Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Jumat, 04 Maret 2016

Stadion Mini Mangkrak


RADARMAS/Purwokerto,
 TIDAK TERURUS : Stadion Mini sudah jarang digunakan dan terkesan tidak terawat. /DIMAS PRABOWO/RADARMAS

TIDAK TERURUS : Stadion Mini sudah jarang digunakan dan terkesan tidak terawat.
Kewenangan Tidak Jelas
PURWOKERTO – Stadion Mini yang berada di wilayah Kelurahan Purwokerto Kulon, mangkrak. Hal itu disebabkan tidak adanya kejelasan kewenangan, sehingga sampai saat ini untuk proses perizinan penggunaan masih saling lempar. Bahkan tidak ada pemeliharaan, baik dari pihak kelurahan maupun pemerintah kabupaten.
Dari pantauan Radarmas kemarin, sejumlah fasilitas stadion tidak berfungsi. Seperti kamar mandi dan toilet. Bahkan kondisi pagar keliling dan rumput liar terlihat belum pernah tersentuh perawatan.
Salah satu warga setempat, Yoga mengatakan, sampai saat ini Stadion Mini memang tidak pernah mendapat perawatan apa-apa. “Paling ada warga yang mengambil rumput untuk umpan ternak,” katanya.
Dijelaskan, akibat mangkraknya fasilitas umum tersebut, saat ini banyak keluhan dari masyarakat karena beberapa kali kawasan tersebut digunakan untuk praktik penyakit masyarakat. Seperti perbuatan mesum dan minum-minuman beralkohol.
“Beberapa waktu lalu juga pernah ada razia dari Satpol PP, dan beberapa pasangan sempat terjaring,” ujarnya.
Terpisah, Lurah Purwokerto Kulon, Mukhlisin mengaku tidak dapat berbuat banyak. Meski dalam catatan daerah aset tersebut berada di wilayah Kelurahan Purwokerto Kulon, namun untuk perizinan tetap harus dilakukan ke tingkat kabupaten.
“Dulu itu kan kewenangan Dindik, tapi saat ini tidak ada kejelasan. Jadi sekarang kalau ada event atau kegiatan di wilayah itu, kita akan rekomendasikan untuk mengurus perizinan ke Pemkab melalui DPPKAD,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan untuk pemeliharaan Stadion Mini dia mengaku dari kelurahan tidak memiliki anggaran. Begitu juga pemkab.
Dia menjelaskan, sampai saat ini belum ada penyerahan kewenangan dari pihak yang berwenang kepada pihak kelurahan terkait pemeliharaannya. Sehingga sampai saat ini, pihaknya juga belum dapat menganggarkan.
“Sebelumnya juga ada yang mengajukan untuk menggunakan stadion untuk latihan sepakbola, namun kita arahkan ke Pemkab. Sampai sekarang kita belum tahu kelanjutannya,” jelasnya.

Pembahasan Raperda Sering Molor

Pembahasan Raperda Sering Molor

Dewan Tak Punya Manajemen Legislasi
PURWOKERTO – Pembahasan raperda inisiatif yang dilakukan DPRD Banyumas sering molor. Hal ini disebabkan dewan dewan belum punya manajemen legislasi, sehingga tidak ada pengelolaan manajemen yang jelas. Hal itu membuat masing-masing komisi, personal DPRD maupun badan pembentukan peraturan daerah (Baperda) sering jalan sendiri-sendiri.
Koordinator Tenaga Ahli Lintas Fraksi DPRD Banyumas Suradi Alkarim mengatakan, usulan penyiapan manajemen legislasi sempat dibahas dalam rapat koordinasi antara tenaga ahli fraksi dan kelompok pakar bersama bagian Setwan pada 24 Febaruari lalu.
“Manajemen legislasi dianggap mendesak dan diperlukan anggota DPRD dalam menjalankan fungsi legislasinya. Karena selama dua tahun terakhir, dalam payung program legilasi daerah (Prolegda), pembahasan puluhan raperda dinyatakan molor atau tak terselesaikan sesuai target dengan produk hukum daerah berkualitas,” kata tenaga ahli Fraksi Golkar-Demokrat, kemarin.
Menurutnya, dalam menyusun prolegda bukan program yang asal-asalan dan mengejar target kuantitas. Sesuai Pasal 7 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UUPPP), prolegda merupkan instrument perencanaan program pembentukan undang-undang yang disusun secara berncana, terpadu dan sistematis. Dalam hal ini, nilai dia, peran DPRD sangat sentral.
Masukan lain, kata dia, dalam menyusun dokumen naskah akademik, prasyarat raperda terutama inisiatif perlu diserahkan kepada satu tim dari akademisi (perguruan tinggi) sesuai spesifikasi keilmuanya. Naskah akademik juga harus didukung dengan data yang akurat dari lapangan, terutama mengenai kesadaran hukum masyarakat.
“Dalam menjalankan manajemen legislasi, pikiran tenaga ahli sangat relevan dihadirkan di DPRD. Dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifas produk hukum daerah yang berkualitas. Serta untuk menjaga proses Prolegda tetap berada dalam alur pembentukan sistem hukum lokal, yang mencerminkan satu kesatuan konsep atau pemikiran,” katanya. 

Kamis, 03 Maret 2016

mengubah ulang konsep Pratista Harsa

Saya lihat ada yang ga sinkron antara berita tahun 2010 dengan perkembangan terkini . yaitu pratista harsa adalah pusat ekonomi kota baru .. Spot ini bahkan ga laku jadi centra akik padahal saat booming akik . Siapapun yang berwenang tolong segera ubah konsep dan grand design pratista harsa . Blok A jadikan pusat kuliner . Blok B jadikan hotel saja . Bikin jalan baru dari pertigaan pereng ke selatan karena ada view yang indah dan bisa dikembangkan ke sektor wisata . 


Bagiamana cara menghidupkan pratista harsa? Saya memiliki ide seperti ini :

  1. Ini adalah bagian dari Rencana Pemda merelokasi PKL yang menjadi persoalan akut, tentu ini harus didukung kebijakan lain yang saling menopang. Supaya Kelangsungan Pusat kuliner tetap berjalanan Pemda sebaiknya membuat aturan khusus bagi Karyawan atau PNS di lingkungan Dinas/Kantor atau Perusahaan Daerah untuk diwajibkan makan di Pratista Harsa minimal seminggu sekali. Jumlah karyawan yang banyak dan apalah arti makan hanya seminggu sekali tentu tidaklah memberatkan jika dibanding kewajiban memakai batu akik saya kira. Ini pasti akan berdampak besar bagi Pratista Harsa.
  2. Sebuah lokasi akan terdampak jika ada event atau acara yang digelar secara rutin dan terjadwal. Misalnya untuk Pratista Harsa ada area lapang yang cukup luas, buatkan saja semacam panggung atau galery, atau memanfaatkan lantai 2 gedung Blok A. Event tersebut bisa berdampak pada kunjungan ke pusat kuliner juga karena kebutuhan makan dan minum pengunjung pasti akan mendatangi lokasi terdekat . Nah ini adalah cara  meningkatkan kunjungan itu. Selanjutnya seperti apakah event yang dimaksud? Kalau bisa yang merupakan event seagenda dengan tujuan Pemkab Banyumas, misalnya berbagai perlombaan jenjang tingkat pendidikan, kegiatan seni ( konsep pasar Tugu coba diterapkan di sini dan jalan Pereng). Event seperti ini harus diagendakan minimal seminggu sekali.
Saya yakin dengan 2 point ini akan sangat  berdampak pada Pratista Harsa.   

RADARMAS 3 March 2016 


Pemkab sebetulnya telah menyiapkan lokasi untuk mengumpulkan para PKL yakni Pratista Harsa. Namun upaya tersebut kurang diminati pedagang. Untuk itu lanjutnya, pihaknya berencana akan mengubah ulang konsep tempat tersebut.
“Pratista Harsa akan kita ramaikan lagi. Akan kita jadikan satu tempat kuliner dan kerajinan. Sementara bangunan yang satunya akan kita carikan ide-ide untuk membuat ramai tempat tersebut,” tandasnya.
 "Alun-alun Purwokerto kini makin marak dengan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL). Pemkab pun dinilai tidak tegas dalam menangani masalah PKl alun-alun.Salah satu pengunjung alun-alun, Rizki Okta mengatakan, PKL membuat alun-alun seperti pasar. “Pemerintah daerah harus segera mengatasi masalah itu. Kalau tidak PKL akan semakin banyak,” katanya.Menurut warga lainnya, Chandra , keberadaan PKL mengganggu ketenangan dan kenyamanan. Kebanyakan orang yang berkunjung ke alun-alun menginginkan suasana yang tenang dan nyaman. “Seharusnya PKL ditempatkan di satu tempat, jadi ngga terlihat berantakan dan semrawut. Belum lagi sampahnya berserakan,” tuturnya.Menanggapi hal itu, Bupati Banyumas Ir Achmad Husein mengakui, sudah memberikan toleransi kepada para PKL untuk berjualan di alun-alun Purwokerto. Namun toleransi yang diberikan hanya sementara, sambil mencari solusi yang lebih baik.“Saya memberikan toleransi di situ. Artinya boleh walaupun aturannya sebenarnya tidak boleh. Itu hanya sementara, karena kita belum menemukan lokasi lain untuk mereka,” kata Husein.Sesuai perjanjian, katanya, pedagang yang diperbolehkan berjualan di alun-alun hanya pedagang asongan dan tidak boleh di atas rumput. Itupun boleh berjualan dari pukul 16.00 hingga malam hari. Namun saat ini banyak pedagang yang nekat berjualan di atas rumput.“Sebetulnya saya sangat bertoleransi banyak. Memberikan mereka kesempatan berdagang tapi dengan tertib, menjaga kebersihan dan tidak merusak rumput. Jadi saya minta mereka menghargai toleransi kita. Nanti kita kembalikan ke awal perjanjian kita dan akan kita tertibkan lagi,” tegasnya."



Rabu, 02 Maret 2016

Proses Penggantian Aset TESDA Sungai Kranji

Maksimal Butuh Enam Bulan


PURWOKERTO – Pembangunan Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) Sungai Kranji masih diupayakan Pemkab Banyumas. Tahun ini, pemkab menargetkan pembangunan fisik taman bisa dimulai. Saat ini realisasi tersebut masih menunggu lahan pengganti yang akan ditukar dengan lahan milik provinsi yang ada di Kranji.
“Dari rapat dengan provinsi, pihak provinsi sudah setuju untuk menukar lahan dengan lahan milik pemkab Banyumas. Saat ini kita masih menunggu alternatif lahan yang akan ditukar,” kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas, Ariono.
Seperti diketahui, status lahan yang akan digunakan masih menjadi milik atau aset Pemprov Jawa Tengah, sehingga perlu dilakukan koordinasi terkait administrasi pemanfaatan lahan.
“Harapannya pembangunan bisa direalisasikan dan bisa diselesaikan sekaligus pada tahun ini,” ujarnya.
Kepala Dinas SDABM Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan, dari informasi yang didapat dari provinsi, proses penggantian aset membutuhkan waktu enam bulan. Sehingga pihaknya berharap aset yang dijadikan alternatif pengganti dapat segera diajukan.
“Kemungkinan bisa lebih cepat. Tapi kita masih menunggu pendataan aset dari bagian aset Setda Banyumas. Kemungkinan baru Agustus realisasi fisik taman dibangun,” katanya.
Dijelaskan, untuk proses penyusunan DED Taman Kranji, pihaknya sudah melakukan penyempurnaan. Di sisi lain, untuk anggaran pembangunan sampai saat ini juga sudah disiapkan senilai Rp 1 miliar.

Pemkab Siapkan Tiga Lokasi Pengganti

PURWOKERTO – Pemkab Banyumas telah menyiapkan lahan alternatif pengganti lahan milik provinsi di wilayah Kranji. Lahan milik provinsi bakal digunakan untuk Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) Sungai Kranji.
Kabid Aset dan Akutansi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Banyumas, Maryono mengatakan, dari hasil rapat telah disepakati alternatif untuk rencana tanah pemda yang mau ditukarkan ada tiga lokasi.
Yakni tanah seluas 3 hektare milik pemda di Kelurahan Teluk lokasinya di sebelah SMPN 7. Alternatif kedua, lahan di belakang gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Jalan Gerilya, luasnya sekitar 1 hektare. Serta alternatif ketiga pemberian lahan untuk akses jalan dari lokawisata Baturraden ke Kebun Raya Baturraden.
“Kebetulan pemerintah provinsi ingin menggunakan tanah pemda yang ada di lokasi wisata Baturraden, karena Kebun Raya pengelolanya provinsi. Tapi jalan yang akses dari lokawisata Baturraden menuju ke sana belum ada. Itu mau menggunakan milik pemda, luasnya sekitar 2.950 meter persegi,” kata Maryono, Selasa (1/3).
Lebih lanjut Maryono mengatakan, dari ketiga lokasi alternatif, pihaknya berharap terjadi kesepakatan antara pemerintah provinsi dengan pemkab. Menurutnya, tukar menukar lahan harus disepakati bersama. Untuk itu, pihaknya menggunakan tim appraisal untuk melakukan penghitungan.
“Kalau tukar menukar harus seimbang, sehingga kita akan pakai aprraisal. Kalau selisihnya sedikit masih bisa dibahas. Tapi kalau selisihnya agak banyak, misalkan sampai Rp 100 juta, tergantung nanti provinsi apakah mau tetap seperti itu apa mau minta kekurangannya dalam bentuk tanah lain atau uang,” terangnya.
Maryono menuturkan, ketiga lahan baru akan ditinjau oleh provinsi. Namun pihaknya berharap pertukaran yang akan disepakati yakni jalan akses ke kebun raya. Menurutnya, pertukaran tersebut akan saling menguntungkan kedua pihak. Apalagi nilainya tidak jauh berbeda.
“Kalau disepakati dengan akses jalan ke kebun raya, sama-sama untung. Otomatis kalau ada aksesnya, ada wisatawan yang ke Baturraden juga bisa tembus ke kebun raya. Terlebih jika bisa dibuat tiket terusan,” ujarnya.
Maryono berharap, proses pertukaran lahan segera diselesaikan. Sehingga pembangunan TESDA Sungai Kranji juga bisa segera diproses. Jika tanah sudah tidak ada masalah, kemungkinan Bina Marga siap melelang.
“Harapan kami juga segera, meskipun proses itu butuh waktu kerana harus ada penilaian. Hari ini (kemarin) baru ada koordinasi dari UP3D, bahwa tim dari provinsi akan melakukan survei lokasi. Semakin cepat semakin baik, apalagi anggaran sudah siap,” tandasnya.
Ditambahkan, sebelumnya pemkab meminta lahan di wilayah Kanji untuk dihibahkan. Namun pihak provinsi tidak sepangkat. Mereka menginginkan adanya pertukaran lahan.
“Kami dari bidang aset hanya menyiapkan lahan pengganti, ketiga lahan alternatif itu menurut kami yang paling memungkinkan karena berada di dalam kota. Apalagi akses ke kota juga tidak terlalu jauh,” katanya.


Kelanjutan Taman Kranji

PURWOKERTO – Kelanjutan pembangunan Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) Kranji masih belum bisa dipastikan, hal itu mengingat tawaran lahan pengganti dari Pemkab Banyumas kepada Pemerintah Provinsi, baru akan dicek Selasa (15/3).
“Besok (hari ini-red) lahan pengganti yang ditawarkan kepada Pemprov Jateng baru akan dilihat oleh tim dari provinsi,” kata Kepala Bidang Sungai dan Air Baku Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Banyumas, Achmad Setiawan, Senin (14/3).
Menurutnya, bila dari tiga alternatif lahan pengganti yang diusulkan Pemkab Banyumas salah satunya diterima oleh Pempro, maka pembangunan TESDA Kranji baru dapat dilanjutkan. Dan, sejauh ini pihaknya masih menunggu kepastian mengenai penggantian lahan untuk melakukan kegiatan pembangunan.
“Kami masih menunggu kepastiannya,” ujarnya. Tahun lalu, pembangunan taman yang lokasinya di bantaran Sungai Kranji sedianya mulai dilakukan dengan mempersiapkan lahan. Setelahnya beberapa fasilitas juga kan mulai dibangun seperti jogging track. Lokasi di tepi Sungai Kranji itu, dipilih karena memiliki infrastruktur sumber daya air yang lengkap.
Pada desain awal, taman hanya dibangun di bantaran Sungai Kranji, di lokasi tersebut, akan dibangun beberapa sarana seperti jogging track, bangku taman, serta air mancur di tengah taman. Taman Edukasi Sumber Daya Air yang merupakan bagian dari program restorasi Sungai Kranji mulai dibangun pada 2015.
Berkaitan dengan program restorasi Sungai Kranji, pada 2014 lalu sudah mulai dikerjakan. Namun demikian, pekerjaan yang dilakukan tahun lalu diantaranya baru perbaikan pintu bendung.
Restorasi Sungai
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Banyumas, Irawadi, menambahkan, tujuan dilakukan restorasi sungai dengan membangun taman, untuk menambah ruang terbuka hijau, serta untuk konservasi. Sebab dengan bantaran yang terjaga, dapat menjadi daerah resapan air, sehingga tidak langsung melimpas ke sungai.
Selain itu, nantinya setelah direvitalisasi, bantaran sungai itu akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti lokasi pusat kuliner. Diberitakan sebelumnya, lahan di tiga lokasi disiapkan Pemkab Banyumas, sebagai alternatif pengganti lahan milik Pempro sekitar Sungai Kranji, yang akan dibangun Taman TESDA Kranji.
Menurut Kabid Aset dan Akutansi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Banyumas, Maryono tiga alternatif lahan tersebut yaitu tanah seluas tiga hektare milik Pemkab di Kelurahan Teluk yang berada di sebelah SMP 7 Purwokerto.
Laha lainnya berada di Jalan Gerilya tepatnya di belakang Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang memiliki luas sekitar satu hektare. Adapun selanjutnya yaitu pemberian lahan untuk akses jalan dari Lokawisata Baturraden ke Kebun Raya Baturraden.
“Kebetulan Pemprov ingin menggunakan tanah pemda yang ada di lokasi wisata Baturraden, karena Kebun Raya pengelolanya Provinsi, tapi jalan yang akses dari lokawisata Baturraden menuju ke sana itu belum ada.
Lha itu mau menggunakan milik pemda, luasnya sekitar 2.950 meter persegi,” kata dia, Selasa (1/3). Agar nilai aset yang ditukar seimbang, dia mengatakan akan menggunakan tim appraisal untuk melakukan penghitungan.
Bila dalam hasil penghitungan ada selisih tapi jumlahnya sedikit hal itu masih dapat dibahas lebih lanjut. Namun demikian, bila selisihnya cukup banyak, tergantung dari Pemprov apakah akan tetap bersedia, atau akan meminta kekurangannya dalam bentuk tanah di lokasi lain, atau dengan uang.

Bencana Angin kencang Banyumas barat

13 Kali Terjadi Angin Ribut

headline radar banyumasDi Wilayah Banyumas Barat
PURWOKERTO – Selama dua bulan terakhir, bencana angin ribut kerap melanda beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Banyumas. Dari data yang ada, sebagian besar bencana angin ribut yang terjadi hingga awal Maret, berada di wilayah Banyumas bagian barat.
Setidaknya ada tujuh kecamatan yang dinilai rawan bencana angin ribut, seperti Kecamatan Rawalo, Kecamatan Wangon, Kecamatan Ajibarang, Kecamatan Jatilawang, Kecamatan Cilongok, Kecamatan Purwojati, dan Kecamatan Pekuncen.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyumas Suyanto mengatakan, beberapa kerugian material yang disebabkan angin ribut berupa rumah rusak dan pohon tumbang. Tidak hanya itu, jaringan listrik juga terpengaruh.
“Sejak Januari hingga awal Maret ini, tercatat 13 kali angin ribut melanda wilayah Banyumas,” katanya.
Dari data yang ada, awal Maret ini intensitas angin ribut dinilai cukup meningkat. Pasalnya, hingga Kamis (3/3), tercatat sudah 5 kali terjadi bencana angin ribut.
Dijelaskan, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak musim penghujan masih akan terjadi antara Februari sampai Maret. Untuk itu, BPBD terus mewaspadai kemungkinan bencana yang terjadi, baik longsor, banjir, hingga angin ribut.
Untuk penanganan, BPBD Banyumas sejauh ini sudah menyalurkan bantuan berupa material kepada sejumlah wilayah yang mengalami bencana. Adapun material yang disalurkan kepada korban, diantaranya berupa seng, paku, maupun kalsiboard.
“Material bantuan sifatnya hanya untuk kondisi darurat. Artinya hanya untuk penunjang sementara, bukan memperbaiki kondisi yang rusak akibat bencana,” katanya.


BPBD Masih Data Rumah Rusak Terdampak Angin

2 Maret 2016  Suara Banyumas 
RUSAK: Rumah warga Dusun Tipar Desa Lesmana Kecamatan Ajibarang yang atapnya rusak terkena pohon tumbang, Selasa (1/3) kemarin.(suaramerdeka.com/Susanto)
RUSAK: Rumah warga Dusun Tipar Desa Lesmana Kecamatan Ajibarang yang atapnya rusak terkena pohon tumbang, Selasa (1/3) kemarin.(suaramerdeka.com/Susanto)
BANYUMAS, suaramerdeka.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas terus mendata dan melakukan penanganan rumah rusak akibat dampak angin kencang yang melanda wilayah Banyumas bagian barat. Apalagi sampai dengan Rabu (2/3), angin kencang masih terus bertiup khususnya di tujuh kecamatan.
Koordinator Relawan Penanganan BPBD Banyumas, Saiful Amin mengatakan, wilayah yang paling terdampak angin di Banyumas bagian barat adalah kecamatan Pekuncen, Ajibarang, Gumelar, Wangon, Cilongok, Purwojati dan Rawalo.
Di sejumlah desa di tujuh kecamatan itu, angin kencang membuat sejumlah pohon besar tumbang mengenai rumah dan menutup akses jalan. Namun beruntung angin kencang itu tak sampai membawa korban jiwa.
Saiful Amin mengatakan untuk menghadapi dampak angin itu, pihak BPBD bersama dengan aparat penanganan bencana bahkan telah membuat posko bencana angin di Kecamatan Ajibarang sejak Selasa (1/3). Rabu (2/3) para personel BPBD beserta gabungan tim lainya juga terus melaksanakan patroli keliling wilayah rawan angin kencang di wilayah Banyumas bagian barat.
Sementara itu, Kasi Ketenteraman dan Keteriban Umum Kecamatan Pekuncen, Marsono mengatakan pihaknya terus meminta masyarakat semakin waspada terhadap dampak angin kencang yang saat ini masih bertiup. Bagi warga yang tempat tinggalnya
berdekatan dengan pohon besar rawan tumbang atau patah, pihaknya meminta warga untuk waspada dengan memangkasnya.

Puluhan Rumah Rusak Disapu Angin

sm/dok
2 Maret 2016  Suara Banyumas 

BANYUMAS, suaramerdeka.com – Angin kencang yang melanda di wilayah kecamatan Banyumas barat sejak Senin (29/2) hingga Selasa (1/3) membuat banyak pohon tumbang hingga membuat puluhan rumah rusak. Tak ada korban jiwa peristiwa itu, namun kerugian harus ditanggung oleh pemilik rumah.
Wilayah yang dihempas angin kencang itu antara lain Kecamatan Pekuncen, Ajibarang, Lumbir, Wangon dan Cilongok. Jumlah rumah, tingkat kerusakan dan total kerugian yang dialami oleh warga hingga kemarin masih didata oleh pihak terkait. Tumbangnya pohon yang melintang di jalan desa maupun jalan nasional juga sempat mengganggu arus lalu lintas kendaraan.
Komandan Satgas Tagana Banyumas, Ady Candra mengatakan warga bersama personel Tagana langsung melaksanakan pembersihan dan pemotongan pohon tumbang pada Selasa (1/3) pagi. Iapun mengimbau kepada warga di Banyumas wilayah Barat untuk senantiasa waspada terhadap bertiupnya kembali angin kencang mulai Senin (29/2) kemarin.
“Bagi warga yang rumahnya berdekatan dengan pohon rawan tumbang diharap semakin waspada. Karena ketika angin kencang datang, maka potensi patah atau tumbang setiap saat bisa terjadi,” katanya.
Warga Grumbul Gandusari Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen, Tarsudi (48) mengatakan rumahnya yang berdinding kalsibot dan beratap asbes juga porak poranda setelah dihempas angin yang bertiup sejak Senin (29/2) hingga Selasa (1/3) pagi kemarin. Meski terbilang rusak ringan, namun kerugian material cukup membuat pria yang bekerja serabutan tersebut kerepotan.
“Padahal saya kira musim grubugan (angin) sudah berakhir. Tapi ternyata masih ada angin yang bertiup sejak kemarin. Kalau seperti ini terus kami khawatir kondisi rumah terancam,” kata ayah dua anak ini.

Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga

foto aJuga Kabel PLN dan Jalan Raya
BANYUMAS-Angin kencang yang melanda wilayah Banyumas bagian barat menyebabkan pohon tumbang dan menimpa rumah warga, jaringan listrik PLN, serta  menutup jalan, Selasa (1/3).
Di Grumbul Tipar Desa Lesmana, rumah Tugino (35) warga RT 2 RW 6, rusak berat setelah pohon albasia yang berada di depan rumahnya roboh pada pukul 05.30.
Kadus II Lesmana, Haryanto mengatakan, angin kencang yang melanda wilayah Lesmana menyebabkan pohon albasia setinggi sepuluh meter menimpa rumah Tugino. Akibatnya, bagian atap rumah rusak berat.
Koordinator relawan Tagana Banyumas, Ady Chandra mengatakan, angin kencang yang masih melanda wilayah Banyumas bagian barat menyebabkan puluhan pohon tumbang.
Di tikungan sebelum jembatan Tonjong Desa Pandansari Kecamatan Ajibarang, Selasa (1/3) siang. Pohon tumbang menutup jalan nasional antara Ajibarang dengan Brebes. Akibatnya kemacetan kendaraan terjadi sebelum evakuasi dilaksanakan.
“Kami langsung turun dengan membawa gergaji mesin. Kemudian pohon dipotong dan relawan Tagana langsung menyingkirkan potongan pohon tersebutsupaya arus lalu lintas kembali lancar,”jelasnya.
Selain pohon tumbang yang menutup jalan, di Kecamatan Cilongok tepatnya di RT 4 RW 1 Desa Sambirata, rumah Duljalil (55) rusak setelah pohon pete yang berada di samping rumah tumbang.
Relawan Tagana langsung ke lokasi untuk membantu proses evakuasi bersama Muspika CIlongok dan warga.     Danramil CIlongok Kapt Czi Waris Hidayat mengatakan, dua pohon tumbang menimpa rumah warga yaitu di Desa Sambirata dan Jatisaba.
Di Desa Jatisaba, pohon tumbang menimpa rumah Imam Sidik. Anggota Koramil langsung disebar untuk ikut dalam penanganan evakuasi pohon di dua tempat.
Di Pekuncen,  beberapa wilayah menjadi wilayah rawan pohon tumbang seperti di Desa karangkemiri, Karangklesem, Cibangkong dan Semedo. Di Desa Cibangkong, dua rumah warga tertimpa pohon saat angin kencang. Namun Muspika dan warga langsung  melakukan penanganan.
“Kami himbau kepada warga di Kecamatan Pekuncen untuk selalu waspada, terlebih saat angin kencang seperti ini. Apalgi jika di dekat rumah banyak terdapat pohon menjulang tinggi, sekali lagi warga harus tetap waspada,”ujar Camat Pekuncen, Rusmanto.
Manager PLN Rayon Ajibarang MT Triwibowo menjelaskan, 10 titik pohon tumbang menimpa jaringan kabel PLN terjadi di wilayah Ajibarang, Pekuncen dan Gumelar. AKibatnya beberapa titik jaringan listri terpaksa dipadamkan sampai penanganan selesai dilakukan.

PLN Ajibarang Intensifkan Penanganan Jaringan Listrik Rusak

1 Maret 2016 Suara Banyumas 
Foto: suaramerdeka.com/ Afri Rismoko
Foto: suaramerdeka.com/ Afri Rismoko
BANYUMAS, suaramerdeka.com – Angin kencang yang bertiup di wilayah Kecamatan Pekuncen, Ajibarang, Cilongok da Gumelar turut berdampak pada rusaknya jaringan listrik. PLN rayon Ajibarang kembali mengintensifkan penanganan kerusakan jaringan listrik sejak kemarin.
Akibat tumbangnya pepohonan yang mengenai rumah dan jaringan listrik, aliran listrik di sejumlah wilayah Kecamatan di Banyumas bagian barat tersebut padam. Padamnya listrik ini juga terjadi hingga Selasa (1/3) siang.
Manajer PLN Rayon Ajibarang, MT Tri Wibowo mengatakan faktor bencana alam memang tak dapat dihindarkan. Untuk itulah ia meminta masyarakat dapat memahami kondisi yang ada tersebut. Terlebih lagi saat ini intensitas hujan deras dan angin kencang kembali terjadi. Akibatnya potensi kerusakan jaringan listrik pada setiap saat bisa terjadi.
“Kalau faktor alam biasanya dalam waktu satu atau dua jam kami langsung tangani sehingga listrik bisa kembali menyala sebagaimana biasanya. Untuk itulah kami juga meminta masyarakat dapat tanggap dan lebih aktif melapor ke pihak kami, jika terjadi sesuatu,” jelasnya.
Dikatakan Tri Wibowo, selain faktor alam, pemadaman listrik sebagai upaya pemeliharaan jaringan listrik di wilayah rayon Ajibarang juga dilaksanakan rutin. Sebelum melaksanakan pemadaman ini, pihaknya telah melayangkan pemberitahuan dan atau menginformasikan kepada pihak-pihak terkait dan masyarakat. Hal ini dilaksanakan agar masyarakat dapat menyiapkan diri ketika jaringan listrik padam.
“Kami terus memprioritaskan penanganan kerusakan jaringan listrik khususnya saat angin kencang ini terjadi,” katanya.
Tri Wibowo juga mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati ketika akan memangkas dahan atau pohon di dekat jaringan listrik. Ia menyarankan jika hendak akan memangkas pohon dekat jaringan listrik dapat langsung menghubungi pihak PLN. Hal ini penting agar faktor keselamatan dan keamanan dapat terjamin.
Kasi Trantibum Kecamatan Ajibarang, Surono mengatakan pihaknya juga terus mengimbau kepada warga agar terus memantau kondisi pohon yang berada di dekat jaringan listrik. Ia juga meminta kepada warga agar dapat memangkas pohon yang berpotensi tumbang dan mengenai jaringan listrik.
“Kalau perlu warga melaporkan kepada pihak PLN agar segera memangkasnya jika khawatir terkena jaringan listrik. Selain untuk menghindarkan bahaya jaringan listrik, pemangkasan pohon ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana alam tanah longsor ataupun angin kencang,” katanya.
Warga Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Tarsudi (48) mengatakan bertiupnya angin kencang juga membuat porak poranda asbes dan dinding kalsibot miliknya Selasa (1/3) pagi. Tak hanya itu rumah milik tetangganya di wilayah grumbul lainnya juga rusak setelah tertimpa pohon tumbang akibat angin kencang.

pembenahan Pasar Induk Ajibarang

Kebersihan dan Instalasi Listrik Pasar Dibenahi

2 Maret 2016 ,Suara Banyumas 
DIPERBAIKI:Sejumlah pedagang Pasar Induk Ajibarang beraktivitas di lingkungan pasar yang instalasi jaringan listriknya sedang dibenahi pengelola pasar setempat. (suaramerdeka.com/Susanto)
DIPERBAIKI: Sejumlah pedagang Pasar Induk Ajibarang beraktivitas di lingkungan pasar yang instalasi jaringan listriknya sedang dibenahi pengelola pasar setempat. (suaramerdeka.com/Susanto)
BANYUMAS, suaramerdeka.com – Pengelola Pasar Induk Ajibarang mengintensifkan pembenahan sarana prasarana pasar termasuk prasarana kebersihan dan instalasi jaringan listrik di kompleks Pasar Ajibarang. Hal ini dilaksanakan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran dan juga banjir ketika hujan deras turun.
Kepala Pasar Induk Ajibarang, Lilik Gunawan mengatakan, pembenahan instalasi air, selokan dan hidran dilaksanakan agar tidak ada lagi genangan air di lingkungan pasar. Apalagi di musim hujan, potensi aliran air dari luar maupun atap kompleks pasar potensial terjadi. Untuk itulah pembenahan dan perbaikan drainase ataupun saluran air yang ada di lingkungan pasar terus dibenahi.
“Apalagi yang namanya lingkungan pasar, berbagai hal bisa masuk ke selokan. Makanya kami terus dorong agar pedagang juga turut membuang sampah pada tempatnya. Jadi tidak membuang sampah di selokan,” katanya.
Selain membenahi sarana prasarana kebersihan, pembenahan jaringan listrik di lingkungan kompleks pasar juga dilaksanakan sejak pertengahan 2015. Instalasi listrik khususnya jaringan kabel yang dipasang semrawut ditata kembali. Apalagi banyak aliran listrik yang dipasang secara sembarangan.
“Ada yang asal nyambung listrik dan pasang lampu. Bahkan diketahui dari pekerja yang melakukan perbaikan atap beberapa waktu lalu, ada kabel yang tidak berisolasi. Hal ini sangat berbahaya sekali,” katanya.

Selasa, 01 Maret 2016

Jalur Ajibarang-Purwojati Terancam Putus

Jalur Ajibarang-Purwojati Terancam Putus

Jalur Ajibarang-Purwojati Terancam Putus
PURWOJATI-Jalur Ajibarang-Purwojati di wilayah Desa Kalitapen Kecamatan Pruwojati, ambles sepanjang 10 meter. Sebelum ambles, muncul retakan di lokasi kejadian. Namun saat hujan deras mengguyur Minggu (28/2) sore, jalan kabupaten tersebut ambles bersama  amblesnya talud di sebelah jalan tersebut.
Salah satu warga Kalitapen, Arif Sudiro mengatakan, sebelum jalan tersebut ambles, sekitar dua minggu yang lalu jalan terlihat retak. Namun seiring tingginya intensitas hujan di wilayah Kalitapen,  retakan jalan makin menganga kemudian ambles.
“Sebelumnya hanya retakan kecil lama kelamaan makin lebar dan jalan ambles. Warga sudah memberi papan peringatan disekitar lokasi supaya pengguna jalan hati-hati saat melintas,”jelas Arif, Senin (29/2).
Di wilayah Desa Jatisaba Kecamatan Cilongok, pasca longsor di Grumbul Wadasplasa, warga Jatisaba khususnya masih was-was jika melintas di lokasi tersebut.Sebab, di lokasi tersebut tebing yang tinggi di tepi jalan masih rawan longsor.
“Kami himbau kepada warga untuk selalu waspada saat melintas di Wadasplasa karena intensitas hujan masih tinggi. Tebing dengan ketinggian hampir 10 meter tersebut masih rawan longsor,”jelas Kepala Desa Jatisaba, Warid.

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...