Banyumas Corner ( Catatan Pojok Sitoneizer )

kumpulan Arsip Berita dan Informasi, Dokumentasi, Beberapa catatan/ide atau harapan, Bertujuan utama memperkenalkan Banyumas kepada masyarakat luas. Berupa Perkembangan Desa dan Kota, serta segala potensinya.

Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Senin, 15 Februari 2016

bandara komersial Banyumas Raya, Wirasaba lebih mendapat dukungan


Banyumas Raya akan memiliki bandara komersial . Wirasaba lebih mendapat dukungan. Bandara ini akan membuat kawasan ini berkembang pesat .
LIPUTAN KHUSUS - Dilema Keberadaan Dua Bandara
Foto SSCI Purwokerto.
Foto SSCI Purwokerto.





Berita Utama, SmCetak
Tahun lalu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, menjadi bandara umum/komersial. Kementerian Perhubungan menyetujui usulan itu dengan syarat dan konsekuensi cukup berat. Di satu wilayah udara beririsan tidak boleh ada dua bandara komersial.
PILIH mana, Bandara Tunggul Wulung Cicalap atau Wirasaba Purbalingga? Ganjar memilih Wirasaba sebagai bandara komersial, kendati Bandara Tunggul Wulung Cilacap sudah terlebih dahulu ditetapkan sebagai bandara komersial dan telah dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan.
Direktur Bandara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso membenarkan, Wirasaba telah disepakati akan dijadikan bandara komersial menggantikan Tunggul Wulung Cilacap.
‘’Langkah ini merespons keinginan pemerintah Jateng melalui surat Gubernur yang mengusulkan agar Bandara Wirasaba dikembangkan menjadi bandara umum/komersial,’’ katanya kepada Suara Merdeka.
Menurut Agus, perubahan status bandara umum atau komersial biasanya datang dari pemerintah daerah dan kepala-kepala daerah. Tahun lalu, kata dia, Pemprov Jateng sudah berkirim surat kepada Kementerian Perhubungan. Surat itu direspons oleh pusat dengan langkah-langkah, antara lain persiapan kajian teknis.
‘’Surat resmi yang memberikan persetujuan secara resmi belum keluar. Namun usulan itu dapat disetujui dengan catatan Bandara Tunggul Wulung ditutup sebagai bandara umum,’’ tegas pria kelahiran Solo itu. Dengan demikian, Wirasaba akan menjadi pengganti Tunggul Wulung.
Kenapa Tunggul Wulung ditutup? Menurut Agus tidak mungkin mengembangkan sekaligus dua bandara yang secara lokasi berdekatan. Jarak kedua bandara hanya 70 km. Alasan lain, pemerataan dan pengembangan Tunggul Wulung terganggu tower PLTU yang tidak bisa digeser, sehingga membahayakan keselamatan penerbangan.
Kendati demikian, Kemenhub masih melakukan kajian kelayakan Wirasaba mulai dari keperluan panjang run way, permukaan tanah dan kesiapan lahan. Apakah pemerintah tidak merugi, mengingat selama ini Kemenhub sudah menjadikan Tunggul Wulung sebagai bandara UPT? Agus mengatakan tidak merugi, karena pemilihan itu sudah berdasar keputusan matang.
Apakah keputusan ini tidak mengecewakan warga Cilacap? ‘’Kenapa harus kecewa karena yang meminta pemerintah daerah sendiri dalam hal ini Pemda Jateng. Mereka yang minta sendiri kok,’’ katanya.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustafa Djuraid mengakui sudah ada kesepakatan antara Menteri Perhubungan dan Gubernur Jateng bahwa Bandara Wirasaba akan dikembangkan menjadi bandara umum/komersial dengan catatan Bandara Tunggul Wulung Cilacap akan ditutup sebagai bandara umum.
Selanjutnya, Tunggul Wulung akan difungsikan sebagai bandara khusus untuk keperluan Pertamina atau VVIP dan pelatihan penerbangan. Bandara ini masih memiliki ruang cukup untuk didarati pesawat pesawat kecil, khususnya proppeler. ‘’Tidak mungkin keduanya difungsikan sebagai bandara umum mengingat lokasinya terlalu dekat dan ruang udara keduanya beririsan.’’
Usulan Ganjar
Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengemukakan sejumlah alasan mengapa memilih Wirasaba. Tunggul Wulung sulit dikembangkan karena halangan tower PLTU dan keterbatasan lahan. ‘’Biarkan Tunggul Wulung tetap hidup dan di sini (Wirasaba) bisa hidup.Toh, pertumbuhan Purbalingga, Banyumas, dan Banjarnegara luar biasa. Ini yang bisa untuk menghidupkan wilayah Jateng Selatan,’’ katanya.
Menurut Ganjar, Jawa Tengah bagian selatan membutuhkan sarana transportasi yang cepat, termasuk bandara. Pasalnya, prospek investasi dan industri bagian selatan bagus. Purwokerto juga sudah menjadi ibu kota Kabupaten Banyumas yang pertumbuhannya cepat. Kemudian Purbalingga ada industri pembuatan bulu mata dan rambut palsu yang sudah ekspor.
Menanggapi gangguan tower PLTU Karangkandri (PLTU Unit Jateng I), Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Tunggul Wulung Faisal Marasabessy mengakui tower itu berada di kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP). Namun semua maskapai sepakat menetapkan standar operasional penerbangan dengan cara menghindari cerobong asap itu, sehingga bisa melakukan penerbangan secara aman.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menilai, Tunggul Wulung sangat mendukung perkembangan investasi dan perekonomian di Cilacap. Bandara ini milik Kementerian Perhubungan sehingga pengembangannya ditanggung pusat.
Ada beberapa alasan mengapa Tunggul Wulung perlu dikembangkan. Pertama, kegiatan bongkarmuat sapi impor yang semula dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang akan dipindahkan ke Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap.
Untuk mempersiapkan rencana itu, fasilitas karantina hewan di pelabuhan diperluas hingga mampu menampung 6.000 sapi setiap hari. Kedua, pembangunan poros maritim akan dimulai dari Cilacap, mengingat Tanjung Intan, satu-satunya pelabuhan alam di Pantai Selatan.
Ketiga, merespons program pembangunan infrastruktur Gubernur Jateng untuk mendukung investasi di Cilacap dan Jateng selatan. Sementara itu, Pj Bupati Purbalingga Budi Wibowo mengatakan, keinginan perubahan status muncul sejak Bupati Triyono Budi Sasongko pada 2000.
Masih ada beberapa tahapan untuk mewujudkan Wirasaba menjadi bandara komersial, antara lain izin prinsip, izin pemanfaatan sebagian aset negara oleh Kementerian Keuangan selaku pemilik aset dan pernyataan bersama pemerintah daerah, Kementerian Perhubungan, Dirjen Perhubungan Udara, dan departemen terkait.
‘’Pak Ganjar juga ngotot ke pusat sampai akhirnya ada kabar segera dioperasikan menjadi bandara komersial,’’ kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Purbalingga, Setiadi.
Lebih Potensial
Menanggapi rencana itu, Komandan Pangkalan Udara Wirasaba Letnan Kolonel Nav Toni menunggu nota kesepahaman (MoU) antara Dirjen AU, provinsi dan pemda setempat. Pembangunan sarana dan prasarana bandara juga membutuhkan waktu.
Anggota Komisi B DPRD Cilacap Parsiyan mengatakan sebenarnya Bandara Tunggul Wulung lebih potensial dikembangkan menjadi bandara komersial ketimbang Wirasaba. Saat ini Tunggul Wulung sudah menjadi bandara komersial milik Kementerian Perhubungan sehingga upaya pengembangan menjadi lebih mudah.
‘’Pertumbuhan industri di Cilacap juga sangat mendukung pengembangan Bandara Tunggul Wulung. Sebab jika Tunggul Wulung dikembangkan dan pesawat besar bisa mendarat para pelaku bisnis di Cilacap akan lebih mudah mengakses Tunggul Wulung ketimbang Wirasaba.
Begitu pula para pelaku bisnis di wilayah Jawa Barat bagian timur,” kata Parsiyan. Jika membutuhkan kajian, kata dia, pusat diminta menurunkan ahli. Mana yang layak Cilacap atau Purbalingga? Pengembangan Tunggul Wulung akan memberi multiplier effect luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi Jateng bagian selatan. ìTunggul Wulung jauh lebih potensial.
Selama ini bandara ini juga sudah menjadi bandara kebanggaan seluruh masyarakat,’’ katanya Dia meminta Kementerian Perhubungan, Pemprov Jateng dan Pemkab Cilacap duduk bersama untuk membicarakan masalah tersebut. ‘’Beri kesempatan Cilacap memaparkan potensi pengembangan Tunggul Wulung dan peluang-peluang ekonominya,” katanya.
Toh, semula pengembanganTunggul Wulung tidak lepas dari kebijakan Pemprov Jateng yang menetapkan Kabupaten Cilacap sebagai pusat pertumbuhan industri di wilayah Jateng bagian selatan. Penetapan ini ditandai dengan peresmian Kawasan Industri Cilacap (KIC) di Jalan MT Haryono, Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, beberapa tahun lalu.

di Februari 15, 2016
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Bandara, Perkotaan dan Infrastruktur

3 komentar:

  1. dito24 Februari 2016 pukul 23.46

    Wirasaba lebih strategis karena di tengah2 kota2 tetangga.banyumas,banjarnegara,banyumas,wonosobo,pemalang,dan purbalingga sendiri.kalau di cilacap buntu jauh sana sini.sy dan teman2 milih purbalingga yg tepat bwt bandara komersil.hidup jateng selatan...

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  2. dito24 Februari 2016 pukul 23.49

    Wirasaba lebih strategis karena di tengah2 kota2 tetangga.banyumas,banjarnegara,banyumas,wonosobo,pemalang,dan purbalingga sendiri.kalau di cilacap buntu jauh sana sini.sy dan teman2 milih purbalingga yg tepat bwt bandara komersil.hidup jateng selatan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sitoneizer29 Februari 2016 pukul 19.07

      Terima kasih atas kunjungan nya mas • Secara logika memang seperti itu bahwa lokasi di tengah dan mudah di akses daerah lain tentu menjadi nilai lebih wirasaba. Tentu pangsa pasar otomatis lebih besar karena menyasar penduduk 5 kabupaten. Selain banyak destinasi wisata yang potensial dikembangkan menjadi level internasional tentu ini jadi pertimbangan sendiri.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...

  • Samsat Pembantu Wangon
    Di Kabupaten Banyumas unit pelayanan  Samsat ada beberapa lokasi  Yakni kantor pusat Purwokerto, DriveThru halaman rumah dinas eks Bakorwi...
  • JNE Resmikan Wangon Gateway
    Tingkatkan Kecepatan Layanan JNE Resmikan Wangon Gateway Salah satu perusahaan jasa pengiriman ekspres dan logistik nasional, JNE ter...
  • SURABANGLUS
    Bunga-bunga api kecil melentik ke udara ketika tangan Suing mengusik perapian. Tangan yang pucat dan bergerak lemah. Tengkuk dan dahi S...

Perjuangkan Pemerataan pembangunan kabupaten Banyumas

  • Perjuangkan Pemerataan kabupaten Banyumas

Mengenai Saya

Sitoneizer
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2021 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (86)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (36)
    • ►  Februari (21)
    • ►  Januari (11)
  • ►  2017 (330)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (26)
    • ►  Agustus (38)
    • ►  Juli (72)
    • ►  Juni (20)
    • ►  Mei (36)
    • ►  April (35)
    • ►  Maret (33)
    • ►  Februari (18)
    • ►  Januari (38)
  • ▼  2016 (591)
    • ►  Desember (19)
    • ►  November (40)
    • ►  Oktober (65)
    • ►  September (54)
    • ►  Agustus (82)
    • ►  Juli (37)
    • ►  Juni (39)
    • ►  Mei (63)
    • ►  April (24)
    • ►  Maret (45)
    • ▼  Februari (58)
      • Berharap Jalan Patikraja-Kebasen Dilebarkan
      • Dulu Penyadap, Kini Hidup dari Lada Perdu
      • Biro Wisata Ilegal Perlu Dirangkul
      • Underpass Jensud Terganjal Desain
      • Jalan Rusak dan Tergenang Air
      • Jalur Ajibarang-Wangon & Aliran Air PDAM Mulai Normal
      • jalan lingkar Ajibarang wangon
      • Serbuk Kayu “Disulap” Jadi Barang Kerajinan
      • Jam Operasional PKL Kota Ajibarang Diatur
      • Tapak Bima Karanggintung Tak Terawat
      • Warga Wangon Minta Penanganan Sampah Dimaksimalkan
      • Pengembangan Bandara Wirasaba Dibangun Mulai Akhir...
      • Asal mula Purwokerto
      • Taman Kranji Terganjal Lahan
      • 22 Kecamatan Belum Layak Anak
      • HUT Banyumas,KIRAB BOYONGAN REPLIKA SAKA SIPANJI
      • curug telu karang salam
      • Alun-alun Banyumas Jadi Wisata Keluarga
      • Lapas Supermaximum security Purwokerto
      • Potensi Wisata Desa Baseh Masih Terbaikan
      • Replika Saka Sipanji Bakal Diboyong ke Purwokerto
      • TDUP Dianggap Kadaluarsa Pembahasan Raperda Kepar...
      • Dipertimbangkan, Pemanfaatan Cagar Budaya
      • Koleksi Museum Naladipa Terus Ditambah
      • bandara komersial Banyumas Raya, Wirasaba lebih me...
      • Pembangunan Gedung Uji Kendaraan
      • Jalur Lingkar Ajibarang Dipenuhi Lubang
      • Semen Bima Office
      • Pasar Seni Jalan Gatot Subroto Bagian 2, di komple...
      • Pembangunan bersinergi Heritage
      • Kantor Kecamatan Banyumas Makin Menarik Warga
      • Kantor Dindukcapil Direhab 2 lantai plus basement
      • Pengembangan Bandara Wirasaba
      • Perluasan TPA Kaliori
      • PKL Ajibarang Mendesak Ditata
      • Revitalisasi PasarTerganjal Perizinan
      • Warga Tagih Janji Perbaikan Jalan
      • Cikidang Terus Kembangkan Kebun Rakyat Pekarangan
      • Cikidang Terus Kembangkan Kebun Rakyat Pekarangan
      • Pembangunan Fasilitas Taman Satria Gagal
      • outer Ring Road Purwokerto
      • Kereta Purwokerto-Wonosobo Akan lewat Wirasaba
      • Rencana Jalan TOL Pejagan /Tegal - Wangon - Cilaca...
      • BUKIT TRANGGULASIH, PESONA TERSEMBUNYI
      • Hari Jadi Banyumas , Umur Banyumas Lebih Tua 12 Tahun
      • PENGEMBANGAN Desa wisata Butuh Kreativitas
      • Antisipasi Banjir Purwokerto
      • Jalur Pendakian Baturraden Kedepankan Konsep Eduwi...
      • PKL Taman Kota Butuh Sosialisasi Regulasi
      • Sungai Tajum Tercemar Limbah Emas
      • Jalan Pasar Wangon Rusak Parah
      • Lestarikan Sumber Air Desa Karangsalam
      • Penindakan Reklame
      • Akar Glugu “Disulap” Jadi Alat Rumah Tangga
      • Jalur Windunegara-Cikakak Rusak Parah
      • Jalan Utama Wangon Penuh Lubang
      • Dikembangkan Tujuh Desa Wisata
      • Pasien Banjiri Layanan Psikologi RSUD Banyumas
    • ►  Januari (65)
  • ►  2015 (174)
    • ►  Desember (45)
    • ►  November (54)
    • ►  Oktober (37)
    • ►  September (33)
    • ►  Agustus (5)

Label

  • Arus Mudik/Balik (15)
  • Bandara (13)
  • Batik Banyumasan (20)
  • BRT (5)
  • Budaya (46)
  • Cerpen Ahmad Tohari (19)
  • Desa Wisata (30)
  • Double Track (6)
  • Drainase (2)
  • Durian (6)
  • Ekonomi (60)
  • Gula (18)
  • Heritage (36)
  • History & Story (14)
  • Info Desa (218)
  • Inspirasi & Motivasi (16)
  • Karang Penginyongan (5)
  • Kelestarian Lingkungan (80)
  • Kota Lama Banyumas (12)
  • Media (6)
  • Naruto (4)
  • Naskah Kalibening (4)
  • Panorama alam (18)
  • Panorama Urban / Skyline (5)
  • Pasar (14)
  • Pemekaran Wilayah (10)
  • Pemerintahan/Peraturan (29)
  • Pendidikan (61)
  • Pengembangan Wisata (219)
  • Perkotaan dan Infrastruktur (291)
  • PKL (7)
  • Purwokerto (210)
  • Puskesmas (5)
  • RDTRK (9)
  • RSUD (6)
  • Ruang Terbuka Hijau (48)
  • Saintek (5)
  • Serba Serbi (70)
  • Tajum (19)
  • Teori (3)
  • TOL (8)
  • Trotoar (4)
  • UKM (76)
  • Underpass (11)
  • Wangon (74)

Laporkan Penyalahgunaan

Kota Lama Banyumas

Awal Kota Baru Purwokerto

Instagram

Logo versi saya,

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kursito Nerosuke (@sitoneizer) pada Agu 17, 2017 pada 6:13 PDT

Tweet

Faktor awal berkembangnya Purwokerto didorong oleh KAI Daop V , RRI dan Unsoed

— Banyumas Corner (@Sitoneizer) August 9, 2017

Data Masuk Per 26/10/2016

Flag Counter

Total Tayangan per 27-08-2015

INSPIRASI & MOTIVASI

  • https://sitoneizer2.wordpress.com/

Skyscrapercity Banyumas Raya

  • Banyumas Raya Forum Projects and Development

Ruang Iklan

RSUD Banyumas

  • RSUD Banyumas

Skyline Kota Purwokerto

  • Skyline Kota Purwokerto

Translate

Skyline Kota Purwokerto

  • Skyline Kota Purwokerto

Skyline Kota Purwokerto

  • Skyline Kota Purwokerto
  • Statistik Penayangan Blog
  • REDAKSIONAL

Cari Blog Ini

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.