Wangon adalah salah satu
kecamatan di jalur lintas Kabupaten Banyumas. Dalam sebuah sidang
paripurna saat membahas pemekaran
daerah kabupaten Banyumas , terpilih menjadi ibukota Kabupaten Bnayumas
Barat. Maka ke depan penataan kota harus
benar-benar dibnagun dari awal, mengingat Wangon belum memiliki pondasi sebagai
pusat pemerintahan. Kartena pada masa kolonial hanya bagian dari kawedanan
Jatilawang, padaa saat itu yang sudah dirancanag menjadi kota adalah
Jatilawang, sedangkan Wangon tumbuh secara alami karen alokasinya strategis
maka perkembangan cukup pesat dalam transportasi dan perdagangan. Namun untuk
dijadikan pusat pemerintahan sangat perlu untuk dibnagun pusat kota baru, yaitu
diluar pusat kertamaian saat ini. Biarlah pusat keramaian sekarang berkembang
di sektor perdagangan dan jasa.
Namun sebelum memutuskan untuk
membangun kota baru, sebaiknya mempertimbangkan berbagai hal.
1. Kota baru dibangun tentunya
dengan mengorbankan lahan pertanian, maka kota yang dibangun harus bisa menjaga
keseimbangan lingkungan , dan sebisa mungkin tetap menghasilkan produk pangan .
2. Kota baru yang dibangun harus
bisa mengatasi persoalan transportasi, kemudahan akses dari berbagai tujuan dan
tak terganggu saat arus mudik/balik.
3. Pentingnya branding, ciri khas
kota yang membedakan dengan kota lain, akan menumbuhkan imej yang kuat yang
pada gilirannya mengundang wisatawan atau pengunjung atau investor untuk
berwisata, istirahat, bertranskasi dan berinvestasi .
Poin
satu sampai dua sudah pernah say aulas dalam tulisan saya yang lain , dan kali
ini saya akan focus ke poin ketiga, branding bentuk kota .
Mengingat
du apoin lainnya, untuk menumbuhkan branding kota Wangon bisa diawali dengan
membnagun konsep kota yang berbeda dari lainnya. Yang pada saat bersamaan tetep
memelihara keseimbangan alam dan lingkungan akibat alih fungsi lahan pertanian
/ lahan hijau .
Maka
kota berkonsep Kota Hijau ini sangat penting. Bayangkan sebuah pusat kota yang
dikelilingi perkebunan hijau yang lebat, udara segar tapi memiliki suasana yang
berbeda dengan kota lain yang ada. Jadi kota baru ini dibangun dikelilingi
hutan kota disekelilingnya. Memiliki sabuk hijau . Vegetasi tumbuhan apa yang
cocok ? ini hanya pemikiran dan ide saya semata , untuk menciptakan imej yang
kuat sekaligus memberikan hasil lain yaitu produk yang bisa dimanfaatkan untuk
kesejahteraan warga. Ada 3 tanaman yang bisa dicoba ditanam sebanyak-banyaknya,
atau dominan yaitu Aren ditanam di sekeliling kota , jambe atau pinang di ruas
jalan kota . Serta aneka jenis pohon kelapa untuk taman kota . Saya yakin akan
menjadi ciri khas suatu saat nanti dengan hasil sampingan yang bisa
mensejahterakan masyarakat.
Bagiman
adnegan bunga dan aneka pepohonan peneduh lainnya ? tetap ditanam juga meski
jumlahnya tak terlalu besar , mungkin sekitar 30 % kota baru ini bisa ditanam
pepohonan lainnya seperti mahoni, asam, kalpataru , berbagai tumbuhan bunga
seperti tabebuia dan lainnya , sehingga kota tetap terlihat semarak , namun tak
kehilangan ciri khas. Nanti saya akan membahas 3 tanaman utama sebagai back
ground kota yaitu pinang, aren dan kelapa .
Tanaman
pinang, aren dan kelapa memiliki manfaat banyak bagi kehidupan kita. Sudah
sejak lama memiliki aneka fungsi pada setiap bagian tanamannya yang bernilai
jual dan bernilai ekonomi tinggi mulai dari akar, batang, dau, daun muda, bunga dan buah. Ketiganya
masuk jenis Palmae , atau keluarga palm. Mengapa saya tak memilih palm? Karena
hanya sebagai hiasan saja, atau sekedar mneghasilkan efek hijau semata, tak
bisa menghasilkan produk yang bernilai ekonomis. Kenapa bukan Kurma ? Kurma
bukan tanaman asli daerah tropis , sehingga lebih baik vegetasi alamiah yang
sesuai kondisi negara kita . Palm, Pinang dan kelapa dalam jumlah banyak jika
dimanfaatkan secara maksimal juga bisa meningkatkan kesejahteraan warga.
Misalnya lahan di kota Baru adalah milik pemerintah daerah, pemeliharaan
tanaman-tanaman ini dikoordinasi oleh dinas terkait dengan memberdayakan
penduduk , memanen hasilnya , mengolah dan memasarkan . Akar tanaman untuk
obat, sabut aren untuk perkakas, bunga aren dan kelapa untu bahan gula merah
dan sebagainya. Perlu terobosan besar , misalnya terkiat berita banyaknya
kecelekaan penderes nira , maka bisa difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan
menyediakan mobil yang dilengkapi tangga dan memebatu proses memanen kelapa
atau menyadap nira . Saya yakin pengelolaan tanaman budidaya seperti ini akan
berdampak positif baik bagi pemasukan daerah dan peningkatan ekonomi warga yang
terlibat baik secara langsung atau tidak langsung dengan aktivitas pemanfaatan
tanaman di hutan kota ini.
Lokasi pusat kota baru dimana ya
?
Simak
gambar berikut ini.
Mempertimbangakan
point satu dan dua pada awal tulisan ini , adalah pemusatan area pusat
perkantoran dan pusat keramaian kota baru dalam satu area Kawasan . Hal ini
bisa meminimalisir dampak akibat kepadatan lalu linta sjalur selatan jawa dan
seklaigus memuliki akses yang cukup mudah dari berbagai arah. Jika mmebuat pusat kota bar uke arah utara (
Jambu/ Cikakak dan sekitarnya ) diminan
perbukitan, semkain ke utara semakin tinggi dan cenderung berkembangn menjadi
daerah penopang kegiatan industri. Pemusatan kea rah selatan seperti
Pengadegan, Rawaheng juga kurang cocok karena cenderung belum berkembang merata
baik secra keramaian maupun karen ajauh dari fasilitas publik ( terminal,
pasar, akses Pendidikan).
Maka perluasan kota baru Wangon
akan berkembang kearah timur, mungkin suatu saat nanti nyambung sampai
Jatilawang .
Tapi,
itu mungkin butuh proses yang cukup lama, untuk saat ini atau dalam jangka
pendek, perluasan bisa sampai Desa Tinggarjaya sisi barat atau dikenal dengan
grumbul Kutawinangun. Dan ini yang cukup menarik, mengapa sebuah desa memiliki
arti kota yang terbangun atau kota yang dibangun? ( arti kata Kutawinangun) ,
seperti ulasan pada gambar pertama di atas , tanya jawab saya dengan warga
lokal penduduk Tinggarjaya , bahw ahal-hal diatas yaitu peluang perluasan kota
Wangon hingga desa Tinggarjaya bukanlah hal yang mustahil. Dalam hal ini tak
mempengaruhi administrasi pemerintahan desa setempat, tapi sebatas fungsi aera
untu pelayanan publik saja , seperti pusat olah raga dan sebagainya.
Mengingat
judul dari tulisan ini : Kota Baru Wangon , Sebaiknya Berkonsep Hijau dan
Memiliki Ciri Khas / Brand yang kuat ,
mungkin, bisa saja nantinya Wangon dikenal sebagai Kota Hijau, Kota Kelapa ,
Kota Aren, Kota Pinang . Bentuk fisik dari kota ini mudah kenal orang, memiliki
imej yang kuat dan memiliki daya Tarik
tersendiri. Namun, area sawah dipinggiran kota diluar Kota baru ini harus
dipertahankan dan dilindungi, karena yang dibangun adalah sebatas zona kuning
atau pun bagian dari area kota baru. Maka kedepan pembangun pusat permukiman
sebaiknya mengutamakan pembnaguna secara vertikal atau hunian vertikal, seperti
rumah susun misalnya .
Tulisan
ini hanyalah ide saya , tulisan ini
mengajak kita berpikir akan seperti apa kedepannya , khususnya terkait topik
Kota Wangon di masa depan.