah Barlingmascakeb akan dibuat empat koridor dengan rincian, Purwokerto-Purbalingga, Purwokerto-Banjarnegara, Purwokerto-Cilacap, dan Purwokerto-Wangon. Semua jalur tersebut juga termasuk jalur untuk pergi-pulang PP). Karyono mengatakan, untuk pembangunan yang akan dikerjakan adalah koridor pertama, yaitu pada jalur Purwokerto-Purbalingga PP. “Salah satu alasan prioritas koridor pertama untuk Purwokerto-Purbalingga karena adanya Bandara Wirasaba. Rutenya akan diawali dari Terminal Purwokerto, Sokaraja, dan finish di Terminal Purbalingga,” tuturnya.
Karyono mengatakan, menurut rencana, Dinhub Propinsi Jateng akan menyediakan armada sebanyak 27 bus. Sebanyak 23 bus akan dioperasikan, sedangkan empat bus sebagai cadangan. “Pada awal dioperasikan BRT akan dilakukan evaluasi. Jika antusias masyarakat semakin meningkat, empat bus itu dapat digunakan. Karena jatahnya maksimal 27 bus,” kata Karyono. Lebih lanjut Karyono mengatakan, saat ini untuk Koridor Barlingmascakeb, tahun ini belum menjadi prioritas. Sebelumnya memang BRT Barlingmascakeb direalisasikan tahun ini. Namun Dinhub Jateng, memprioritaskan wilayah Kendal, Demak, Ungaran, Semarang-Purwodadi (Kedung Sepur) serta Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten (Subosukawonosraten). “Untuk aglomerasi yang sudah terbentuk untuk area Kedung Sepur sebanyak empat koridor. Sedangkan Subosukawonosraten sebanak 11 koridor.
Sementara itu, Sekretaris Organda Kabupaten Banyumas, Is Heru Permana menilai saat ini kondisi transportasi di Banyumas saat ini sedang lesu. Terutama angkutan kota dan Koprades. Jika ada penambahan transportasi baru seperti BRT, dikhawatirkan bisa bisa menimbulkan persoalan antara masyarakat dengan pelaku usaha jasa transportasi yang sudah ada. Is Heru berharap ada koordinasi terlebih dahulu antara organda, pengusaha, dan pihak-pihak terkait lainnya. “Harus ada kordinasi untuk membahas bagaimana dampak dari adanya BRT ini untuk jasa transportasi umum yang ada,” ujar Is Heru. Is Heru menyampaikan, Organda menginginkan supaya dapat mengubah pola pikir masyarakat Banyumas bahwa transpotasi umum itu milik rakyat. Sehingga masyarakat bisa meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan jas transportasi untuk bepergian. “Harus ada pembenahan untuk transportasi umum, salah satunya dengan memperbaiki kualitasnya agar mejadikan transportasi umum sebagai primadona,” ujar Is Heru.
sumber Radar Banyumas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar