Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Kamis, 08 Maret 2018

Sulam Ngapak Jadi Ikon Baru Kerajinan Banyumas

image
TIGA perempuan Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, tetap fokus dan konsentrasi menyulam kain, meskipun di gerai UMKM Purwokerto banyak pengunjung berseliweran melihat aneka produk makanan dan minuman olahan serta kerajinan, Selasa (6/3).
Ketiga perempuan itu mendemonstrasikan serta mengenalkan kerajinan sulam ngapak kepada masyarakat. Sulam ngapak merupakan produk kerajinan baru yang dibuat dengan ciri khas seperti batik dan memiliki pakem. "Ini merupakan kerajinan tangan yang memerlukan keterampilan dari berbagai macam jenis sulam dijadikan satu," kata mentor kerajinan tangan sulam ngapak, Cocos Trisada.
Sulam ngapak dengan jenis kerajinan sulam biasa berbeda jauh. Sulam biasa hanya memanfaatkan satu jenis sulaman saja, seperti benang sulam. Sedangkan sulam ngapak menggunakan lima jenis sulaman, meliputi sulam payet, benang, bahan perca, puta dan sulaman jepang. Lima jenis sulaman ini diaplikasikan menjadi satu. Ini menjadi pakem sulam ngapak.
Bahan dasar kain untuk sulam adalah karung yang diperuntukkan khusus kerajinan. "Itu yang membedakan, jadi ada aturan dalam mengkreasikan sulam ngapak ini. Contohnya sulaman daun yang berdekatan harus ada tiga jenis sulam dan tidak boleh sama, seperti harus ada sulam payet, sulam benang dan pita," katanya.
Cocos mengemukakan, kerajinan tangan ini menjual keunikan sebuah produk. Aplikasinya banyak, selain untuk tas, lukisan, baju, kebayak atau gamis muslim, juga dapat dikreasikan untuk box tisu, sepatu dan aksesoris bros. Adapun motif sulam ngapak ini diantaranya, motif bunga, binatang, abstrak serta kaligrafi. Motif ini akan terus berkembang dengan menggunakan ide-ide liar yang lebih menarik dan unik.
Sulam ngapak merupakan produk baru ditekuni oleh masyarakat di Desa Karangtengah, Desa Tipar Kecamatan Rawalo dan Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng sejak empat bulan lalu. Sampai saat ini sudah ada 232 warga yang menekuni. Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga. Bahkan, saat ini banyak desa yang meminta kegiatan pelatihan membuat sulam ngapak. "Ini produk baru tapi responsnya positif.
Banyak ibu rumah tangga yang ingin dilatih membuat sulam ngapak," kata Cocos yang juga menjadi ketua DPC Gerakan Kewirausahaan Nasional Banyumas. Selain itu, peluang pasar prospektif. Selama dijual melalui media online, permintaannya datang dari luar daerah, seperti Sulawesi bahkan dari luar negeri seperti Prancis, Belgia dan Amerika. "Konsumen tersebut menilai kerajinan ini unik. Mereka juga penasaran nama sulam ngapak," katanya.
Harga kerajinan tangan ini bervariasi, seperti kerajinan tas dibandrol mulai Rp 250 ribu per pieces, box tisu Rp 100 ribu, sarung bantal Rp 125 ribu dan lukisan berkisar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Mahalnya harga disesuaikan dari tingkat kesulitan dan keunikan kerajinan sulam ngapak. Saat ini produksi per bulan masih belum optimal karena masih tahap awal atau baru sekitar 100 item produk. Padahal daya serap penjualannya tinggi dan kerap kewalahan ketika mendapat order dari konsumen.
Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mengoptimalkan produksi, kini Cocos sering memberikan pelatihan kepada masyarakat yang ada di desa-desa wilayah Banyumas. Hal ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi kalangan perempuan. "Di samping itu, harapannya sulam ngapak ini menjadi icon produk terbaru di Banyumas selain batik," katanya.
Warga Desa Karangtengah, Ira (37), mengaku pelatihan menyulam memberikan pengalaman untuk dapat menggali potensi dalam mengekspresikan diri melalui kerajinan sulam ngapak. Di samping itu, apabila pekerjaan ini ditekuni dengan baik maka akan menghasilkan pendapatan. "Saya ibu rumah tangga. Saat ini masih belajar, tapi tidak menutup kemungkinan nantinya pekerjaan ini akan mendatangkan penghasilan," katanya.
sumber Suara Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...