Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Jejak Emas di Banyumas


Menyusuri Jejak Emas di Banyumas

RABU, 29 JUNI 2011 | 16:19 WIB
(TEMPO Interaktif, Purwokerto) - Irev Jundulloh tampak takjub. Ia terkagum-kagum dengan struktur batuan Sungai Logawa Desa Kediri Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah. Sebongkah batu yang didapatnya ia yakini mengandung emas. Diteropongnya batuan itu berkali-kali untuk memastikan.
“Prasayarat adanya emas di sungai ini sudah terpenuhi,” ujar Irev yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Rabu 29 Juni 2011.
Ia bersama puluhan mahasiswa semester enam fakultas itu, bersama dosen mereka, terjun ke kali untuk meneliti struktur batuan yang sepekan terakhir ini banyak dikunjungi pemburu emas dari luar kota. Secara teori, kata dia, batuan di sungai tersebut memang mengandung emas.
Pendapat senada juga disampaikan dosen Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Mochamad Aziz. “Lempung di sungai ini memang menunjukkan adanya emas,” katanya.
Ia mengatakan, batuan alluvial di sepanjang sungai tersebut memang mengandung Pyrite yang merupakan teman dekat emas atau Aurum. Pyrite tersebut berada pada endapan alluvial yang merupakan proses dari aktivitas vulkanik Gunung Slamet ribuan hingga jutaan tahun lalu.
Di sisi sungai, kata dia, juga terdapat endapan kuarter yang sudah berumur satu juta tahun. Di lapisan inilah emas tersebut bersembunyi. Kandungan emas tersebut, kata dia, merupakan ciri yang biasanya ditemukan di sekitar gunung berapi.
Dari aspek geologi, ujarnya, Banyumas menyimpan berbagai deposit logam yang cukup berharga selain emas. “Ada gas alam, logam mulia, dan minyak bumi,” katanya.
Hanya, kata dia, semua penelitian tersebut masih harus dibuktikan dengan alat canggih dan biaya yang mahal. Seharusnya, kata dia, pemerintah daerah bisa memanfaatkan berbagai potensi tambang yang ada di Banyumas ini. “Jejak emas di Banyumas cukup banyak, sayang belum digarap maksimal,” tutur Aziz yang bidang studinya mengambil spesialisasi mineralisasi emas tersebut.
Kepala Bidang Pertambangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Banyumas, Junaidi, mengatakan di wilayah Banyumas ada sembilan kecamatan yang mengandung emas. “Dua di antaranya sudah diekslpoitasi oleh masyarakat,” katanya.
Dua perusahaan swasta juga sudah ikut melakukan eksplorasi. Junaidi mengatakan, potensi emas memang banyak di kabupaten ini. Hanya, butuh modal besar dan teknologi canggih untuk mengetahui kandungan emasnya. Sementara, data yang ada baru menyimpulkan ada 9,7 ton emas di daerah Gumelar.
Sementara itu, penambang tradisional mengaitkan potensi emas dengan nama Banyumas. “Banyumas berasal dari kata banyu dan emas, di mana ada banyu (air) di situ ada emas,” ujar Duloh Abdulloh yang ikut mencoba peruntungan di Sungai Logawa.
Dari pantauan Tempo, penambang emas dari daerah lain tampak datang dan pergi ke sungai itu. Mereka mengaku penasaran dengan ada-tidaknya kandungan emas di kota itu. Selain dari Tasikmalaya, penambang juga datang dari Kendal, Pekalongan, Banjarnegara, dan Solo. Sementara warga sekitar yang sebelumnya menambang Pyrite, kini tampak sudah tak ada lagi.

(Merdeka.com )- Fenomena keberadaan batuan yang diduga mengandung emas di aliran Sungai Tajum di kawasan Ajibarang, Banyumas Jawa Tengah, membuat ratusan warga Desa Pancurendang berbondong-bondong turun ke sungai. Kehebohan tersebut diakui warga terjadi sejak ada beberapa orang meneliti kandungan emas di dalam batuan yang ada di Sungai Tajum.
Sejak seminggu terakhir, warga kerap mencari batuan yang diduga mengandung emas di Sungai Tajum yang melintasi Desa Pancurendang tiap hari. Dengan peralatan seadanya seperti linggis, palu dan serok, warga mengambil batuan di sepanjang area sungai.
"Dari tadi mencari emas, tetapi belum dapat banyak. Nanti, batunyanya ditutuk terus diglundung," kata seorang warga Pancurendang, Rasin (40).
Senada dengan Rasin, warga lainnya, Iyan (25) juga mengatakan mengetahui informasi batuan yang diduga mengandung emas di Sungai Tajum dari rekannya. "Tadinya dengar-dengar saja, terus dengan beberapa teman coba-coba cari emas, ya katanya terbukti," ucapnya.
Ia mengemukakan, ciri batuan yang diduga mengandung emas tersebut lebih lunak dibanding batuan pada umumnya. "Kalau batuannya agak lembek, kita ambil," ujarnya.
Meski begitu, ia mengaku belum ada larangan dari pemerintah setempat untuk pengambilan batu dari aliran sungai tersebut. Bahkan, untuk mengambil batuan di sungai tersebut, warga membuat aturan, selain warga desa setempat dilarang ikut mengambilnya.
Sementara itu, penanggung jawab Kepala Desa Pancurendang, Chudori mengakui aktivitas penambangan batu di Grumbul Tajur tersebut hanya dilakukan beberapa orang saja. Tetapi, semakin hari banyak warga yang menjadi penambang batu.
"Yang jelas, batu yang diambil belum tentu apakah itu mengandung emas atau tidak. Karena warga hanya mengambil batu terus dijual per karung kepada orang luar Pancurendang dan diolah di luar. Sehingga hasil pastinya belum jelas," jelasnya.
Namun diakui Chudori, pada akhir Agustus lalu, pihaknya telah melaporkan kegiatan warga yang melakukan penambangan batu tersebut. Hal itu karena aktivitas penambangan dikhawatirkan berdampak pada keselamatan warga dan lingkungan.

Penjelasan Pakar Geologi Terkait Penemuan Emas di Banyumas

-
(okezone) PAKAR geologi Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Mochammad Aziz, Selasa (8/9/2015) mengatakan heboh temuan emas di bebatuan tepi dan dalam Sungai Datar wilayah Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, dapat dipakai sebagai petunjuk membuka tabir “geologi dan potensi emas” di wilayah Banyumas dan sekitarnya.
Hal ini dalam kerangka geologi dan mineralisasi emas beserta tatanan tektonik yang mempengaruhi keterdapatan potensinya. "Pada kenyataannya memang ada kandungan emas di situ, dan rakyat telah menambangnya" katanya.
M Aziz mengakui, Kabupaten Banyumas dalam beberapa minggu terakhir ini dikejutkan dengan adanya berita heboh penemuan emas di sungai Datar Desa Pancurendang tersebut. Menurutnya, Desa Pancurendang merupakan daerah yang mempunyai morfologi berupa dataran hingga perbukitan dengan beberapa sungai dan anak sungai mengalir.
BERITA REKOMENDASI
Wapada, Pupuk Palsu Beredar di Temanggung
Angin Kencang Rusak Belasan Rumah di Sleman
Kronologi Perampokan & Pembunuhan Sadis Nenek Sugiyem
"Heboh emas yang ditambang rakyat dimulai tahun 2007 dengan dengan adanya penemuan potensi emas yang cukup banyak di bukit Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar. Hingga saat ini kegiatan aktivitas penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat disitu juga masih terus berlangsung. Memang
Banyumas itu kabupaten yang beberapa wilayahnya banyak mengandung emas
," paparnya.
 Hanya saja, kata M Aziz, karena yang menambang adalah rakyat biasa, maka penambangan yang ada, mulai dari yang di Kecamatan Gumelar sampai Tajur Desa Pancurendang dengan sistem paling sederhana, yakni pengolahan dengan sistem air raksa.
"Yang terjadi penambangan di Cihonje, Gancang, Paningkaban masuk Kecamatan Gumelar dilakukan dengan sistem penambangan membuat lubang bukaan secara vertikal atau biasa dikenal dengan istilah membuat sumuran (shafting), selain membuat pola lubang bukaan horizontal atau biasa dikenal dengan istilah lubang maju/ terowongan maju (tunneling atau adit). Lalu proses pengolahan menggunakan tromol (gelundung) dengan diberi “air perak” atau air raksa (quick), dan perkembangan proses pengolahan di penambangan emas rakyat yang saat ini masih tanpa izin resmi telah menggunakan bahan kimia Potassium Sianida (KCN), yang merupakan salah satu bahan kimia B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Inilah masalahnya sekarang," ungkapnya.

Masih cerita tentang Emas. 

Adalah ketika saya masih bersekolah di SD Tinggarjaya 2 kecamatan Jatilawang kelas 6. waktu itu kali Tajum juga banyak penambang emas sekitar tahun I998. awalnya beberapa orang melakukan penambangan dengan alat sederhana, berupa loyang dan sebagainya. beberapa hari kemudian orang satu kampung ikut ikutan menambang. banyak diantara mereka yang berhasil. dalam seminggu bisa dapat ratusan ribu rupiah  jauh lebih besar daripada bertani. Tapi sejak itu sungai Tajum sisi Tinggarjaya mulai rusak, banyak longsoran ditebingnya. 
Masih di tahun yang sama. Tadinya saya hanya mendengar cerita, mengira itu hanya cerita dongeng atau karangan, oleh guru matematika favorit saya alm pak Rosyad  orang Rawalo.  Beliau bercerita. Ada seorang ibu  yang sangat miskin, memiliki  anak yang masih kecil. Suaminya sudah lama tidak pulang setelah bekerja. Nah pada suatu hari ibu ini bermimpi , dalam mimpi diberitahu oleh seseorang, bahwa tak jauh dari makam, naik lagi ke gunung carilah suatu tempat, di sana ada sejumlah benda tebuat dari emas tersimpan. Nah, setelah tebangun ibu ini memebri tahu pihak yang berwenag ( perangkat desa), setelah di lakukan eksplorasi ternyata ditemukan beberapa patung Budha berbagai ukuran. ada diantaaranya berukuran besar. Desa ini adalah Cikakak, lokasi penemuan emas tak jauh dari Masjid Saka Tunggal, tapi harus naik gunung sekitar sekilo. Ini tenyata adalah kisah nyata, ketika saya dan teman sekelas diajak jalan ke sini, kami berjalan kaki dari Tinggarjaya Jatilawang ke Cikaka Wangon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...