Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Senin, 09 Mei 2016

Ganti Pagar Komplek Masjid Saka Tunggal

Ratusan Warga Ikuti Tradisi Jaro Rojab


WANGON radarbanyumas– Ratusan warga berada di komplek Masjid Saka Tunggal, Desa Cikakak, Kecamatan Wangon untuk mengikuti tradisi pergantian pagar sekitar komplek masjid atau yang sering dikenal dengan tradisi Jaro Rojab, Kamis (5/5) mulai pukul 06.00.

foto A-DSC_9073
Juru Kunci Lebak Masjid Saka Tunggal, Sulam menuturkan, pada pelaksanaan pergantian Jaro Rojab tahun ini, terlihat semakin akrab dan meriah. “Mimiti atau memulai ritual Jaro Rojab sekitar pukul 06.00 pagi. Sekitar pukul 11.00 siang sudah selesai pergantian jaro yang mencapai panjang 300 meter dengan manghabiskan sekitar 1.500 batang bambu,”tuturnya.
Sulam menambahkan, Jaro Rojab dilakukan satu tahun sekali, yaitu pada tanggal 26 Rajab. Ritual ini diikuti oleh seluruh warga Desa Cikakak dan sekitarnya. Ritual itu bagi mereka disebut ganti Jaro Rajapine. “Saat membuat pagar ada beberapa pantangan yang harus ditaati. Mereka dilarang berbicara dengan suara keras serta tidak boleh menggunakan alas kaki. Sehingga yang terdengar hanya pagar bambu yang dipukul,”jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cikakak Suyitno mengatakan penggantian pagar bambu atau jaro disekitar masjid Saka Tunggal sudah berlangsung turun temurun dan dilaksanakan setiap tahun. “Dalam pergantian Jaro Rojab tahun ini sedikit lebih meriah dari pada tahun sebelumnya. Sekitar 1500 batang bambu digunakan untuk mengganti Jaro yang lama,”katanya.
Menurut Suyitno, selain bermakna kebersamaan dan gotong royong, tradisi ganti Jaro Rajab ini bagi warga juga dipercaya bisa menghilangkan sifat jahat dari diri manusia. Namun, tahun ini prosesi rebutan gunungan tidak dilakukan. Sehingga hanya pelaksanaan pergantian Jaro Rojab yang dihadiri ribuan warga dan Muspika Wangon. 

Selasa, 03 Mei 2016

Ilustrasi Pengembangan Perkotaan Wangon.


Ilustrasi Pengembangan Perkotaan Wangon.






Saya bukan orang yang berkompeten, tentunya bukan bagian dari TIM penyusun Perda RDTRK, namun seandainya Kota Wangon direncanakan diperluas atau adanya rencana pembangunan pusat opertumbuhan baru, maka ini sedikit ide yang saya pikirkan. ( Tulisan ini melengkapi tulisan yang pernah saya tulis beberapa waktu ) Wangon bukanlah bekas kota kawedanan sehingga bentuk perkotaannya tidak dirancang menjadi kota pemerintahan sejak awalnya. Wangon berkembang seiring berkembangnya zaman, ketika kota makin tumbuh pesat, maka kota ini tumbuh alami tanpa ada arahan dari otoritas pemerintahan setempat, atau pemerintahan terlambat mengantisipasi, contoh nyata, saat rencana pembangunan taman kota tentu dengan fasilitas kelas kecamatan ( bukan Taman Gelora Dewa yang statusnya milik Desa) eks pasar yang sangat strategis untuk taman kota malah menjadi kantor Kecamatan yang sebenarnya bisa dibangun di sisi timur.
Untuk itu, seandainya menjadi ibukota Kabupaten misalnya, tentu jalan keluarnmya adalah membangun kota baru. Dengan beberapa hal yang patut dipertimbangkan yaitu:
  1. Lokasi Wangon yang berada di jalur Lintas, sangat terasa dampak kemacetan parah saat arus balik dan mudik, tentu akan berdampak pada aktivitas pelayanan masyarakat jika daerah ini menjadi pusat kegiatan pemerintahan. Solusinya di antara 4 jalur lintas dibangun jalan penghubung yang saling terkoneksi dan di titik perlintasan jalur lintas dibangun perlintasan tidak sebidang, bisa dengan under Pass atau Fly Over.
  2. Pembangunan yang baik adalah membagi pusat keramaian baru dan menghindari dampak penumpukan aktivitas atau kemacetan di satu kawasan dalam hal ini mengurangi beban jalan Raya Utara. Untuk itu ada baiknya di bagi pusat pertumbuhan wilayah sebagai berikut :
a)      Kawasan Jalan Lingkar Barat dijadikan, Pusat wisata artifisial dan edukasi (Taman kota, Danau buatan, kebun buah, kebun bunga)  terintegrasi sport centre
b)      Kawasan sebelah  utara Batalion surya kusuma dijadikan pusat perkantoran terpadu.

c)      Kawasan di selatan Puskesmas Wangon 1 dijadikan Perumnas, kalo bisa berupa Rusunami dan Rusunawa atau syukur apartemen.

Senin, 02 Mei 2016

Sempadan Serayu dan Logawa Terus Dikonservasi


2 Mei 2016  Suara Banyumas 
Ormas PP PAC Patikraja, Komunitas Wong Apa dan warga Desa/Kecamatan Patikraja melaksanakan tanam pohon di sekitar areal sempadan sungai Serayu Sabtu (30/4). (SM/dok)
Ormas PP PAC Patikraja, Komunitas Wong Apa dan warga Desa/Kecamatan Patikraja melaksanakan tanam pohon di sekitar areal sempadan sungai Serayu Sabtu (30/4). (SM/dok)
BANYUMAS, suaramerdeka.com – Upaya komunitas pemuda dan pecinta lingkungan dalam mengkonservasi lingkungan air sungai di Banyumas terus digiatkan.
Sabtu (30/4), warga bersama puluhan orang yang tergabung dalam Pemuda Pancasila Pengurus Anak Cabang (PP PAC) Patikraja dan Komunitas Wong Apa menanam sekitar 1000 bibit pohon di sempadan dua sungai dan pemukiman warga.
Komandan Komando Inti Mahatidana Pemuda Pancasila, Yuda Wisnu Bakti megatakan sebagai insan Pancasilais, pemuda Pancasila didorong untuk sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Kerusakan dan ancaman perusakan lingkungan karena ulah manusia secara individu ataupun masyarakat harus diantisipasi bersama-sama. Apalagi kewajiban menjaga lingkungan adalah kewajiban seluruh masyarakat, di manapun sampai kapanpun.
“Kami berharap upaya ini tidak berhenti sekali ini. Karena menjaga lingkungan harus dilaksanakan terus menerus. Apalagi saat ini kerusakan lingkungan karena berbagai hal terbilang tiap waktu terus terjadi,” katanya.
Adapun kata Yuda, 1000 batang pohon di Desa Patikraja, Kecamatan Patikraja itu ditanam di sejumlah titik. Selain di sempadan Sungai Serayu dan Sungai Logawa, pohon juga ditanam di depan kantor pemerintah desa, tepi jalan, hingga pemukiman warga. Ia berharap dengan penanaman pohon tersebut maka lingkungan penghasil oksigen akan semakin banyak dan semakin sejuk.
“Kegiatan ini juga menjadi kegiatan peringatan Hari Bumi kemarin. Untuk tanaman yang ditanam antara lain pohon jenitri, mahoni, afrika, pule, trembesi dan kemiri. Kami berharap selain menjadi bagian konservasi, tanam pohon ini semakin menambah penghasilan dari buah atau kayu yang telah besar
nanti,” jelasnya.
Kepala Desa Patikraja, Kecamatan Patikraja, Adi Nugroho mengapresiasi langkah dari ormas PP bersama komunitas Wong Apa dalam upaya konservasi lingkungan air di wilayah desa setempat.
Wilayah desa setempat memang dilintasi dua sungai yang cukup besar. Untuk itulah potensi erosi di sekitar sempadan sungai sangat besar terjadi.
“Makanya dengan tanam pohon di sekitar sempadan sungai sangat berguna untuk mengantisipasi dan mengurangi potensi erosi sungai,” katanya.

Pemindahan Penghuni Lapas Diundur


TARGET AGUSTUS : Bangunan lapas Kelas II A Purwokerto yang baru masih butuh pembenahan sehingga pemindahan penghuni diundur.  /DIMAS PRABOWO/RADARMAS
TARGET AGUSTUS : Bangunan lapas Kelas II A Purwokerto yang baru masih butuh pembenahan sehingga pemindahan penghuni diundur. /DIMAS PRABOWO/RADARMAS
PURWOKERTO – Pemindahan penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Purwokerto, mundur dari rencana awal. Sebelumnya pemindahan akan dilakukan Rabu (27/4), bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan.
“Pemindahan diundur, awalnya memang ditargetkan 27 April. Tapi karena masih ada sarpras yang perlu dibenahi, maka kami tunda dulu,” kata Kepala Lapas Kelas II A Purwokerto, Syamsul Hidayat.
Menurutnya, penundaan sesuai instruksi Kepala Kanwil Kemenhumkam Jawa Tengah. Sebab ada beberapa hal yang harus dipersiapkan seperti prosedur keamanan, administrasi dan penjagaan.
“Kalau dari Kanwil ditantang tanggal 17 Agustus bertepatan dengan momen peringatan kemerdekaan. Sekarang kami sedang berusaha mengejar dan mempersiapkan segala sesuatu, agar dapat diresmikan sesuai target dari Kanwil,” paparnya.
Menurutnya, pola pengamanan lapas lama dengan lapas baru sangat berbeda. Sehingga perlu perencanaan yang sangat matang, baik proses pemindahan warga binaan maupun penjagaan di lapas baru.
“Kami akan tingkatkan pola pengamanan di lapas baru, karena gedung baru sangat luas sehingga perlu pendekatan berbeda,” ungkapnya.
Kapasitas gedung lapas baru yang berada di Jalan Pasukan Pelajar Iman bisa menampung 500 warga binaan. Kapasitas tersebut jauh lebih besar dari bangunan lama, yang hanya mampu menampung sekitar 100 orang.
“Kapasitas lapas baru jauh lebih banyak, karena itu kami harus meningkatkan pola pengamanan dan merevisi tupoksi petugas. Kami sudah ajukan permohonan penambahan petugas sebanyak 50 orang laki-laki,” jelasnya.
Semetara itu, menurut rencana lapas lama akan digunakan untuk lapas wanita. “Lapas lama kami usulkan untuk dijadikan lapas khusus wanita, itu opsi yang kami ajukan,” katanya.
Menurutnya, saat ini kebutuhan lapas khusus wanita sangat diperlukan. Sebab di wilayah karesidenan Banyumas, jumlah warga binaan wanita tergolong tinggi.
“Saat ini penempatan warga binaan wanita hanya di Lapas Banyumas, baik napi maupun tahanan ditempatkan di sana,” katanya.
Syamsul menambahkan, dengan diusulkannya lapas lama menjadi lapas khusus wanita diharapkan bisa menampung seluruh warga binaan wanita dalam satu lapas. Sehingga pembinaan menjadi lebih efektif.
Seperti diketahui, pembangunan gedung lapas baru sempat mangkrak selama empat tahun dari tahun 2011 hingga 2015. Bangunan lapas baru memiliki luas hampir 34.000 meter persegi, sedangkan lapas lama hanya 4.000 meter. 

Longsor Ancam Jalur Curug Nangga



Talud 15 Tutup Saluran Irigasi
PEKUNCEN-Hujan deras yang mengguyur wilayah Pekuncen menyebabkan talud di jalur menuju Obyek Wisata Curug Nangga tepatnya di wilayah RT 6 RW 3 Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, Sabtu (30/4) pukul 18.30.
foto beritra HL
Akibatnya, selain  jalur wisata terancam, saluran irigasi yang berada di bawah tebing tertutup tanah.
Kepala Desa Petahunan Rokhmat menjelaskan, hujan deras yang mengguyur wilayah Petahunan menyebabkan talud di dekat jalan menuju Curug Nangga longsor sepanjang 15 meter dan tinggi tiga meter.
Diduga talud tersebut tidak kuat menahan beban air, sehingga jalur wisata terancam dan saluran irigasi tertimbun tanah.
“Lomgsoran menyebabkan saluran irigasi tertimbun hal itu menyebabkan air irigasi meluap dan merendam sawah. Sementara jalur wisata menjadi terancam. Kerugian ditaksir Rp 15 juta,”jelas Rokhmat, Minggu (1/5).
Menurut dia,  kejadian pada Sabtu sore tersebut tidak langsung ditangani karena hujan masih turun di wilayah Petahunan dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
Minggu (1/5), warga bersama Muspika dan Tagana serta BPBD melakukan pembersihan tanah longsor yang menutup saluran irigasi.
“Hari ini (kemarin, red) baru dilaksanakan pembersihan material longsor bersama warga. Pembersihan sejak pukul 8 pagi sampai selesai. Aliran air irigasi kembali normal,”katanya.
Koordinator relawan Tagana Banyumas Ady Chandra mengatakan, sejumlah relawan diterjunkan dalam pembersihan material longsor talud di Petahunan. Pelaksanaan pembersihan berjalan dengan lancar. 

Berharap Car Free Day Alun-Alun Banyumas

BANYUMAS-Usai direnovasi tahap I tahun 2015 lalu, Alun-Alun Banyumas ramai kedatangan warga setiap hari minggu pagi. Banyak aktivitas dilakukan, antara lain lari pagi.
foto a
 Salah seorang warga, Irma (23) mengatakan Alun-alun Banyumas setiap hari Minggu sudah mirip lokasi car free day. Meski mirip, namun masih banyak motor dan mobil yang lalu lalang di sekitar alun-alun.     “Sebetulnya bagus seperti car free day, tapi karena belum car free day jadi banyak kendaraan lalu lalang,” katanya.
Irma berharap, kedepan akan ada car free day di sekitar Alun-alun Banyumas. Dengan begitu, Alun-alun Banyumas bisa selalu ramai ketika hari minggu.
“Asalkan tidak hujan, Alun-alun pasti ramai kalau Minggu pagi. Karena depan alun-alun jalan raya, menutup jalan lingkar alun-alun saja mungkin tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas,”ujarnya.
Camat Banyumas, Drs Ahmad Suryanto MSi mengatakan, apabila alun-alun Banyumas selalu ramai setiap hari minggu pagi, dia akan mengusahakan adanya car free day di alun-alun.
“Setelah renovsi alun-alun selesai, saya berencana akan mengusulkan car free day. Apabila disetujui, car free day bisa meningkatkan ekonomi warga serta memunculkan sarana rekreasi murah dan mudah bagi warga Banyumas dan sekitarnya,” imbuhnya

Ratusan Pedagang Tak Tertampung

Di Zona PKL
BANYUMAS- Semakin ramainya alun-alun Banyumas, membuat jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di lokasi itu makin membludak. Namun hingga kini belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai penempatan zona PKL.
tengahKetua Paguyuban PKL Alun-Alun Banyumas, Muhammad Irfansyah mengatakan, hingga kini jumlah PKL semakin bertambah. Menurut Irfan, jumlah pedagang 120 orang.
Padahal sebelumnya PKL di alun-alun Banyumas sekitar 58 orang. “Seiring dengan ramainya Alun-alun saat ini, pedagang semakin banyak,” ujarnya.
Menurut dia, PKL selalu ramai ketika malam Minggu dan hari Minggu pagi. Sebab banyak aktivitas warga yang berlangsung di waktu tersebut.
“Kalau Minggu seperti car freeday, ramai sekali. PKLnya juga tambah banyak dan sebagian besar merupakan kuliner. Bahkan dari Purwokerto juga banyak yang datang,” jelasnya.
Menurut dia, hingga kini PKL masih belum menempati zona PKL alun-alun karena belum ada serah terima. “Dari 120 PKL, hanya 58 PKL yang sudah jelas akan ditempatkan di zona yang telah disediakan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut dari pemerintah kecamatan maupun dinas terkait perihal penempatan PKL di zona Alun-alun Banyumas.
“Sepertinya zona PKL boleh ditempati ketika renovasi di Alun-alun Banyumas selesai 100 persen,” ungkapnya.
Kasi Ketenteraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Banyumas, Pratono SSos mengatakan, PKL yang bakal menempati zona yang dibuatkan di utara alun-alun sekitar 58 orang.
Hingga kini, belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai penempatan PKL lain yang baru bermunculan setelah alun-alun semakin ramai. “58 PKL jelas ada di zona yang ada. Untuk pedagang lain kami belum membahas kembali. Sebab, ketika akan mengadakan sosialisasi pada ratusan PKL perlu persiapan yang matang,” imbuhnya. 

Horison Ultima Purwokerto


Horison Ultima  Lobby Lounge
by whatevercrazy 


Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...