TAMBAK-Desa-desa di Kecamatan Tambak sudah mulai merintis pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Keberadaan BUMDes digadang-gadang sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat desa. Baru-baru ini, Desa Buniayu mendirikan BUMDes berupa pasar desa, toserba dan toko material. Akan tetapi, belum semua desa di Kecamatan Tambak merealisasikan pembuatan BUMDes pada 2017 ini.
Kebingungan dalam menentukan jenis BUMDes adalah salah satu masalahnya. Desa masih mencari unit usaha yang tepat, sehingga ketika mendirikan BUMDes dapat berjalan dan berkelanjutan. Kepala Desa Prembun Masudi mengatakan bahwa pemerintah pusat menuntut desa supaya mempunyai BUMDes. Sedangkan untuk sementara waktu, desa masih kesulitan dalam membangun BUMDes.
“Desa Prembun mempunyai embung. Sebenarnya dapat dikembangkan untuk mengangkat potensi pariwisata desa yang dapat dikelola sebagai BUMDes. Tapi, mendirikan wahana wisata dan sarana pendukung lainnya bukan hal mudah. Banyak modal yang dibutuhkan,” papar Masudi. Oleh karena itu, Desa Prembun mengeliminasi embung sebagai potensi BUMDes. Kemudian, dengan adanya pembaruan PAMSIMAS pada 2017 ini membawa harapan bagi Desa Prembun.
“Pengelolaan air PAMSIMAS setelah penggantian pipa jika lancar dan merata untuk masyarakat maka PAMSIMAS akan dikelola sebagai BUMDes,” kata Masudi. Camat Tambak, Dwi Irawan Sukma menekankan, pendirian BUMDes bukan asal-asalan. Artinya, desa harus memperhatikan potensi yang dimiliki. “BUMDes itu sesuai dengan potensi masing-masing desa. Pengelolaan BUMDes ada pengurus tersendiri,” kata Dwi Irawan. BUMDes nantinya menjadi sumber Pendapatan Asli Desa. Sebab, Dana desa bukan lagi menjadi sumber utama pembangunan desa. Dana desa hanya stimulus.
Sumber: Radarbanyumas.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar