Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Senin, 12 Oktober 2015

Membuat Powerbank Sederhana

Hanya perlu kabel USB, 2 buah koin, sepotong kertas kecil, paperclip, dan tentu saja handphone yang mau di-charge.

Langkah #1

 Sambungkan kabel USB ke handphone.
Langkah #2

 

Tentu saja handphone-mu belum akan mulai ter-charge.
Langkah #3

 Masukan bagian pendek paperclip ke dalam lubang colokan USB.
Langkah #4

 Selipkan sepotong kertas kecil di antara paperclip dan kepala colokan USB.
Langkah #5

 Letakan sebuah koin di atas paperclip yang sudah diselipkan kertas kecil. Jangan diselipkan juga, ya. Dijepit saja pakai jari.
Langkah #6

 Tempelkan koin yang satu lagi di sisi kepala USB satunya.
Voila!

 Handphone-mu mulai men-charge dirinya.
Kok bisa?

Kalau dilepas
Listrik dalam tubuh disalurkan melalui jarimu. Alat-alat yang dibutuhkan pada kegiatan ini bersifat sebagai kapasitor. Itulah yang membuat handphone-mu bisa mengisi daya. Lalu kalau salah satu koinnya dicabut, listrik tidak akan tersalur ke handphone.


sumber:  http://www.bintang.com/lifestyle/read/2251635/produsen-powerbank-akan-bangkrut-kalau-kamu-tahu-cara-ini

Jumat, 09 Oktober 2015

komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

 Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri. Ini mencakup bagaimana kita mengucapkan kata-kata (infleksi, volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel). Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek (object). Bahasa Tubuh. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang. Tanda. Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata, misalnya, bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam olahraga. Tindakan/perbuatan. Ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri. Objek. Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal. 

Pentingnya memahami Komunikasi non Verbal, adalah fakta betapa pentingnya jenis komunikasi ini dalam kehidupan . studi Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.

Dan perlu diketahui bahwa komunikasi non verbal berbeda dengan bahasa isyarat. Bahasa isyarat adalah bahasa dengan kode gerakan tangan dan mengungkapkan makna kode alfabet sehingga tergolong komunikasi verbal. sedang komunikasi non verbal tidak menggunakan kode alfabet .  
  
Jenis-jenis komunikasi nonverbal

  Komunikasi objek



Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.

Sentuhan


Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

Kronemik


Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

Gerakan tubuh


Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.

Proxemik


Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :

  • Jarak intim
    Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
  • Jarak personal
    Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
  • Jarak sosial
    Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
  • Jarak publik
    Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.[4]

Vokalik


Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.

Lingkungan


Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

Fungsi Komunikasi Nonverbal


Fungsi pertama : Repetisi


Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.

Fungsi Kedua : Subtitusi


Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").
Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.

Fungsi Ketiga : Kontradiksi


Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.

Fungsi Keempat : Aksentuasi



Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut disebut affect display.

Fungsi Kelima : Komplemen


Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.

Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal


Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.

Asyiknya Game Cityville

Cityville adalah Game online yang populer di media Facebook. bahkan lebih popular dibandingkan game sejenis yang dikembangkan poerusahaan yang sama zynga .Firmville sebuah game simulasi pertanian.

Ini adalah game yang paling saya sukai, kebetulan saya tertarik dengan segala seluk beluk terkait perkotaan seperti halnya Skyscrapercity, dan saya terlebih dulu menemukan game ini sebelum menemukan komunitas skyscrapercity. Namun sayangnya sekarang tak pernah main game ini karena akses yang susah. dulu game ini sangat menyegarkan pikiran dan efektif mengatasi stress.
Apa itu Cityville? mari kita baca lebih info detail dari wikipedia berikut.
CityVille adalah permainan online yang dapat dimainkan melalui jejaring sosial Facebook dan Google+ . Permainan yang mengusung tema simulasi membangun kota ini merupakan permainan yang dikembangkan oleh perusahaan pembuat permainan jejaring sosial, Zynga. Permainan ini resmi dirilis pada bulan Desember 2010.
Cara memainkannya tidak jauh dengan SimCity, yaitu membangun kota dengan berbagai gedung-gedung, persawahan, dan rumah-rumah. Disini pemain berusaha untuk menciptakan dan mengembangkan kota-kota mereka sendiri. Dimulai dari kota kecil hingga menjadi sebuah kota yang besar.

Permainan CityVille pertama kali di umumkan pada tanggal 18 November 2010, namun permainan tersebut resmi diluncurkan pada bulan Desember, dengan alasan, agar Zynga dapat menyesuaikan permainannya tersebut dengan para pengguna jejaring sosial. Permainan ini memiliki 100.000 pemain pada hari peluncurannya, sehingga permainan tersebut masuk kedalam barisan aplikasi facebook terpopuler.
Pada tanggal 2 Januari 2011, pengguna aktif pemain CityVille melebihi jajaran nomor satu permainan facebook, Farmville. Meskipun Farmville adalah salah satu permainan yang dihasilkan oleh perusahan Zynga, namun para pengguna jejaring sosial facebook lebih antusias untuk memainkan CityVille ketimbang permainan pendahulunya. Kini CityVille telah mempunyai 2.904.678 pengikut dan pemain aktif.

Permainan CityVille tidak jauh berbeda dengan permainan simulasi membangun kota lainnya. Didalam permainan ini, memungkinkan kita untuk menjadi walikota sebuah kota virtual, dimana kita diberi tugas untuk membangun dan mengawasi perkembangan kota agar menjadi sebuah kota metropolitan yang besar. Dibantu dengan tokoh karakter Samntha, para pemain diberikan petunjuk mulai dari awal permainan, sehingga pemain mengerti bagaimana cara memainkannya dan mengerti cara menggunakan menu-menu yang telah disediakan.
Pada awal permainan, pemain diberikan kota yang berukuran kecil. Pemain dituntut untuk dapat mengembangkan kota kecil tersebut menjadi kota besar dengan menciptakan pembangunan-pembangunan seperti perkantoran, pertokoan, perumahan, apartemen, dan juga pabrik. Selain membangun gedung dan bangunan lainnya, pemain dapat menanam tanaman yang hasilnya dapat dijadikan pasokan untuk beberapa bangunan. Pemain juga dapat mengunjungi kota tetangga yang tidak lain adalah teman facebook mereka. Ketika pemain mengunjungi kota yang lainnya, pemain dapat melakukan lima pekerjaan yang dapat menambah penghasilan dan reputasi kota si pemain.
Tujuan utama permaianan CityVille ini, selain mengajak para pemain membangun kotanya sendiri, para pemain juga diajak untuk menyelesaikan beberapa misi. Dalam misi tersebut, para pemain dituntut untuk membangun beberapa bangunan, menanam beberapa tanaman, dan tugas-tugas lainnya untuk mengembangkan isi kota.


CityVille menggunakan sistem pembatasan energi, pemain diajak untuk dapat mengatur strategi agar dapat menggunakan energi tersebut semaksimal mungkin. Namun, energi yang dibatasi dapat terisi kembali setiap lima menit sekali. Total energi secara keseluruhan terus meningkat seiring meningkatnya level para pemain.
Dengan menggunakan sistem material, beberapa bangunan yang hendak dibangun oleh pemain membutuhkan bantuan dari pemain lainnya. Sehingga, permainan ini memungkinkan para pemain bertukar barang atau barter antar sesama pemain CityVille.
Sistem mata uang yang digunakan ada dua, yaitu koin dan kas. Koin adalah mata uang untuk menjual dan membeli barang-barang umum dan koin juga merupakan mata uang ketika pemain mendapatkan hasil dari bangunan. Kas merupakan mata uang digunakan untuk membeli barang-barang esklusif dan untuk membayar material ketika pemain enggan untuk meminta tolong pada pemain lainnya. Kas bisa didapatkan ketika pemain naik level atau bisa juga didapat dengan cara membayar sejumlah uang kedalam rekening Zynga. Lain halnya dengan Zcoins. Zcoins adalah mata uang yang didapatkan sebagai reward dan dapat ditukarkan dengan barang-barang yang tersedia. Ketika pemain menggunakan Zcoins, maka koin yang menjadi mata uang utama tidak akan berkurang.
Sistem lain yang digunakan di dalam permainan ini adalah sistem waktu. Ketika pemain menanam tanaman, memesan pasokan, dan berlayar, ada syarat waktu yang ditentukan oleh CityVille sampai pemain bisa mendapatkan pasokan mereka. Selain pada pasokan, sistem waktu juga dikenakan untuk gedung-gedung, sehingga para pemain harus sabar menunggu hingga waktu panen penghasilan tiba. Sistem waktu yang diterapkan berbeda-beda. Ada yang lima menit, tiga puluh menit, satu jam, delapan belas menit, bahkan dua setengah hari.

Biolita Kalisari Cilongok




Desa Kalisari merupakan salah satu desa yang dicanangkan sebagai Desa Mandiri Energi oleh Gubernur Jateng dan  Kemenristek.  Biogas dari limbah tahu cair diberi nama biolita yang dibangun dengan dana Kemenristek dan Dinas Lingkungan Hidup jawa Tengah telah sukses dimanfaatkan oleh sekitar 100 produsen tahu.

Tumpukan tahu goreng khas Kalisari disuguhkan kepada rombongan Kementerian Riset dan Teknologi serta Bupati Banyumas, yang mengunjungi Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Mei tahun lalu.

Pada hari itu pemerintah daerah meresmikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) industri tahu yang telah diusahakan secara swadaya sejak 8 bulan sebelumnya.

Dua unit IPAL telah berdiri di perkampungan yang terkenal sebagai sentra penghasil tahu tersebut. "Proyek IPAL industri tahu di Banyumas adalah proyek percontohan untuk Indonesia," kata Arif Rahman, Kepala Bidang Penguasaan dan Pengembangan, Deputi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi, kepada Tempo, dua pekan lalu.

Proyek yang masing-masing menelan biaya Rp 100 juta tersebut membawa misi penting: mengolah limbah air tahu menjadi ramah lingkungan sambil menangguk keuntungan ekonomi.

Selama ini warga Kalisari cemas akan limbah air tahu yang digunakan dalam proses pembuatan tahu. Hasil akhir proses pencucian sampai penumbukan kedelai tersebut mengandung gas berbahaya bagi lingkungan, seperti karbon dioksida, metana, sulfur, dan amoniak.

Air yang terkontaminasi gas beracun ini biasanya dialirkan begitu saja ke Sungai Kalisari, menyebar ke lahan pertanian dan peternakan ikan. Gas beracun tersebut menurunkan produktivitas pertanian dan perikanan warga desa lain.

Gas juga naik ke udara, menambah kandungan gas rumah kaca yang selama ini dikenal menjadi penyebab pemanasan global.

Pencemaran lingkungan oleh limbah air tahu ini terendus Kementerian. Di Indonesia, terdapat 84 ribu industri tahu dengan kapasitas produksi 2,56 juta ton per tahun.

Limbah yang dihasilkan produksi sebesar ini cukup signifikan mengganggu sektor usaha lain dan menyumbang pada pemanasan global. Delapan puluh persen industri tahu yang berada di Pulau Jawa menyumbangkan 0,8 juta ton CO2 ekuivalen setiap tahun.

Bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian mengembangkan IPAL industri tahu yang bisa menetralkan limbah dan menjadi sumber energi. Kabupaten Banyumas dibidik sebagai proyek percontohan.


Cara Kerja IPAL

Prinsip kerja IPAL industri tahu cukup sederhana. Air limbah dari unit industri tahu dialirkan ke kolam penampungan melalui jaringan paralon. Tempat penampungan diletakkan pada sepetak tanah yang dihibahkan pemerintah daerah. Kolam itu mampu menampung 1,2 ton air limbah setiap hari. Dari kolam, air limbah dipompakan ke bioreaktor.

Bioreaktor pada IPAL industri tahu menerapkan mekanisme "fixed bed reactor". Bioreaktor dibuat dari sebuah tabung penampungan yang sebagiannya ditanam di dalam tanah.

Tabung-tabung bambu kecil sepanjang 10 sentimeter dengan diameter 5-10 sentimeter dijejalkan secara teratur di dalam tabung reaktor. Tabung-tabung ini berfungsi sebagai tempat menempelnya mikroba pengurai gas beracun. Semakin banyak bambu, semakin besar luas permukaan tempat menempelnya mikroba.

Mikroba pengurai yang digunakan berasal dari mikroba pengurai pada kotoran kerbau. Bakteri itu sanggup melakukan proses degradasi anaerobik senyawa organik.

Proses degradasi inilah yang menguraikan gas metana dan karbon dioksida dari air limbah. Air limbah kini bersih dari gas beracun dan aman untuk dialirkan ke sungai.

Perjalanan gas metana belum berakhir. Gas itu dialirkan ke ruang penampungan gas berupa tabung serat karbon yang ringan tapi kuat. Tabung ini bersifat fleksibel sehingga bisa mengembang hingga dua kali lipat jika gas yang dihasilkan lebih besar dari daya tampung awal. Daya tampung tabung penampungan gas mencapai 20 meter kubik.

Dari tabung penampungan, gas metana dialirkan ke rumah warga sehingga bisa dimanfaatkan sebagai biogas untuk keperluan memasak. Setiap hari IPAL Desa Kalisari menampung 625 kilogram air limbah dari 15 unit usaha tahu dan mampu mengalirkan biogas ke 25 rumah di desa tersebut.

Uniknya, pengaliran air limbah dan gas pada keseluruhan proses dilakukan dengan cara alami. "Memanfaatkan prinsip gravitasi dan tekanan," ujar Arif. "Jadi tidak perlu energi listrik."

Minimnya konsumsi energi untuk menghasilkan biogas dari limbah air tahu membuat masyarakat tak lagi mengeluarkan ongkos untuk membeli gas yang setiap bulan bisa mencapai Rp 50 ribu per rumah.

Meski demikian, masyarakat masih memiliki kewajiban menyumbang uang sebesar Rp 10 ribu per bulan guna perawatan IPAL. Uang itu digunakan untuk membayar seorang tenaga pengawas yang menjaga jaringan IPAL bebas dari kerusakan.

Kementerian Riset dan Teknologi juga memberikan pelatihan dan buku panduan kepada warga untuk merawat IPAL. Warga juga diminta membentuk Paguyuban Biolita (Biogas Limbah Tahu) yang bertugas melakukan perbaikan swadaya jika terjadi kerusakan IPAL.

Menurut Arif, IPAL industri tahu juga memiliki keuntungan daripada tabung gas. Gas yang dialirkan ke rumah melalui IPAL industri tahu memiliki tekanan kecil sehingga lebih aman dari potensi ledakan. Kemungkinan terburuk, seperti kebocoran pipa, bisa diatasi dengan menyertakan katup yang bisa mengisolasi kebocoran gas.

Dalam dua tahun terakhir, Kabupaten Banyumas telah memiliki tiga unit IPAL industri tahu yang dibangun di Desa Kalisari dan Ciroyom hasil binaan Kementerian dan BPPT. Kesuksesan pembangunan IPAL menarik minat pemerintah kabupaten. Rencananya, pemerintah daerah juga membangun unit pengolahan limbah ini di sentra industri tahu lain di Kabupaten Banyumas. (Tempo 2I Juni 20II)

Kamis, 08 Oktober 2015

Bola Lampu Bisa Jadi Alat Pemancar Internet?

Bola lampu diprediksi bisa menjadi salah satu sumber untuk memenuhi kebutuhan data internet di masa depan. Pavlos Manousiadis, Graham Turnbyll, dan Ifor Samuel, profesor bidang polimer dan fisika di University of St Andreas memiliki ide untuk memenuhi kebutuhan data internet di masa depan.
Mereka menulis artikel di The Conversation mengenai potensi penggunaan gelombang cahaya sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan data internet.

Menurut mereka, bukan tidak mungkin bola lampu akan menjadi sumber 'pemancar' untuk internet. Jika internet sekarang dipancarkan melalui wifi, di masa depan internet bisa disediakan melalui 'lifi'.
Ide ini berawal dari penggunaan tungsten pada bola lampu yang digunakan dalam industri lampu LED. Penggunaan tungsten ini tidak terbatas pada penggunaan lampu, tapi juga pada penggunaan wifi, jaringan nirkabel untuk internet. Setelah wifi digunakan bertahun-tahun, mereka memunculkan istilah lifi.

Wifi digunakan dengan spektrum frekuensi radio dan gelombang mikro. Dengan pertumbuhan yang berlipat-lipat dari perangkat mobile kapasitas wifi diprediksi tidak akan mencukupi kebutuhan data.
Spektrum frekuensi radio ini dirasa tidak cukup lagi melayani kebutuhan data yang ada. Jadi, lifi memiliki potensi untuk menggantikan frekuensi radio dan gelombang mikro wifi. Sebab, frekuensi radio pada spektrum elektromagnetik saat ini sudah sesak.

Sementara, spektrum cahaya memiliki kapasitas yang besar dan tidak terpakai untuk komuniasi. Cahaya dari LED bisa digunakan untuk merekayasa transfer data. Tidak seperti pemancar wifi, lifi menawarkan penggunaan yang sangat efisien.
Secara teori, menurut mereka, komunikasi melalui gelombang cahaya tampak secara instrinsik aman. Sebuah keuntungan lebih lanjut dari lifi adalah bahwa hal itu dapat menggunakan jaringan listrik yang ada sebagai pencahayaan LED sehingga tidak ada infrastruktur baru diperlukan.

 "Di masa depan, lampu bisa menyala lebih dari sekadar pencahayaan," tulis mereka.
(Republika, Trendtek)

Mengapa Batu Fosfor Menyala?

FOSFORESENSI
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katoda mulai dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah angka.
Sebenarnya zat fosfor / fluoresens itu berpendar sepanjang terkena terhadap gelombang cahaya (misalnya: cahaya matahari). Namun, cahaya yang dihasikan dari hasil eksitasi elektron dari zat fosfor kalah terang dari cahaya (matahari), sehingga zat tersebut tidak terlihat sedang berpendar/memancarkan cahaya. Hal inilah yang menyebabkan fosfor terlihat berpendar pada ruang gelap atau pada malam hari.

Penyerapan energi oleh molekul memungkinkan terjadinya eksitasi, fluoresensi, dan Fosforesensi. Banyak senyawa kimia memiliki sifat fotoluminensi yaitu dapat dieksitasikan oleh cahaya dan memancarkan kembali sinar dengan panjang gelombang sma atau berbeda dengan semula. Ada dua peristiwa fotoluminensi yaitu Fluorosensi dan Fosforesensi.
Pada luminescen, sebagian molekul dalam keadaan ground state berada dalam keadaan singlet. Pada molekul singlet, spin electron berpasangan sedangkan dalam keadaan triplet spin electron tidak berpasangan. Oleh karena itu energy pada keadaan triplet sedikit lebih rendah disbanding energy pada keadaan singlet.
Fosforesensi adalah jenis spesifik dari fotoluminesen yang terkait dengan fluoresensi . Tidak seperti fluoresensi, bahan pendar tidak segera memancarkan kembali radiasi yang telah diserap. Skala waktu lebih lambat dari emisi-ulang berkaitan dengan transisi energi bagian yang dilarang dalam mekanika kuantum.
Fosforesensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung. Fosforesensi berasal dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik triplet ke singlet dalam suatu molekul.
Fosforesens dapat menyimpan energi lebih lama, sehingga akan memancarkan cahaya (berpendar) lebih lama dari pada fluorosens. Pada fluorosens, setelah energi yang digunakan untuk mengeksitasi elektron dihilangkan (biasanya berupa sinar UV) maka zat fluorosens tidak akan dapat menyala dalam gelap. Dengan kata lain zat berfluororesensi hanya dapat terlihat menyala apabila dikenai dengan sinar ultraviolet di dalam gelap, dan tidak dapat berpendar ketika sinar ultravioletnya dimatikan. Hal ini berkaitan dengan cepat dan lambatnya elektron kembali ke orbital energi tingkat dasar, semakin cepat elektron kembali ke orbital maka semakin cepat pula hilang berpendarnya.
 Kesimpulan Batu Fosfor bisa menyala karena di dalamnya mengandung senyawa fosfor. Zat yang bisa menyimpan energi cahaya .
Batu Fosfor


Kamis, 01 Oktober 2015

Anak ini Mau mengencingi Jakarta?

ANAK INI MAU MENGENCINGI JAKARTA?
Oleh Ahmad Tohari
Tentu tidak ada penumpang yang setuju kereta api malam dari timur itu berhenti sesaat menjelang stasiun Pasar Senen. Tapi nyatanya kereta api itu benar-benar berhenti. Entah ada apa di depan sana.
Penumpang yang sudah bangun banyak yang mengeluh. Tiga laki-laki secara bersamaan melihat jam tangan mereka dengan wajah kecut. Masinis di ruang kemudi dan dua kondektur di gerbong paling depan mendesah kesal. Di mata mereka sudah kelihatan kopi panas dalam salah satu ruang dinas di stasiun Pasar Senen. Ada juga lelaki necis yang keluar dari kakus kereta sambil menggenggam sikat gigi. Atau di sana, di bagian sudut, ada lelaki berwajah saleh sedang shalat subuh sambil duduk. Dan yang paling banyak suara adalah penumpang-penumpang perempuan yang membawa anak.
Kereta itu berhenti di wilayah kehidupan orang-orang pinggir rel. Kehidupan yang sungguh merdeka dan berdaulat, sedang mulai bergerak. Tetapi, sebagian besar mereka masih terbaring dalam gubuk-gubuk kardus yang menyandar ke tembok pembatas jalur-jalur rel. Ada yang hanya tampak kaki, dan tubuh mereka terlindung di bawah atap sangat rendah lembaran rongsok. Dan di sebelah kanan rangkaian kereta, di balik semak yang meranggas dan berdebu, seorang lelaki dan anak kecilnya sudah bangun. Di dekat mereka ada perempuan masih tertidur, berbantal buntalan kain melingkar di atas gelaran kardus. Wajah perempuan yang masih lelap itu tampak lelah. Tetapi gincu bibir dan bedak pipinya tebal. Entahlah, mungkin perempuan itu tadi malam berjualan birahi sampai pagi.
Laki-laki itu bangkit, berjalan menyeberang menuju warung yang sepagi itu sudah buka, bahkan sudah ada dua penjaga malam duduk menghadapi gelas kopi mereka.
Di tangan kanan laki-laki itu ada sebungkus mi instan. Di warung kopi seberang jalan, sudut bungkus mi disobek dengan hati-hati sekadar untuk membuat lubang. Saset-saset bumbunya dikeluarkan. Lalu disodorkan selembar uang ribuan kepada perempuan warung yang segera mengambil termos dan membuka tutupnya. Keduanya kelihatan akrab, saling bersikap manis, dan tampak telah biasa bekerja sama. Maka perlahan dan sangat hati-hati air panas dari termos di tangan perempuan warung mengalir dengan cermat ke dalam kantung plastik mi instan lewat lubang sobekan di sudut. Cukup.
Kemudian dengan gerak yang sudah terbiasa laki-laki itu menyobeki saset-saset bumbu dengan gigi, mengucurkan bubuk bumbu melalui lubang sobekan, dan berbalik melangkah menuju anak laki-laki kecil yang sedang menunggu dekat tubuh emaknya. Sambil berjalan lelaki itu mengocok-kocok kantung mi yang dijimpit dengan jemari tangan kanan.
Masih sambil berjalan lelaki itu terus mengocok-kocok, lalu menggoyang-goyang kantung plastik itu, tentu agar mi instan di dalamnya cepat melunak. Kemudian jongkok dekat anak yang terus menatap kantung mi itu. Istrinya atau apanya masih tidur. Rasanya laki-laki itu sadar di hadapannya ada sepasang mata bocah yang terus menatap dengan sepenuh harap. Mata anak yang masih sejati itu bergulir-gulir mengikuti gerak ayunan tangan ayahnya yang menjimpit kantung mi istan. Roman muka bocah itu mulai menunjukkan ketidaksabaran. Dia seperti sudah lama menahan rasa lapar. Bibir bocahnya yang masih begitu sejati juga bergerak-gerak menuruti ayunan kantong mi yang terus digoyang oleh ayahnya. Kadang lidahnya agak terjulur dan liurnya menitik di sudut mulut. Anak ini sudah belasan kali menelan-nelan ludah.
Kantung mi berhenti berayun-ayun. Mata anak itu menyala. Bibirnya bergerak-gerak seakan siap menerima makanan. Jakunnya turun-naik. Dan ayah itu memindahkan kantung mi dari tangan kanan ke tangan kiri. Kemudian telunjuk dan ibu jari tangan kanan menyatu dan masuk ke lubang sobekan di sudut kantung mi dengan hati-hati. Ketika ditarik keluar, telunjuk dan ibu jari tangan kanan laki-laki itu sudah menjepit dua sulur mi yang masih mengepulkan uap. Kedua mata si anak menyala. Tetapi si ayah tidak segera memasukkan ujung sulur mi itu ke mulut anaknya yang sudah terbuka. Malah mengayun-ayunkan lagi di udara.
”Pa!” seru si anak kepada ayahnya. Dia kelihatan sudah tidak sabar. Matanya lekat pada sulur-sulur mi yang menggantung di tangan ayahnya.
”Tahan, ini masih panas. Mulutmu bisa melepuh.”
”Pa!” anak itu menepuk-nepuk pahanya sendiri dengan kedua telapak tangan untuk melampiaskan rasa tidak sabar. Air matanya mulai meleleh di kedua pipinya yang masih sejati itu. Ada anak usia lima tahunan menangis di hadapan ayunan sulur mi instan yang sudah lunak.
”Pa, lapar, lapar!”
”Bapa bilang, tunggu. Ini masih panas.” Kata si ayah. Dia berhenti mengayun-ayun sulur mi itu, ganti meniup-niup dengan mulutnya yang monyong. Anaknya terisak tetapi entahlah, dia bangkit berdiri. Berbalik dan menyingkap celana sendiri di bagian paha. Anak usia lima tahunan itu kencing.
”Hus! Jangan kencing di situ. Nanti kena punggung emakmu.” Tegur si ayah. Anak itu mengejan, mengekang kemaluannya dan kencingnya berhenti mengucur; memutar badan sembilan puluh derajat, kemudian cairan kekuningan mengucur lagi dari kemaluan yang masih sejati.
”Nah begitu, kamu tidak boleh kencing dekat punggung emakmu. Ayo, mi ini sudah agak dingin,” kata si ayah. Kini laki-laki itu menggerak-gerakkan tangan kanan yang menjepit tiga sulur mi tidak mengayun, tetapi naik turun. Anaknya jongkok dengan wajah agak menengadah, mulutnya terbuka, matanya setengah terpejam. Si ayah dengan hati-hati menjatuhkan ujung sulur mi ke dalam mulut anaknya. Mulut mungil yang masih sejati itu cepat mengatup; telunjuk dan ibu jari tangan kanan si ayah melepaskan jepitan; ujung lain sulur mi terkulai ke bawah dagu kecil. Tetapi semuanya cepat melesat naik. Ada bunyi ’slulup’ ketika sulur mi terhisap oleh sedotan kuat mulut yang masih sejati tapi amat lapar. Anak laki-laki itu hampir tersedak.
”Sabarlah! Enak?”
”Enak sekali.”
”Ya. Ayo, buka lagi mulutmu,” perintah si ayah setelah jemarinya menjepit lagi beberapa sulur mi yang tidak lagi mengepulkan uap. Seperti suapan yang pertama, sulur mi itu segera tersedot dan menghilang dengan bunyi slulup ke dalam mulut si bocah. Rona nikmat dan puas muncul di wajah anak usia lima tahunan itu.
”Pa, aku seperti anak yang di TV-nya ibu warung kopi, kan?”
”Di TV, bagaimana?”
”Iya, Pa. Di TV juga ada anak nyedot mi, kan? Anaknya cakep. Bajunya bagus banget. Rumahnya bagus banget. Jadi sekarang aku sama seperti anak yang makan mi di TV kan ?” tanya anak usia lima tahunan itu dengan roman muka yang sejati. Sejenak si ayah kelihatan terpana. Namun sesaat kemudian tawanya meledak. Tubuhnya terguncang. Kuah mi instan sampai muncrat dari lubang kantung plastik yang sedang dipegang dengan tangan kirinya.
”Kenapa Bapa tertawa?”
”Ah, tidak apa-apa. Tapi kamu lebih hebat dari anak yang makan mi di TV itu.”
”Aku lebih hebat?”
”Ya, karena kamu sudah bisa kencing agak jauh dari punggung emakmu. Hebat kan? Ayo makan lagi, bapa akan terus suapi kamu.”
”Tapi aku ingin minum kuahnya juga, Pa.”
”Kuahnya masih terlalu panas. Lagi pula kamu jangan serakah. Kuah mi selalu buat emak. Dia suka sekali.”
”Tapi dia masih tidur.”
”Nanti kan bangun. Ayo buka mulut lagi,” perintah si ayah. Anak kecil itu tidak memberikan tanggapan.
”Emak memang suka ngenyot-enyot kuah mi dari kantung plastik ya Pa?”
”Iya, emakmu memang suka begitu.”
”Bapa suka melihat Emak ngenyot-enyot kuah mi dari kantung plastik?”
”Kamu usil.”
”Suka ya, Pa?”
”Ya, suka.”
”Kenapa suka?” Anak itu sungguh-sungguh bertanya. Kedua matanya mengatakan itu. Si ayah kelihatan malas menanggapi, tapi kemudian laki-laki itu bersuara juga.
”Ah, ketika ngenyot-enyot kuah mi dari kantung plastik, emakmu kelihatan menyenangkan, seperti masih anak-anak.”
Mata anak lelaki itu membulat. Ada kesan dia sedang berfikir dengan otak bocahnya yang tentu masih amat sejati.
”Hore, Bapa hebat. Bapa suka melihat emak ngenyot kuah mi dari kantung plastik.”
”Hus!”
”Tapi iya kan? Bapa juga suka melihat emak kayak anak-anak, iya kan?”
Mata anak itu lekat ke wajah ayahnya, menunggu tanggapan. Sepi. Hanya terdengar kerocak bunyi kuah mi instan dalam kantung plastik yang dikocok-kocok lagi. Perempuan itu menggeliat lalu duduk dan bertopang tangan kiri. Pagi sudah terang. Sosok perempuan itu menjadi lebih jelas. Usianya mungkin empat puluhan. Gincu dan bedak pipinya memang tebal. Atau lebih tebal di awal malam ketika dia mulai berjualan. Dan kehidupan yang amat berdebu dan jauh dari air membuat perempuan itu sewarna dengan sekelilingnya yang juga penuh debu.
”Nah, emak bangun. Emak suka ngenyot-enyot kuah mi dari kantung plastik, kan?”
Tidak ada tanggapan. Apalagi si ayah telah mendahului mengulurkan dengan tangan kanan kantung mi kepada istri atau apanya yang baru bangun. Dan ternyata semua benar; perempuan itu kelihatan sangat lahap ngenyot kuah mi instan langsung dari kantung plastik. Ada sepasang mata bocah yang begitu bening dan sejati menatap gerak mulut dan pipi emaknya yang sedang ngenyot-enyot. Lalu mata bening itu berpindah menatap wajah ayahnya. Tatapan sejati itu ingin menguji apa benar si ayah suka melihat istri atau apanya ketika perempuan itu sedang ngenyot-enyot kantung plastik seperti seorang bocah. Ternyata juga benar adanya. Mata anak lelaki usia lima tahunan itu menyala, pipinya menyala, dan kedua bibir sejatinya merekah. Dia tertawa karena melihat wajah ayahnya menjadi wajah seorang yang sedang bersuka.
”Ayah memang hebat,” teriak anak itu sambil bertepuk tangan. ”Ayah benar-benar suka melihat emak sedang ngenyot kuah dari kantung plastik. Seperti anak kecil ya? Hore!”
Si ayah bergeming, tidak mengubah arah pandangan bahkan tidak juga mengedipkan mata. Lelaki itu memandang penuh ke arah istri atau apanya yang kini duduk setengah menengadah, mulutnya tersambung dengan sempurna dengan lubang sobekan pada sudut kantung mi instan yang ada di atas wajahnya. Perempuan yang baru bangun dan masih bersolek tebal itu berusaha ngenyot kuah hingga tetes terakhir. Ada suara kecup-kecup, juga decap-decap ketika perempuan itu mencecap endapan bumbu kimia yang mengental dalam tetes-tetes terakhir kuah mi. Lalu telapak tangan kanannya menyentil-nyentil kantung plastik yang sedang dienyotnya agar remah mi yang tersisa bisa tanggal dan jatuh ke mulutnya.
Kantung plastik sudah sempurna kosong, dilemparkan oleh perempuan bersolek tebal itu ke samping dengan sikap tak peduli. Kantung itu menyangkut di ranting semak yang meranggas dan berdebu. Senyum perempuan itu membuat mulutnya seperti bagian dari sebuah topeng. Tapi dia sungguh kelihatan puas. Ada anjing kuning belang putih melintas. Tepat di kaki tonggak besi penyangga lampu sinyal binatang itu berhenti. Dia membuat gerakan sangat anggun; mengangkat kaki belakang yang kiri, pinggul dimiringkan, lalu kencing membasahi tonggak besi itu. Anak laki-laki usia lima tahunan memandangi ulah anjing itu dan tersihir. Maka anak laki-laki itu menyingkap celananya di bagian pangkal paha mau kencing juga. Tetapi dia mendadak tertegun oleh suara keras ayahnya.
”Jangan kencing di situ! Nanti kena buntalan pakaian emakmu. Tadi kamu hampir kencing dekat punggung, sekarang mau kencing dekat buntalan pakaian.”
Anak itu mengembalikan letak celananya. Dia memang tidak terdesak untuk segera kencing, tapi hanya tersihir oleh ulah anjing yang tadi kencing di sana.
”Kencing dekat punggung emak, tidak boleh. Kencing dekat buntalan pakaian, juga tidak boleh. Yang boleh di mana, Pa?”
Si ayah tersenyum. Wajahnya sungguh menampakkan wajah manusia bebas-merdeka, khas wajah warga kehidupan pinggir rel kereta api.
”Nah, dengar ini! Kamu boleh kencing di mana pun seluruh Jakarta; di Menteng, di pinggir Jalan Thamrin, di lapangan belakang Stasiun Gambir, di sepanjang gili-gili Kebayoran Baru, juga boleh kencing di Senayan. Dengar itu?”
Mata anak lelaki usia lima tahunan itu membulat. Bingung, karena dia tidak tahu di mana tempat-tempat yang tadi disebut ayahnya. Sejenak lengang. Si ayah menunggu; si emak tertawa-tawa. Dan tiba-tiba terdengar suara lelaki terbatuk dari arah belakang. Serentak ketiga warga pinggir rel itu menoleh ke belakang. Dan terpana. Di sana, pintu terdekat kereta api sudah terbuka. Atau sudah lama terbuka. Ada satu kondektur dan satu penumpang berdiri tegak. Mereka berasa sedang menonton pentas dari alam yang berbeda. Kemudian kedua laki-laki itu merapat ke sisi-sisi yang berlawanan untuk memberi jalan kepada orang ketiga yang ingin muncul. Orang ketiga adalah gadis pramusaji yang cantik seperti pramugari. Di tangannya ada kantung warna hitam, tentu berisi sampah sisa makanan. Kantung itu dilempar ke bawah dan jatuh empat meter di hadapan tiga warga pinggir rel. Nasi sisa, tulang-tulang ayam goreng, ada juga paha ayam goreng yang masih utuh, potongan daging bakar, berserakan di pelataran batu koral.
Siapa yang tahu maksud si pembuang sampah makanan dari restoran kereta api? Apakah sisa makanan itu dilempar dan ditujukan kepada tiga warga pinggir rel? Mahasuci Tuhan Yang Mahatahu. Mata anak laki-laki usia lima tahun itu menyala dan membulat ketika melihat ada paha ayam goreng tergeletak di antara serakan sisa makan. Dan anjing yang tadi kencing di dekat lampu sinyal ternyata bergerak lebih cepat. Si anak tertahan. Apalagi si ayah menekan pundak anaknya agar tidak melangkah.
Terasa ada semacam ketegangan. Anak laki-laki warga pinggir rel itu merasa tangan ayahnya dingin dan sedikit gemetar. Maka siapa yang tahu si ayah itu merasa cemas karena telah mengatakan anaknya boleh kencing di mana pun di Jakarta asal tidak di dekat punggung emaknya? Apakah kata-kata tadi didengar juga oleh mereka yang sedang berdiri di pintu kereta api?
”Mari kita pergi,” kata si ayah kepada anak dan istri atau apanya. ”Di sini kita malah jadi tontonan.”
Dalam satu menit ketiga warga pinggir rel itu berkemas. Si ayah mengambil satu kotak kardus kecil dari bawah semak berdebu yang meranggas. Si istri atau apa menyambar buntalan pakaian, dan si anak laki-laki usia lima tahunan mengambil harta kesayangannya berupa bekas antena kanopi radio. Kemudian ketiganya bergerak melawan arah datangnya kereta api. Setelah agak jauh di sana mereka tertawa-tawa.
”Tadi selagi saya masih tidur kalian bicara apa? Anak ini mau mengencingi Jakarta?” tanya si perempuan. Si ayah dan si anak berpandangan, tersenyum lalu tertawa lebih lepas. Benar, tiga warga pinggir rel itu menikmati hidup yang gembira dan merdeka.

Sumber: harian Kompas edisi 13 September 2015, halaman 27 dengan judul "Anak ini Mau mengencingi Jakarta?".

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...