Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Selasa, 19 September 2017

LEGENDA NYI RANTAN SARI DAN CIKAL BAKAL TAMAN TIRTA ALAMI


Pada jaman sebelum datangnya penjajahan Hindia Belanda, daerah ini sudah dihuni dan dikenal sebagai daerah pemukiman yang letaknya berdekatan / berbatasan dengan Kadipaten Pakis Aji yang merupakan mitra Kadipaten Pasir Luhur. Adipati yang terkenal pada saat itu bernama Raden Adipati Harya Taman yang merupakan menantu Adipati Pasir luhur.
Alkisah pada suatu hari Kadipaten Pakis Aji kedatangan salah satu pangeran muda dari kerajaan di Tanah Jawa dengan tujuan utamanya meminang salah satu putri Adipati Harya Taman yang bernama Dewi Rantansari ( Sang Putri ). Dengaan rasa hormat dan takut sang adipati langsung menerima pinangan dari Sang Pangeran Muda , namun ternyata Sang Putri menolak dan meninggalkan kadipaten Pakis Aji, maka marahlah sang Pangeran Muda.
Sang Pangeran muda dengan didampingi oleh sesepuh / Penasehat Adipati yang bernama Ki Sela Brani dan disertai prajurit secukupnya bermaksud mencari keberadaan Sang Putri. Pada saat pencarian kehabisan perbekalan khususnya air minum. Sang Pangeran merasa kehausan maka ditugaskan prajurit utuk mencari air minum kerumah penduduk terdekat tetapi tak satupun yang berhasil mendapatkan air sehingga sambil menahan marah dan haus Sang Pangeran muda berucap “ Ajining banyu ajining barang” maka terjadilah nama Ajibarang sebagai pengganti Kadipaten Pakis Aji.
Sang pangeran Muda meneruskan perjalanannya kearah selatan kurang lebih berjarak 1 (satu) km dari Ajibarang. Sang Pangran Muda menugaskan kembali prajuritnya untuk mencari air minun ke rumah penduduk namun penduduk ketakutan dan lari. Para prajurit merasa kesal hatinya sehingga memporak porandakan pohon-pohon yang ada disekitar rumah penduduk. Pada saat itu terjadilah keajaiban alam, hampir semua pepohonan yang ditebang mengeluarkan air yang jernih ,hal ini segera dilaporkan kepada Sang Pangeran Muda. 
Lapopran tersebut menumbuhkan rasa penasaranya sehingga Sang Pangeran Muda membuktikan dengan memangkas / memancas sebuah pohon bambo kuning dan batang pohon pisang, ternyata benarlah apa yang dikatakan prajurit. Sang Pangeran Muda pun berucap “di pancas ana – di pancas ana”. Akhirnya dengan disaksikan sesepuh Kadipaten, daerah ini dinamakan PANCASAN dari asal kata Pancas-ana yang sebelumnya bernama KARANG DADAP. 
Air jernih hasil memancas tersebut keluar terus dan menjadi sumber mata air yang pada jaman Belanda sekitar tahun 1897 dibangun menjadi kolam renang yang dinamakan TAMAN TIRTA ALAMI. Menurut kepercayaan masyarakat dengan mandi di air tersebut dapat membuat orang awet muda,sampai sekarang Desa Pancasan terkenal dengan sumber mata airnya.
Hari menjelang malam, maka atas saran Ki Sela Brani beristirahatlah Sang Pangeran Muda beserta rombonganya di Desa Pancasan. Pada malam harinya mengadakan sarasehan untuk membahas pencarian Dewi Rantansari sekaligus memohon petunjuk kepada Sang Maha Kuasa mengenai keberadaan Sang Putri. Firasat yang diterima oleh Ki Sela Brani mengatakan bahwa Dewi Rantasari berada di sebelah Timur Selatan Desa Pancasan dan berada di sebuah hutan. Daerah tersebut sampai sekarang dinamakan Gunung Putri. Untuk mengenang keberhasilan petunjuk yang diperoleh Ki Sela Brani, maka tempat sarasehan dinamakan Padepokan Sela Brani yang sampai saat ini masih dikeramatkan oleh sebagian Penduduk Desa Pancasan.

DI AMBIL DARI PORTAL DESA PANCASAN DAN WIKIPEDIA

sumber Fb 
Bumdesa Pancasan di Banyumas dalam info

Jumat, 15 September 2017

Penambang Pasir Diarahkan Alih Profesi


Pemerintah Kecamatan Kebasen mengarahkan agar para penambang pasir beralih profesi. Pasalnya, penambangan pasir di Sungai Serayu akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Camat Kebasen, Agus Supriyanto, mengatakan, akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Di wilayahnya banyak warga yang mengandalkan penambangan pasir sebagai mata pencaharian. "Kita dengan pihak provinsi dan pemkab akan bareng-bareng mencarikan solusi, jadi tidak hanya menambang. Kita akan berupaya menampung para penambang pasir, kita prioritaskan itu," katanya, kemarin. Menurut dia, ada beberapa alternatif profesi yang memungkinkan dilakukan para penambang pasir. Antara lain pekerjaan di bidang pariwisata air, karena wilayah tersebut dilintasi aliran Sungai Serayu yang mengalir dari Wonosobo sampai Cilacap.
Diinisiasi Warga
"Kita akan berupaya mencarikan tempat penambangan yang tidak membahayakan, tapi kalau tidak memungkinkan kita carikan solusi yang lain. Alternatifnya bisa beralih ke wisata air, tapi konsepnya nanti kita godok dulu," ujar dia.
Konsep wisata air sangat memungkinkan dilakukan seperti yang telah diinisiasi warga Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen bersama warga Desa Notog, Kecamatan Patikraja dan Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo yang juga sedang berupaya alif profesi. "Kami akan menjembatani antara warga dengan pemerintah. Kami akan mendata terlebih dahulu, kemudian nanti akan diserahkan ke dinas terkait.
Saat ini jumlah penambang pasir di wilayah Kebasen ada ratusan," kata dia. Seperti diberitakan, tim gabungan menggerebek dua lokasi penambangan pasir ilegal di aliran Sungai Serayu, Selasa (12/9). Masing-masing di Grumbul Poncot, Desa Cindaga, Kecamatan Kebasen dan di Grumbul Gandulekor, Desa Notog, Kecamatan Patikraja. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO), Bambang Sumadyo, meminta aktivitas penambangan tradisonal di Cindaga dihentikan.
Pasalnya, aktivitas itu mengancam konstruksi jembatan Soeharto yang menghubungkan Bandung-Yogyakarta. Sementara kegiatan penambangan di lokasi kedua, kata dia, juga tidak diperbolehkan menggunakan mesin sedot. Penambangan pasir boleh dilakukan pada jarak setidak-tidaknya 5 km di hulu bangunan Bendung Gerak Serayu.
sumber suara merdeka

Kamis, 14 September 2017

Indahnya Situ di Gunung Lurah Cilongok

Gunung Lurah merupakan sebuah desa di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas . Desa ini memiliki potensi wisata yang besar karena keindahan alam yang dimiliki . Akan lebih baik jika dikelola dan oleh instansi tekat dengan memberdayakan masyarakat lokal dan dipromosikan lagi agar lebih dikenal secara luas.
Berikut adalah beberapa potret oleh Try Bayern

Selasa, 12 September 2017

Arsip Dokumentasi Kota Lama Banyumas Sebelum Revitalisasi

Dokumentasi berikut menjadi sesuatu yang penting karena menjadi bagian dari pertumbuhan kawasan kota lama Banyumas yang telah sekian lama hening dan jauh dari sentuhan pembangunan. Revitalisasi menjadi tahapan penting realisasi rencana pengembangan wisata kota pusaka atau warisan Banyumas sebagaimana tercantum dalam Perda RTRW Kabupaten Banyumas.





Arsip Suara Merdeka

Sejumlah tokoh Banyumas mengikuti diskusi mengenai pengembangan kota lama Banyumas di ruang pertemuan Kantor Kecamatan Banyumas, Minggu (17/7) yang dikemas dalam Dopokan Rembug Banyumas. Kegiatan yang diprakarsai beberapa tokoh putra daerah itu dihadiri beberapa anggota DPRD Banyumas seperti Yoga Sugama dan Didi Rudianto (Komisi D), Bambang Puji ( Komisi B), Wakil Sekjen DPR RI, Ahmad Juned, Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Pudjo Sumedi.

Dalam sambutannya, Ahmad Djuned yang merupakan putra daerah Banyumas mengatakan bahwa acara bincang – bincang yang dipandu oleh budayawan Banyumas Bambang “Dodit” Widodo merupakan bentuk kepedulian masyarakat dalam upaya menemukan konsep pengembangan kota lama ke depan.”Tujuan awal dopokan ini untuk mengumpulkan pendapat dan ide dari peserta
untuk dijadikan rekomendasi kepada dinas terkait dan pemerintah Kabupaten Banyumas,” kata dia.


Dalam diskusi itu mencuat usulan pengembangan kota lama yang memiliki benda-benda cagar budaya yang masuk dalam daftar cagar budaya. Kawasan kota lama diusulkan menjadi kantong kebuidayaan dan pendidikan.


Pemerintah Kecamatan Banyumas menyambut positif rencana pengembangan wisata di kawasan Kota Lama Banyumas. Rencana pengembangan itu diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat setempat. “Kalau bisa digarap betul (pengembangan wisata kota lama), akan menciptakan multiefek untuk masyarakat sekitar.
Perekonomian masyarakat akan ikut meningkat,” kata Camat Banyumas, Achmad Suryanto, kemarin. Dia mengatakan di kawasan kota lama terdapat sejumlah gedung tua yang memiliki nilai sejarah. Kemudian terdapat Museum Wayang, perajin batik tradisional.
Terbaru sedang dibangun Taman Sari untuk mendukung pengembangan wisata. “Di sekitar sini ada daya tarik berupa bangunan-bangunan tua. Wisatawan bisa jalan-jalan mengunjungi museum wayang, kemudian berjalan kaki ke taman sari, selanjutnya berjalan ke arah utara mengunjungi perajin batik, atau sebaliknya,” ujar dia.
Menurutnya di sekitar wilayah tersebut juga bisa dijadikan kampung wisata. Kampung wisata dapat memanfaatkan keberadaan bangunan- bangunan tua untuk tempat penginapan. “Bangunan-bangunan tua bisa dijadikan sebagai penginapan untuk para wisatawan,” ujar dia.
Wisata budaya, lanjut dia, bisa dipadukan dengan wisata religi. Seperti diketahui di Banyumas terdapat makam tokoh-tokoh Banyumas yang berada di Desa Dawuhan. “Di samping wisata budaya, ada juga wisata religi,” kata dia. Seperti diberitakan, Pemkab Banyumas merevitalisasi Taman Sari di belakang kompleks pendapa duplikat Si Panji Banyumas.
Selain revitalasi taman sari, tahun ini juga sedang dilakukan revitalisasi alunalun tahap kedua. Revitalisasi itu merupakan salah satu bagian dari rencana pengembangan wisata di Kota Lama Banyumas. Di sekitar situ banyak bangunan bersejarah, seperti Masjid Agung Nur Sulaiman, komplek pangeranan, dan kompleks kepatihan.

Keterkaitan Taman Edu SDABM Kali kranji dan Kota Baru Pereng Purwokerto


Kota Baru Purwokerto yang sudah lama direncanakan dibangun di kawasan seluas 50 hektar atau lebih mulai terwujud secara perlahan dengan dibangunnya Taman Edu SDABM kali Kranji sepaket dengan Jalan Pereng dan tentu didukung dengan SPAM Serayu yang telah beroperasi 

Kota Baru Pereng direncanakan sebagai Relokasi Pusat Pemerintahan menggantikan Kawasan Pendapa Sipanji yang Semakin padat dan berlokasi di simpul kemacetan Purwokerto dan membuka peluang persebaran pertumbuhan kota




Dan Awal dari pembangunannya berupa Pembangunan Jalan baru penghubung kawasan Gerilya dan Jensud sebagai koridor pembangunan .




Proyek Taman Edu SDA BM Kali Kranji sudah GB beberapa minggu lalu 





Selasa, 05 September 2017

Pentingnya Membangun InterKoneksi Jalan Lingkar Karanglewas-Patikraja-Sokaraja

Membangun Perkotaan Purwokerto bukan hanya membangun dalam kota saja melainkan akses jaringan jalan di daerah penyangga baik yang berfungsi menuju maupun keluar Purwokerto maupun mengalihkan arus kendaraan agar tidak melewati pusat kota karena menghindari kemacetan . 
Jalan Lingkar yang dalam tahun ini dan mungkin tahun depan akan segera terwujud mungkin Jalan lingkar Patikraja dan Sokaraja. Namun sayangnya belum ada berita sama sekali tentang Jalan Lingkar Karanglewas . Seandainya suatu saat akan diwujudkan mungkin menghubungkan Karanglewas dan Kedungrandu Patikraja Lalu diteruskan ke Pegalongan dan Menyambung ke Lingkar Sokaraja Kalibagor.



Mengapa Patikraja juga menjadi prioritas? Karena saat ini menjadi salah satu lokasi paling parah terjadinya kemacetan terutama area sekitar persimpangan pasar Patikraja dari Notog dan  kabarnya akan dibangun jalan baru . 



Berita yang dikutip dari Radar Banyumas (4-9-2017)

Jalan Lingkar Sokaraja Sudah Tertunda 10 Tahun 

Komisi B DPRD Banyumas mendorong percepatan pembangunan di Kabupaten Banyumas. Salah satunya rencana pengembangan jalan lingkar di wilayah Sokaraja. Ketua Komisi B DPRD Banyumas, Bambang Pudjianto mengatakan percepatan pembangunan jalan lingkar Sokaraja harus bisa terealisasi secepat mungkin. Pasalnya, rencana tersebut sudah tertunda lebih dari 10 tahun jika didasarkan pada peraturan daerah (perda) tentang RTRW Kabupaten Banyumas. Komisi D minta pelebaran jalan lingkar Sokaraja – Kalibagor dipercepat penyelesaiannya Dijelaskan, pengembangan jalan lingkar utara dan jalan lingkar selatan di Kecamatan Sokaraja diamanatkan atau diperintahkan sejak tahun 2005 lalu, terutama mendasar pada Perda Nomor 18 Tahun 2015 tentang RTRW. Lalu diperbarui dengan Perda Nomor 10 tahun 2011 tentang RTRW, yang juga mengamanatkan pembangunan jalan lingkar tersebut. “Jadi harus segera terealisasi, karena memang sudah diperintahkan dalam perda. Tidak hanya jalan lingkar selatan saja, tapi juga untuk jalan lingkar utara,” tegasnya. Menurutnya, pengembangan jalan lingkar tersebut menjadi kewenangan dari pemerintah kabupaten. Mengingat dalam Perda RTRW, khususnya Pasal 14 ayat (4) huruf a tertulis bahwa pengembangan jalan lingkar utara dan jalan lingkar selatan Sokaraja, merupakan jaringan dari jalan kabupaten. Tidak hanya itu, dalam Pasal 64 ayat (4) huruf d, juga disebutkan pengembangan jalan lingkar Sokaraja tersebut sebagai salah satu jalan yang berstatus jalan kabupaten yang harus ditingkatkan dan dikembangkan. “Dengan begitu kami akan dorong pemkab untuk melakukan percepatan. Agar ke depan tidak mengganggu rencana pembangunan yang lainnya. Termasuk beberapa pengembangan dan pembangunan lainnya,” ungkapnya. Seperti diberitakan sebelumnya, tahun ini Pemkab Banyumas mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 3,1 miliar untuk pelebaran dan pengembangan jalan lingkar selatan Sokaraja tersebut. Tidak hanya dikarenakan faktor kepadatan lalu lintas akibat volume kendaraan yang semakin meningkat, khususnya di wilayah sekitar Pasar Sokaraja dan beberapa titik lainnya, lebar jalan juga menjadi salah satu faktor yang menjadi dasar upaya pengembangan jalan lingkar di wilayah tersebut. 

Sumber: Radarbanyumas 

Senin, 04 September 2017

Igir Pethek Lokasi Wisata Baru di Cikakak Wangon Banyumas

Desa Cikakak Kecamatan Wangon tak hanya memiliki Taman Kera dan Masjid saka tunggal tapi panorama alam pegunungan juga tak kalah indahnya. Hal ini memang wajar dijumpai di daerah memiliki pegunungan yang membentang luas .  Berlokasi di atasperbukitan dari Taman Kera atau Saka Tunggal naik lagi sekitar 5 km .

Naik perbukitan dari area Taman kera kita bisa melihat panorama yang menyejukkan mata . Ini lah potensi besar yang selama ini tertutup oleh minimnya perhatian pemkab Banyumas yang selama ini terlalu fokus membangun Baturaden tanpa membuka peluang membuka potensi lain selama bertahun-tahun . Dan berdampak pada minimnya pemasukan daerah dibidang pariwisata dan menimbulkan kesan seolah olah Baturaden merupakan satu-satunya penyumbang PAD yang besar padahal dalam beberapa kesempatan saya selalu mengkritik potensi Baturaden belum seperduapuluhnya potensi kabupaten  Banyumas keseluruhan. Dengan catatan jika banyak lokasi baru dikelola profesional tentu bukan hanya  bisa meningkatkan PAD secra drastis tapi memeratakan kesejahteraan masyarakat .

Semoga Pemkab Banyumas menyadari besarnya potensi ini.



Foto kiriman Bowo K

Foto kiriman Imam G

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...